44. Change

21.5K 2K 512
                                    

"Jauhin iqbaal"

Aktifitas menyalin jawaban pr sejarah punya ambar terpaksa terhenti.
Tanpa ada niatan mendongkak buat liat siapa yang barusan ngomong, gue ambil earphone dikantong yang emang kesambung sama handphone abis itu pasang ke telinga dan lanjut nyatet lagi.

"(Namakamu)!"

"Gue bilang jauhin iqbaal"

Bacot anda

Iya, gue denger. karna kenyataannya lagunya ga gue play. cuma pengen keliatan ga denger aja.

"(Nam)!"

Earphone yang tercantol ditelinga gue terlepas secara paksa. Dan kepaksa juga gue harus liat dia.

"Jau---"

"Bacot elah. iya gue juga bakal jauhin dia. Gue punya hati ya, ga kaya lu"

"Jaga omongan lo!"

"Iya dijaga. Jaga juga pola makan lu, jangan makan temen"

PLAK

Gue memejamkan mata, merasakan perih yang menjalar disekitaran pipi kanan yang baru aja dilayangkan tamparan yang lumayan kenceng. iya, soalnya bunyi.

"Aaaaanjir"

Suara teriakan melengking itu mengintrupsi. Gue refleks membuka mata dan hampir aja ketawa pas liat kepala aida berlumuran mie goreng.

"Awas ya lo berdua!" Teriak aida sebelum lari keluar dari kelas yang sepi ini. Iya, sekarang masih jam 06:55 wib.

Gue nengok ke kanan, disana ada ambar sama via yang gue yakin barusan itu ulah mereka.

Gue senyum, mereka berdua mendekat kearah gue.

"Iqbaal sama aldi berantem digudang belakang" kata ambar yang sukses bikin gue menegang ditempat.

Tanpa mau buang waktu cuma buat bengong, gue langsung lari ke tempat yang mungkin gue harus ada disana. oke, bukannya mau so mantep.

"Misi dong"

Di luar gudang rame parah jadi gue harus bersusah payah buat menerobos kerumunan itu buat sampe ke dalem.

BUGH

Tepat, mata gue langsung menyaksikan satu pukulan melayang dan mendarat sempurna diperut aldi yang posisinya ada dibawah iq---baal?
Tunggu, gue ga yakin kalo itu iqbaal.

BUGH
BUGH
BUGH

Serangan bertubi-tubi laki-laki itu layangkan diwajah aldi yang keliatan udah ga berdaya, udah ga kuat buat ngebales.

Gue masih diem.
Bukan karna takut buat misahin, bukan. Tapi karna ada hal lain yang menganggu fokus gue.

Siapa dia?

"HEH APA-APAAN INI?!"

"IQBAAL BERENTI!!!!"

"BUBAR SEMUANYA BUBAR!"

Suara pak riswan seiring dengan suara bel masuk bunyi berpengaruh besar, karna satu persatu murid yang nonton perkelahian itu pergi.

Pak umar dibantu pak kino membopong aldi yang udah bener-bener bonyok. Sedangkan pak riswan, menarik kasar kerah baju laki-laki itu lalu menyeretnya keluar dari gudang.

"(Namakamu), masuk kelas" kata pak riswan pas jalan ngelewatin gue yang masih berdiri dipintu gudang.

Tepat, mata kita bertemu.
Gue masih belum percaya kalo itu iqbaal. Tapi, itu emang beneran iqbaal.

DOI x IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang