Chapter 20

45 3 0
                                    

Jika pada akhirnya kau ingin meninggalkanku
Janganlah membuat rindu ketika pertama bertemu
~

Aku rela ngasih kamu ke pengemis. Toh dia lebih membutuhkan.
~
Sudah 1 bulan Dita tidak berkomunikasi dengan yoga. Gadis itu sungguh merindukan tingkah laku yoga yang selalu dapat membangkitkan semangatnya. Meski tidak ada kata putus tetapi Dita sudah tau kalau yoga tidak lagi menginginkannya. Lihat saja, yoga selalu asik berdua duaan tanpa memperhatikan Dita yang selalu memperhatikannya. Yoga nggak pernah ngechat lagi. Ketemu aja senyumnya kecut kaya ketek.
Setiap yoga ingin berdialog dengan dita, Kayla dengan judesnya melarang yoga. Sudah layaknya istri yang takut suaminya selingkuh.
Di kelas
Dita tak henti hentinya menatap yoga dan Kayla di meja pojok seberang sana . Mereka terlihat Asik bercanda gurau.
"Makin nempel aja sih tuh yoga sama Kayla" kata Icha.
"Mereka kepisah kok. Badannya gak nempel. Emang di kasih lem ya?" Kata Veina yang membuat Dita,Affan, Riko,dan Icha tertawa.
"Bukan gitu sayang, maksudnya mereka berdua makin deket hubungannya." Kata Affan menjelaskan dengan lembut.
"Dih sayang sayangan. Cemburu gue fa" kata Dita.
"Jangan cemburu Dita sayang" kata Affan.
Veina langsung meneteskan air mata. Meski Affan hanya becanda kepada Dita namun Veina emang anak yang lembut banget. Agak lembek sih jadi cengeng gitu.
"Vei AA Fandy cuma becanda kok. AA Fandy gak mungkin suka sama Dita. Dita cuma masa lalu yang gak penting." Kata Fandy sambil menyeka air mata Veina.
"Anjir Lo fan. Mulut Lo!" Kata dita. Tak terima.
"Fandy nakal banget ih kasian tau dita " kata Veina sambil tersenyum.
"Tuh cha, kamu harusnya jadi polos dong kaya Veina kan imut" kata Riko.
"Emang cabe cabean Lo yang segudang itu ada yang imut imut? Paling amit amit."
"Ada kok. Kamu yang imut imut"
"Oh jadi Lo ngatain gue cabe cabean?" Kata Icha sambil mengangkat sneakers Nikenya.
"Ampun sayang. Ya masa kamu aku katain cabe ,ya gak mungkin lah. Di pegang rambutnya aja langsung kaya macan ngamuk" kata Riko mengangkat kedua tangannya.
"Apa macan ngamuk? Berani Lo ya" kata Icha sambil menarik telinga Riko. Riko hanya meringis kesakitan. Sedangkan yang lainnya hanya tertawa. Kecuali Dita. Dita masih ngelamun dan termenung. Dia masih bingung, dengan apa maksud yoga seperti itu. Jika memang benar yoga suka dengan Kayla mantannya, dia bisa kan menjelaskan ke Dita . Jadi, Dita nggak merasa di gantung seperti ini. Rasanya hati ini pengin nglepasin biar jatoh aja sekalian. Di gantung bikin pegel.
“woyy Dit “ kata Icha .
“apaan sih lu?” kata Dita kaget.
“nah Lo dari tadi bengong terus, ngelamun apaan? Ngelamunin pacar yang di rebut orang ya?” kata icha.
“Gak lucu banget tau cha” kata Dita malas.
“Biar gue kasih pelajaran aja apa tuh Kail pancing?” kata Icha sambil beranjak dari tempat duduknya.
Dita menahannya.
“Ga usah cha. Ntar ga ada bedanya dong gue sama Kayla kalo gitu? Sama sama kayak ngejar ngejar si Yoga. Ogah deh gue” kata Dita.
“bener tuh cha kata Dita. Takdir itu udah di bikin. Kalo emang takdirnya Dita sama yoga ya tinggal jalanin aja , walaupun, jalannya agak berkelok-kelok” kata Veina.
“iya sih Vei.” Kata dita.
*Kruyuk kruyuk*
“Suara apa tuh? Fandy perut kamu bunyi ya?” kata Vei sambil menatap Affan.
“hehe. Iya laper banget. Ke kantin yuk” kata Affan.
Mereka berempat berdiri tanda setuju.
“yuk Dit ke kantin” ajak Icha saat melihat Dita yang masih malas untuk berdiri.
“Tapi gue ke WC dulu ya. Lo pada duluan aja ntar gue nyusul “ kata Dita.
“Em Ok deh” kata Icha mengerti.
Kedua pasangan tadi pergi ke kantin . Tak berselang lama Dita pun beranjak pergi ke WC. Dia berniat mencuci mukanya yang terlihat pucat. Mungkin terlalu banyak pikiran. Sebenarnya pikirannya hanya 1 orang saja namun sangat memusingkan.

Ketika Dita sedang mencuci mukanya, suara langkah kaki dari flatshoes mendekatinya. Terlihat dari kaca kamar mandi seorang perempuan yang sedang berdiri dengan tatapan mata yang tajam ke arah Dita di tambah tangan yang melipat di depan dada. Sangat melambangkan betapa bencinya dia kepada Dita.
“Eh cewek kampung” sapa Kayla.
Dita menatap sekitar tidak ada orang sama sekali.
“Lo ngomong sama gue” kata Dita.
“ya iya lah, Lo pikir gue ngomong sama siapa lagi?” kata Kayla.
“Tapi maaf nama gue bukan Cewek kampung " kata Dita berani.
"Ya terserah gue mulut mulut gue. Udah deh Lo jangan banyak omong " kata Kayla sambil mendorong bahu kanan Dita.
"Maksud Lo apa sih dorong dorong segala" Kata Dita .
"Alah gak usah sok polos deh Lo. Denger ya, gue peringatan ke lo! Jangan pernah Lo deketin yoga lagi. Dia itu calon tunangan gue" Kata Kayla sambil mendorong bahu Dita sampai Dita terdorong ke belakang dan tangannya menghantam kaca, sehingga meninggalkan luka gores yang cukup panjang dan mengeluarkan darah.
"Kasar banget sih lo. Kayak preman aja. Gak pernah di sekolahin ya?" Kata Dita yang tak sadar akan luka di tangannya. Dita hanya terngiang kata dia itu calon tunangan gue.
"Lo masih berani ngelawan?" Kata Kayla sambil melayangkan pukulannya ke arah Dita , namun Dita berhasil menghindar dan tangan Kayla terkena pinggiran kaca WC dan menimbulkan luka pula. Namun lukanya tidak sepanjang Dita . Hanya goresan kecil saja.
"Duhhh kurang ajar banget Lo. Tunggu sini Lo" kata Kayla sambil mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.
"Cepetan ke WC aku di pukulin sama Dita ga" kata Kayla di telfon. Dita hanya kaget melihat sifat asli Kayla.

Tak berselang lama yoga datang.
"Lo gak papa Key?" Kata Yoga.
"Tangan ku sakit banget ga ,dia tadi dorong aku ke kaca. Sampe begini."  Kata Kayla. Dita membulatkan matanya saat mendengar fitnah yang sangat terlihat nyata.
"Dit ko Lo kasar banget sih sama Kayla. Emang dia salah apa sih sama Lo? Untung dia cuma luka kecil. Lo itu cewek , kelakuan yang bener dong" kata Yoga.
Kata kata yoga sungguh bagai pisau yang baru beli terus di asah. Tajem banget.
"Maafin gue ya Kayla " kata Dita sambil menjulurkan tangannya yang berdarah kepada kayla . Dita tak sadar kalau tangannya sedari tadi berdarah cukup banyak.
"Tangan Lo berdarah banyak banget Dit " kata Yoga sambil memegang tangan Dita yang sakit , namun langsung di paksa lepas dengan tangan kiri Dita yang tidak sakit.
"Bukan urusan Lo kok. Lo urusin aja cewek Lo yang darahnya seember tuh" kata Dita.
Padahal luka milik Kayla kecil dan darahnya hanya sedikit.
Dita lalu berjalan pergi meninggalkan para munafik itu.

Ih Kayla gak banget deh sifatnya. Hehe. Vote and comment ya guys

December Rain (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang