Chapter 22 - Memalukan

5.6K 309 20
                                    

Semoga kalian suka ceritanya..
Maaf masih banyak typo bertebaran..

***
Hari sudah pagi saat Ziovan bangun dan menemukan Reyna tertidur menungguinya. Dia memperhatikan gadisnya yang terlelap dengan wajah damai sambil membelai rambutnya sayang.

Ziovan selalu suka melihat Reyna seperti ini. Baginya Reyna adalah malaikat, malaikat yang membuatnya berani untuk memulai hubungan setelah kepercayaannya terhadap sebuah hubungan hancur karena orang terdekatnya sendiri.

Baginya Reyna adalah sosok yang berbeda dari orang lain, sosok yang selama ini ia cari untuk bisa melengkapinya.

Ya, memang dia belum berani menyimpulkan apakah dia sudah jatuh cinta kepada gadis itu atau belum. Karena menurutnya, ini masih terlalu dini baginya juga bagi gadis itu.

Toh, dia juga sudah janji pada Reyna bahwa mereka akan menjalani hubungan ini tahap demi tahap yang wajar.

Meskipun prosesnya terlalu cepat, tapi dia yakin hubungan ini akan berhasil dan memberikan Ziovan dan Reyna sebuah kebahagiaan yang belum pernah mereka dapatkan. Entah mengapa, dia punya keyakinan yang kuat akan hal itu.

Pintu toilet terbuka membuat Ziovan tersadar dan menoleh ke arah pintu, lalu keluarlah Jason dengan wajah yang sudah segar.

"Lo udah bangun?" kata Jason langsung.

Refleks Ziovan meletakkan telunjuknya di depan bibir, mengisyaratkan agar Jason tidak berisik karena Reyna masih tidur.

"Maaf," kata Jason pelan lalu menghampiri tempat tidur Ziovan. "Kalian nggak papa kan, kalo gue tinggal? Ada urusan di kantor yang harus gue tangani."

"Pergi aja!"

Setelah Jason pergi, Ziovan kembali memperhatikan Reyna. Menyentuh pipi gadis itu dan mengelusnya pelan hingga Reyna refleks meraih tangan Ziovan.

Ziovan pikir Reyna akan terbangun atau menyingkirkan tangannya. Tapi ternyata dugaannya salah, Reyna malah menggenggam tangannya, membuatnya tersenyum miring.

Tiba-tiba pintu terbuka dan muncullah Melly bersama Sofia.

"Ziovan, kamu-" Melly menghampiri anaknya dan berhenti bicara saat Ziovan melirik Reyna.

Melly dan Sofia kompak melihat ke arah Reyna yang masih tidur dengan menggenggam tangan Ziovan di pipinya, membuat mereka tersenyum.

"Yaudah, mom sama momnya Reyna tunggu di luar ya?!" kata Melly sepelan mungkin lalu meletakkan makanan yang tadi ia bawa di meja samping tempat tidur. Kemudian keluar bersama Sofia.

Ziovan baru akan lanjut memperhatikan gadisnya tapi terganggu dengan kedatangan dokter yang akan memeriksanya.

"Selamat pagi, Mr. Russell!" sapa dokter itu membuat Reyna terbangun dan menemukan tangannya yang menggenggam tangan Ziovan di pipinya, refleks dia melepaskan tangan Ziovan.

"Permisi, saya ingin memeriksa Mr. Russell."

"Oh, silakan dok!" Reyna buru-buru menyingkir dan berlalu menuju toilet.

"Kenapa aku bisa menggenggam tangannya, bukannya tadi malam dia yang menggenggam tanganku? Ahhh... memalukan sekali," kata Reyna di depan cermin. Tadi dia sempat melihat suster menahan senyum sebelum ia masuk toilet.

Reyna mencuci wajahnya agar lebih segar sebelum keluar. Saat ia keluar, dokter dan suster yang memeriksa Ziovan tadi sudah tidak ada.

"Kak Jason kemana?" tanya Reyna saat sadar kakaknya tidak ada.

"Kantor."

"Mau makan apa? Biar aku yang beliin." tawar Reyna karena mungkin Ziovan tak akan suka dengan makanan rumah sakit.

My Destiny With You [Completed] TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang