0.41 - The Bomb

106K 13.2K 5.6K
                                    



"Ryan!" panggil Erin melangkah menuju pinggir lapangan basket, membuat pemuda jangkung yang sedang bermain bersama teman-temannya itu berhenti dan menoleh.

Aryan mengangkat alis. Segera menghampiri Erin dengan kening berkerut karena tumben-tumben Erin mendatangi sendirian langsung ke lapangan begini. Biasanya ada saja yang ia perintahkan datang.

"Laporan prestasi lo udah beres? Nilai kepribadian lo masih C minus, seenggaknya ekstrakurikuler sama prestasi lo A buat nyelamatin nilai," kata Erin membuat Aryan merutuk mendengarnya.

"Kan lo bisa minta ke June laporan basket," kata Aryan malas.

"Ya tambah lagi kali Yan, lo tambah-tambahin kek displin atau kerajinan lo di basket," kata Erin mengomel.

Aryan mendecak, "kemaren laporan gue sama Virgo."

Erin mengerutkan kening, berpikir sesaat. "Kayaknya Virgo belum balik deh, tadi dia pamit duluan ke kelas. Mungkin masih di sana, datangin gih."

"Ck, nggak bisa nanti aja?" keluh Aryan menolak.

Erin langsung mendelik, "lo mau tinggal kelas?!"

Melihat itu Aryan melengos. "Iya iya," katanya menurut, setengah terpaksa. Pemuda jangkung itu menoleh kea rah lapangan. "Gi nanti bawain tas gua!" perintahnya sebelum beranjak dan melangkah pergi dengan cepat.



Aryan melangkah cepat sambil misuh-misuh. Udah tinggal sebulan sekolah aja masih ribet gini. Padahal ya kalau Pak Jay tuh baik, bisa aja dibikin-bikin tuh nilai Aryan A+ semua. Bikin ada kerjaan aja sih.

Aryan masih menggerutu sebal memasuki kelas. Beberapa murid baru saja pergi bergegas pulang karena kegiatan bebas –hanya remidi perbaikan nilai atau kegiatan klub-. Melihat Virgo juga bersiap pergi Aryan segera menghampiri cowok tampan itu sampai ke mejanya di depan.

"Go, entar dulu," tahan Aryan membuat Virgo yang sedang merunduk pada layar hape jadi mengangkat wajah. "Lo bawa laporan ekskul gue nggak?"

Virgo mengernyit, "kenapa?" tanyanya malas sambil menaruh tas ransel ke meja. "Nilai lo masih kurang? Gue udah mau balik, kelas kosong gini."

"Bentar aja elah," ucap Aryan merapat ke depan meja. "Manja bener lo ditinggal sendirian aja ngomel," katanya membuat Virgo mencibir.

"Go, duluan!" teriak Tavisha yang sudah di ambang pintu.

"Bentar Ta!" tahan Virgo, yang kemudian mendecak melihat Tavisha sudah ngeluyur pergi menyusul yang lain. "Ck, laporan lo cuma kertas aja anjir nggak tau kebawa apa nggak," katanya membuka tas sambil merogohnya mencari.

Aryan melihat itu juga jadi tak sabar. Langsung maju mengambil alih tas merah marun Virgo begitu saja.

"Lama lo anjir," omelnya mengeluarkan isi tas ke atas meja membuat Virgo membelalak panik.

Virgo mendecak sebal beberapa isi tasnya keluaran tak beraturan, dengan tangan yang segera cepat mencari kertas-kertas yang bertumpuk tak rapi di sana. Entah kertas ulangan, formulir data murid, kertas MPK, sampai laporan ekskul kels.

"Makanya dijadiin satu!" omel Aryan masih sempat mengajari. "Kan jadi kalau—"

Ucapan pemuda itu berhenti begitu saja. Ia tersentak, terpaku saat tangannya tak sengaja menyibak buku Virgo di atas meja. Membuat buku itu terjatuh ke lantai, refleks Virgo berjongkok meraihnya. Di saat Aryan meraih benda yang mengunci pandangannya.

2A3: Attention ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang