4

13.9K 962 16
                                    

There is no such thing as Innoncent people. They just not found their true-self, yet.

-SweetRevenge-
Chapter 4
.
.
.

Seorang anak perempuan dengan rambut nya yang berwarna unik memeluk dirinya disudut ruangan. Mata nya mengeluarkan liquid bening untuk kesekian kalinya hari ini. Dia terluka. Ringisan kecil terdengar ketika angin mengenai kulitnya yang menganga akibat luka lebar itu. Dia hanya mampu menahan tangisan karena dia tau, dia akan jadi lebih buruk bila bersuara.

"Tou-san.." gadis itu berbisik lirih. "Perih.."

Dia tau tidak ada yang bisa menjawabnya. Sang Ayah baru saja pergi melakukan perjalan bisnis bersama ibunya dan dia sendirian dalam rumah besar yang selalu dingin. Pipinya merona, bukan karena tersipu, namun karena baru menangis hebat hari ini. Hidungnya juga memerah dan giginya bergemeletuk. Dia kedinginan.

"Hiks.. perih Tou-San.." Sakura memeluk tubuhnya semakin erat, "dingin..sangat dingin."

Dia mengatupkan mulutnya takut ketika mendengar suara langkah kaki mendekat. Dia menyembunyiman wajahnya diantara lipatan tangan dan berharap dia bisa menciut atau hilang dari muka bumi.

"Dimana kau anak nakal?!" Pekik sosok yang merupakan mimpi buruk dini bagi gadis itu.

"Kalau kau mau main petak umpet, harusnya bilang dari tadi! Aku sangat suka bermain!" Sakura bisa membayangkan sosok itu menyeringai seperti biasa. Dia gemetar ketakutan.

Jantungnya berdegup tak karuan saat langkah kaki itu terdengar mendekat dan berada disekelilingnya. Dia merapal doa, berharap untuk tidak ditemukan.

"DAPAT!" 


Sakura terbangun dari tidurnya dengan peluh membasahi tubuh. Mimpi yang sama. Mimpi buruk yang sama selama dua puluh tahun hidupnya yang akan selalu membangunkannya dengan cara yang sama.

Dia tidak melakukan apapun selain memcengkram erat selimut dan berusaha mengatur nafasnya. Setelah berapa menit berlalu baru disadarinya dia telanjang dan berada di ruangan yang asing.

Dia melirik Sasuke dan sorot matanya berubah dingin. Dengan tertatih, wanita itu memungut bajunya yang berserak di lantai dan berjalan menuju kamar mandi. Dia butuh air. 

OoO

Sasuke menatap datar layar komputer yang menyala. Pria itu baru saja membuka e-mail dan sekarang sedang membaca laporan yang baru saja dikirim oleh adik bungsunya.  Wanita yang berada dalam bayang musuhnya itu tidak menunjukkan tindak apapun yang cukup mencurigakan, setidaknya untuk sekarang ini.

"Sialan.." Sasuke mendesis pelan, kemudian memijat pelipisnya. Dia harus segera mencari lebih banyak alternatif untuk menjatuhkan Haruno, menarik dinasti itu ke dasar sehingga tahu bagaimana yang ia rasakan dulu kala. 

Terdengar suara ketuka di pintu ruang kerjanya, "masuk," titahnya dengan suara monoton.

Seorang gadis bercepol menampakkan kepalanya dari pintu yang terbuka. Tenten membungkuk dan masuk keruangan Sasuke, "Maaf mengganggu Sasuke-sama. Ada yang perlu kau ketahui."

Sweet RevengeWhere stories live. Discover now