17. Truth or Dare

28.1K 2.2K 148
                                    

"Sekarang pelajaran apa?"

"Bahasa inggris."

"Baal, ga usah dipanggil gurunya ya."

"Dasar mabal. Tapi iya deh, gue juga mager hahaha."

Gue terkekeh dalam diam. Iqbaal tuh ya ketua kelas macem apaan coba? Gapapa tapi, mau segimana pun dia, gue tetep suka hehehe.

"Eh main apa kek yuk? bete." Ambar yang daritadi mainin handphone, ngelempar pelan benda tipis itu ke meja.

Aida, Gue sama Via mikir apa yang mau kita isi dijam kosong ((sengaja)) ini.

Gue liat yang lain ada yang tidur, dengerin musik pake earphone, ada yang pacaran, ada yang ngegosip, ada juga sekumpulan anak cowok yang lagi nonton entah apa di satu handphone.

"Truth or Dare?" usul gue dan langsung dapet persetujuan dari ketiganya.

Ambar nyipet pensilnya Maura buat dijadiin penunjuk arah. "Oke siapa duluan yang muterin?" tanyanya.

"Lo aja."

"Oke. Siap yaa?!"

Ambar mulai muterin pensilnya dan... ah untung bukan gue.
Pensil itu ngarah ke Via.

"Truth or dare?"

"Truth." jawab Via.

"Lo lagi suka sama siapa?" tanya Ambar.

Via mendengus. "Siapa lagi kalo bukan degems hahaha."

"Iya, namanya siapa?"

"Hm, Aldi hehehe."

"HAHAHAHAHAAHAHAHA ALDI SI TENGIL HAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHA" oke gue terlalu kenceng ketawanya sampe Aida jitak gue. oke.

"Nanti gue bilangin ke Aldi kalo lo suka sama dia." Gue langsung diselepet pake buku sama Via, laknat!

Via melotot. Ga serem, dia unyu. Iya, diantara kita berempat dia paling unyu. Muka nya bening bat kek albino. "Awas aja sih" ancemnya.

"Yaiya, santai njir."

"Udah ah mulai lagi yok." sahut Aida menengahi.

Sekarang Via yang muter pensilnya.
Gue berdoa supaya pensil itu benci sama gue. Jadinya dia ga nunjuk gue.
Dan sip, terkabul. Aida yang kena.

"Truth or dare?"

"Truth."

"Oke gue yang nanya ya?" kata gue. ambar sama Via ngangguk setuju.

"Lo tau gue suka sama Iqbaal. Tapi Iqbaal malah nembak lo, bakal diterima apa engga?"

"Engga lah." Aida menjawab cepat."Tapi siapa yang bisa nolak cowok kaya dia hahaha." dia terkekeh.

"Anjir!"

Giliran Aida yang puter.
Dan langsung ngarah ke Ambar.
Lagi-lagi gue terselamatkan, alhamdulillah.

"Dare deh." katanya. padahal belum ditanya buset.

"Mantapp! Oke tantangannya.." Aida narik gue sama Via supaya mendeket dan bisa bisik-bisikan.

"Rapihin baju Bastian." kata Via.

"Jangan cuma dilipet, tapi dimasukin." koreksi gue

Ambar terperangah. "Gila aja, engga!"

"Nanti gue gagal moveon hehehe." lanjutnya sambil terkekeh.

"Yaela, siapa suruh pilih dare. Ga ada penawaran, buruan!" Aida ngedorong Ambar yang mendengus kesal.

DOI x IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang