Bab 03

24.1K 2.5K 238
                                    

*Cerita ini sudah mengalami perubahan dalam versi cetak // sudah dibukukan*



ceklek!

"Kau datang?"

Tangan lelaki itu masih bergerak, mendorong knop pintu agar tertutup kembali. Lalu memandang senyum kecil wanita yang bersuara tadi. Sebelum akhirnya membuang pandangan pada secercah cahaya dari lambaian tirai di jendela.

Sisi wanita itu tahu, apa yang tengah tergambar di ekspresi Taehyung adalah jawaban jelas atas pertanyaan yang belum sempat terucap. Dan Taehyung tahu ada cinta besar yang terlukis di sana, pada diri Ye Eun.

Kapan Taehyung tak begitu menyadari cinta wanita itu? Sehari? Dua? Atau setahun? Entahlah, namun yang pasti Taehyung baru sadar hari ini, dari bagaimana Ye Eun menatapnya.

"Eum."

Ye Eun melihat siluet Taehyung yang seperti biasa, dan dirinya tetap akan mencintai lelaki seperti biasanya pula. Tak akan ada yang berubah, tapi sesuai dengan apa yang Ye Eun pernah katakan dulu, pada suatu waktu tepat saat mereka belum mengikrarkan janji suci, bahwa dirinya akan sembuh dan membuat Taehyung mencintainya. Atau memang tepat pada suatu hari nanti. Saat cinta Ye Eun memang harus segera berakhir. Sampai hari itu tiba, Ye Eun akan tetap mencintai suaminya.

Belum sempat lelaki itu duduk, seorang perawat mengetuk pintu, tersenyum sembari berkata jika Ye Eun sudah bisa pulang. Dengan perjanjian Ye Eun harus rutin menjalani terapi maupun pengobatan lainnya.

Awalnya, Taehyung hanya diam, namun ketika si suster meminta untuk Taehyung membantu Ye Eun mengemasi barang-barangnya, dengan gerakan berat Taehyung mau membantu.

Ye Eun terus melirik Taehyung yang tengah melipat beberapa pakaiannya, memasukkan ke dalam koper kecil dan tersenyum kemudian. Rasanya seperti mimpi melihat Taehyung melakukan hal itu, tapi nyatanya Taehyung benar-benar tengah melakukan hal tersebut. Meski dengan sifat dinginnya.

Setelah selesai, Ye Eun mulai bangkit dari duduknya, berjalan pelan dengan bantuan tepi ranjang agar tak membuatnya terjatuh menuju kursi rodanya. Meski sempat merasakan ngilu di bagian pinggangnya, Ye Eun tak terlalu peduli, ia bahkan sudah teramat senang ketika Taehyung berada di dekatnya saat ini. Melakukan ha yang sebelumnya tak pernah dipikirkan Ye Eun. Ia sangat bersyukur.

Saat hendak meraih kursi roda itu, jantung Ye Eun berdetak kencang kala Taehyung sengaja menyentuh lengannya dan menuntunnya untuk lekas duduk ke kursi itu. Dan jangan abaikan saat hanya Ye Eun yang terjebak pada aroma Taehyung bahkan dengan napas lelaki itu saja. Sunguh, celakalah Ye Eun karena hanya ia seorang yang merasakan tersebut, sementara Taehyung sama sekali tak tampak merasakan hal yang sama.

Ye Eun menyimpan senyumnya sebagai tangis, apakah harus sakit dulu sampai Taehyung bisa berada di dekatnya seperti ini? Lalu bagaimana jika dirinya mati saja? Apakah Taehyung akan mecintainya?

Kendaraan hitam metalik itu berhenti tepat di sebuah rumah besar minimalis. Rerumputan yang menghampar luas layaknya permadani langsung menjadi ajang sambutan, beberapa pohon yang tumbuh kokoh pun tampak berjejer di sepanjang jalan dari pintu gerbang utama sampai pekarangan rumah kesan jika ini adalah perumahan mewah ini. Beberapa titik di antara luasnya tanah itu pun di tata dengan sangat apik. Memberi kesan jika pemilik rumah ini adalah orang yang paling kaya di daerahnya.

Tapi, jauh dari kemewahan itu, tak ada senyum dari sudut bibirnya. Bibir yang memang telah bungkam dari dulu, ekspresi beku yang tak pernah mencair, semua itu dipertunjukkan Taehyung sedari tadi. Membuat Ye Eun yang duduk di sampingnya terus menerus bergelut dengan pikirannya.

My Cold Husband [KTH Ver]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang