chapter 18

72 2 0
                                    

Dit Lo mau ga jadi pacarku? Kata yoga sambil memberikan setangkai bunga mawar dan sekotak cokelat yang berbentuk hati dan bewarna merah yang di ambilnya dari dalam tas untuk Dita. Dita sempat merasa terkejut dan hatinya deg degan. Sedangkan Affan yang sedari tadi mendengarnya hanya merasa panas.
"Lo kok so sweet banget sih ga" kata Dita sambil menerima cokelat dan bunga dari yoga. Namun yoga menariknya lagi.
"Idih siapa juga yang ngasih buat Lo!"
"Ih yoga Lo tuh ya nyebelin banget tau!"
"Maaf deh. Jadi kamu terima AA gak nih?" Kata yoga sambil mengelus rambut Dita dan menaikan 1 alisnya.
Dita hanya mengangguk dan tersenyum malu malu. Yoga spontan langsung mencolek pipi Dita yang blushing.
"Yoga jangan pegang pegang ih" kata Dita sambil memasang muka ngambek dengan mulut di monyong monyongin.
"Jelek banget dih! Kayak bebek"
"Tau ah BT"
"Kalo BT gue colek nih"
"Stres ya kamu,untung aku sayang " Dita langsung membungkam mulutnya yang keceplosan.
"Bilang apa tadi?" Kata yoga pura pura lugu.
"Budeg"

Di seberang meja sana Affan masih menahan cemburunya. Vei yang dari tadi mengamatinya tidak mau tinggal diam.
"Fan"
"Fan"
"Fandy"
"Eh i iyaa"
"Hari ini aku tidur di rumah kamu" kata Vei.
"Hah?" Affan kaget
"Tante eci yang nyuruh nih SMS-nya kalo ga percaya. Sekalian aku juga kangen banget sama adikmu Fany. Aku udah minta ijin kok ke mamahku"
Memang sedari dulu Tante eci sangat suka dengan Vei karena sifat Vei yang polos dan juga wajahnya yang cantik.
"Oh . Ya udah kita pulang aja yuk. Gak enak nih disini gue kepanasan. Banyak setannya kali"
Gak cuma Lo yang panas fan. Hati gue juga. Hati gue panas liat Lo cemburu sama Dita.
****
Di rumah Affan.
Affan membuka pintu rumah di buntuti Vei.
"Eh anak mamah udah pulang. Halo Vei ,Tante kangen sama kamu Lo. Tambah cantik kamu kaya artis yang lagi ngetop itu loh Sri haryutini"
"Mah Sri haryutini kan koruptor. Mamah gimana sih?" Kata Affan yang di sambut kekehan dari Vei.
"Maksud mamah Sri Rahayutini"
"Sri Rahayutini itu tukang ojek mah"
"Udah ih Fandy. Kamu nyalahin mamah terus. Mamah sakitnya tuh disini kaya lagunya Agnes monica."
"Adanya tuh cita citata bukan Agnes Monica. Agnes Monica lagunya gedegnya tuh di sini!"
"Emang ada ya? Agnes Monica? Gedeg?" Mamah Affan masih berpikir namun Affan langsung menarik tangan Veina untuk masuk.

"Eh kak Vei. Langsung ke kamar aku aja yuk sekalian mandi. Udah jam 6 juga nih"
"Iya deh dek Fany yang cantik"
Vei langsung ke atas menuju kamar Fany. Sedangkan Fany berjalan menuju ke arah mamahnya yang masih sibuk berfikir.
"Mah mamah ngapain kayak bingung gitu"
"Mamah mikirin Gedeg fan"
"Ih mamah , kok mamah Gedeg sama Fany? Fany kan gak ngapa ngapain"
"Fany kamu ga mudengan. Udah ayo bantuin mamah nyiapin makan malem"
Fany hanya mengangguk.

Jam 23.47
Vei masih belum bisa tertidur . Dia merasa haus. Dia lalu memilih turun meski sebenarnya Vei begitu penakut. Tapi kalo dia sudah kehausan? Behh gak bisa di tahan.
Ketika sedang meminum tiba tiba ada yang memegang lengan Vei dan.
"Vei"
"Bruttttt" semprot Vei tepat kemuka Affan.
"Fandy maaf"
Affan lalu menarik Vei ke arah sofa ruang tamu dan mereka berdua duduk .
"Bersihin!" Kata Affan sambil memberikan sekotak tisu yang di ambilnya dari meja ruang tamu.
"Iyaa" Vei lalu mengelap muka Affan dengan tisu.
"Aku hari ini tidur bareng kamu ya" kata Affan. Vei kaget. Pikirannya lain.
"Hah? Gak mau ih Fandy. Ntar dosa terus di marahin mamah" kata Vei dengan tampang yang polos tetapi imut.
"Haha. Kamu lucu banget sih kalo lagi kayak gitu . Jadi pengin nyubit" kata Affan sambil tertawa.
"Udah ah aku mau ke kamar aja " kata Vei sambil berdiri namun Affan menahannya.
"Temenin aku Vei . Aku bener bener lagi bad mood nih."
Vei duduk kembali. Affan lalu menempelkan kepalanya ke pundak Vei. Affan memejamkan mata. Terlihat raut muka yang sudah agak tenang. Meski mukanya sedikit pucat namun sudah lebih baik. Sepertinya Vei mampu menghilangkan lelah di hati Affan. Tentu saja karena kepolosan Vei yang sangat menggemaskan bagi Affan dan menambah semangat Affan untuk bertahan hidup walau perih. Untuk ada Vei yang membantunya sehingga lukanya tidak terlalu dalam. Dan untuk menyembuhkannya tidak perlu waktu lama asal Vei mau mengobatinya. mereka terlelap dengan posisi demikian.

"Fandy kalian kok tidur disini?"
Fandy dan vei mulai membuka mata.
"Tante Vei gak ngapa ngapain. Fandy yang ngajakin Tante."
"Tenang Vei. Tante tau Vei kan anak yang polos. Fandy aja yang kaya Sarimin"
"Mah Sarimin kan yang di topeng monyet. Muka ganteng gini kok"
"Mirip. Udah sana mandi"
****
"Selamat pagi anak anak. Ibu hanya ingin memberitahu kalau teman kalian Rita pindah sekolah dan ibu juga sudah mendapat siswa baru sebagai penggantinya. Silahkan masuk nak"
Gadis berambut panjang,bertubuh tinggi dan langsing ,berhidung mancung,dan sangat manis memasuki ruang kelas 11 IPA 1. Wajah gadis ini sangat mirip dengan Dita. Riuh seluruh penghuni kelas dan tidak sedikit orang yang merasa terkejut dengan kemiripannya dengan Dita.
"Riko merem gak Lo!"
"Sayang Icha sayang kalo gak di liat"
Icha lalu menempelkan Koyo cabe yang dipakainya tadi ke mata Riko.
"Aduh panas yang"
"Makan tuh cabe!"
"Hay teman teman nama saya  Kayla Renata . Saya harap kita dapat berteman baik."
"Hay"
"Hay cantik"
Riuh seluruh kelas. Kecuali yoga. Sedari tadi mereka berdua yaitu Kayla dan yoga saling bertukar pandang. Dita menatap pacar barunya itu yang sedari tadi memberikan tatapan bak tatapan rindu kepada Kayla.
Jangan menatapnya begitu di depanku. Aku merasa cemburu yoga.

Aduh siapa lagi nih? Banyak konflik. Sengaja hehe.

December Rain (TAMAT)Where stories live. Discover now