5

11.6K 860 26
                                    

Don't trust what you see. Even salt look like sugar.

OoO
.

Naruto duduk dengan tegak di hadapan sederet layar yang menyala. Jemarinya bergerak dengan lincah di permukaan keyboard, matanya menelusuri deretan angka dan kode yang sedang ia pecahkan. Beberapa menit berkutat di sana, senyum kecil mengembang di sana. Dia berhasil mengambil alih kamera pengawas mansion Haruno. 

"Mercuri , pintu depan aman," dia mengawasi Kiba, Ino, dan Suigetsu yang langsung mengendap menuju pintu depan setelah aba-abanya. 

"Uranium, sayap barat, clear." Rombongan Sasuke mulai bergerak sesuai aba-abanya. 

"Periksa kondisi lantai dan penjagaan, laporkan segera," Sasuke memerintah dengan suara rendah. Naruto mengamati salah satu layar yang terhubung kamera pengawas, mendeteksi keberadaan anjing penjaga haruno tidak sulit. 

"Lantai satu tiga belas, lantai dua sembilan, lantai tiga dua belas. Masing-masing berjaga di koridor dan kamar-kamar."

"Mercuri, tangani lantai satu dan dua, kami akan ambil sisanya."

Naruto memusatkan pandangannya di depan layar, mengawasi pergerakan tim dengan adrenalin yang menggebu. Hinata dan Shikamaru berada di dalam van yang sama dengannya. Mereka hanya diam dan  mengawasi sekeliling, memastikan tidak ada yang mengganggu misi malam ini. 

Ini akan menjadi malam yang panjang. 

-


Sasuke menajamkan matanya dan mengintip dari balik tembok sementara Tenten dengan hati-hati menjatuhkan salah satu penjaga yang mereka temui. Timnya bergerak masuk melalui balkon lantai dua yang tembus ke dalam salah satu kamar kosong. Dua orang penjaga berada di depan pintu, tetapi keduanya sekarang dibaringkan di dalam ruangan dalam kondisi tidak sadarkan diri.

Mereka mengendap menyusuri koridor. 

"Uranium in," Neji berbisik, mengonfirmasi keberadaannya pada Naruto.

"Aku bisa melihat kalian dari sini. Jalan terus sepanjang koridor, belok kanan menuju ruang baca, dari sana ada tangga menuju lantai tiga."

Mereka bergerak dengan ringan dan hati-hati. Tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Langkah Sasuke berhenti ketika rombongan berada di ruang baca.

"Tiga orang tinggal dan periksa tempat ini," perintahnya pada anggotanya yang mengangguk cepat dan langsung berpencar. Sisanya akan memeriksa lantai kedua.

"Uranium, ada sekitar enam orang berjalan ke posisi kalian," suara Naruto terdengar jelas di telinga mereka. Sasuke melirik Neji yang langsung mengeluarkan benda lonjong yang berkedip merah.

"Roger that."

-

Tujuh orang berseragam hitam itu berjalan dengan mata mengawasi sekeliling. Pintu-pintu ruangan tertutup dan koridor benar-benar kosong dan beberapa lampu sudah dimatikan.

Rombongan pria itu terhenti ketika mereka melihat sebuah benda lonjong seukuran jari terlempar dan menggelinding di depan mereka. Benda itu berwarna perak dan memiliki sinar merah kecil yang berkedip semakin cepat.

"Apa-apa—"

Benda itu terbuka, menjadi dua bagian. Dari sana keluar asap tipis berwarna putih yang langsung melingkupi pengelihatan mereka. Satu per satu terhuyung jatuh. Orang-orang itu mengejang dengan perasaan mencekik di leher mereka. Meringkuk di lantai dengan mata merah berair.

Sweet RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang