"Mereka menemukan kesalahan pada kamera pengawas dan ada perubahan pada kode pengaman."

Tim Mercuri yang sudah setengah jalan memutuskan untuk mengubah rencana. Sasuke merapat ke salah satu jendela yang tertutup. Dia memecahkan kaca dengan siku, menimbulkan suara pecahan yang nyaring, disusul dengan suara benturan pelan ketika dia melompat masuk ke kamar tidur yang kosong. Tidak ada gunanya menyerbu dengan diam saat ini, semua sudah tahu mereka menyusup.

"Kau, kau, dan kau," Sasuke menunjuk Kiba, Karin, dan Neji yang baru mendarat dengan kedua kaki, "bereskan lantai dua."

Karin menyipit, "jadi kau mau bersama Sakura saja?" dia berusaha tidak terdengar menggoda saat mereka kini berada di situasi serius, murni hanya bertanya.

"Gadis itu dan aku punya urusan yang sama."

Sakura tahu maksudnya. Dia tidak berkomentar banyak, tangannya sudah menggenggam pistol dengan kondisi siaga sembari menyusul langkah Sasuke. Mercuri terpecah menjadi dua. Karin dan yang lain membersihkan jalan sementara Sasuke dan Sakura akan melakukan reuni kecil dengan kakaknya. Dua orang itu bergerak keluar dari ruangan, mencari tangga yang menghubungkan dua lantai.

Derap langkah kaki semakin terdengar. Tugas tiga orang itu adalah menghalangi gangguan apapun pada Sasuke dan Sakura yang sedang mencari si bajingan merah.

Karin menunduk ketika peluru terlontar dari arah tangga dengan asal. Tampaknya para penjaga sudah mulai bergerak. Dia merapat pada pintu dan mendecih, peluru sialan itu hampir mengenai matanya padahal mereka baru melakukan misi.

Di sebelahnya ada Neji dan Kiba yang juga sedang merapat. Mereka masih menunggu waktu yang tepat. Ketika derap langkah itu mendekat, tiga orang bertopeng itu keluar dari balik pintu, menodongkan senjata api di depan wajah, berjalan menantang lautan peluru yang seketika mengarah kepada mereka.

Desing peluru terdengar bertubi. Ini tidak akan menjadi malam yang tenang.

-

Ino melepaskan lingkaran lengannya di leher salah seorang pengawal yang kini jatuh tersungkur setelah mendapat sengatan di leher. Badan tidak sadarkan diri bertambah, tapi yang datang juga semakin banyak.

Mercuri yang lain sedang mengurus pion-pion Sasori, menahan mereka semua agar tidak mencapai lantai tiga. Sesuai laporan, Sasuke dan Sakura sudah bergerak ke sana. Yang menjadi fokus mereka adalah melenyapkan personil PDO.

"Down!" Shuzumi berteriak ketika dia melempar tabung kecil. Mereka menunduk ketika benda itu meledak, bom cahaya menyilaukan para penjaga, mempermudah mereka melumpuhkannya satu per satu.

Namun ternyata anggota-anggota PDO bukan orang yang bisa diremehkan. Mereka masih saling baku hantam, mencoba saling menjatuhkan.

Tenten menghindari tinju lawan yang mengincar wajahnya. Gadis itu mundur beberapa langkah sebelum dengan gesit melakukan tendangan memutar, mengenai dengan telak wajah pria yang jauh lebih tinggi darinya, membuat pria itu terhuyung mundur.

"Oh tidak," Tenten berucap keras. Melihat sosok lain yang berdiri di undakan tangga dengan tatapan horror.

"Machine gun!" Dia menyerukan teriakan peringatan pada rekan yang lainnya. Wanita asing itu mengangkat machine gun di tangannya, kemudian tanpa berkata apapun menembakkan rentetan peluru dengan beringas.

Shuzumi melemparkan bersembunyi di salah satu kabinet. Gadis itu mencari-cari rekannya. Dia melihat Ino dan Suigetsu merunduk, selamat dari serangan peluru yang bertubi. Siapapun yang sedang mengangkat senjata mematikan itu benar-benar sudah kehilangan akalnya. Bahkan wanita itu tidak peduli ketika rekan PDO-nya menjadi sasaran tembak, terbaring dengan tubuh berlubang di lantai sementara mereka aman—

Sweet RevengeWhere stories live. Discover now