Duapuluhenam : Latihan Bareng

2.7K 139 1
                                    

Brian sudah pergi dari hadapannya sejak 25 menit yang lalu. Sedangkan sekarang Clara malah bete sendiri duduk di bangku panjang dan di depannya terpampamg lapangan basket yang luas.

Naya pergi bersama Atha entah kemana. Sedangkan murid yang lain di dalam kelas. Sebagian pada titisan setan pada kabur lewat pagar pembatas sekolah di belakang sekolah.

Freeclass setelah UKK itu emang serba salah. Sekolah bete gak sekolah di Alpa in di absen. Mau pulang duluan gak boleh soalnya nanti siang bakalan ada pengunguman.

Ponsel Clara berdenting dan membuat Clara merogoh sakunya dengan terburu-buru.

Temuin gue di ujung koridoor deket koperasi.

Brian mengirimkan pesan singkat itu pada Clara, langsung saja Clara beranjak dari duduknya dan berjalan menuju koperasi. Ralat buat nyamperin Brian maksudnya.

Clara melihat Brian sedang memainkan ponselnya sambil bersandar di pilar yang ada disana. Wajahnya tenang, Clara kini sudah ada di hadapan Brian.

Brian yang merasa ada seseorang di hadapannya langsung mendongakan kepalanya dari kefokusan nya pada ponsel.

"Cepet amat nih anak." Gumam Brian dengan wajah takutnya karena takut yang ada dihadapannya ini hantu.

"Gue denger Brian." Ucap Clara bersidekap sambil memutar bola matanya.

"Iya lo denger. Kan punya telinga." Ucapan Brian membuat Clara ingin menjambak rambut Brian sekarang dan mencakar wajahnya.

"Gak usah baper. Cepetan keburu nanti ada pengunguman dari Pak Tarjo." Ucap Brian lalu menarik lengan Clara di sepanjang koridoor.

"Brian sakit tau! Pake cara halus dikit kek. Jadi cowok kok gini amat." Rutuk Clara sambil terus berusaha melepaskan cekalan Brian.

Lalu Brian berhenti dari jalannya dan sontak membuat Clara menabrak punggung lelaki itu.

"Lo bisa gak sih kalo mau berenti bilang-bilang dulu!" Kesal Clara. Brian membalikan tubuhnya dan kini mereka berhadapan.

Clara sempat gugup ditatap intens oleh Brian, "Lo mau cara halus?" ucap Brian pelan dan Clara mengangguk cepat.

"Yaiyalah! Masa iya gue mau diginiin." Ucap Clara yang mati-matian menyembunyikan kegugupannya.

Brian hanya tersenyum lalu melepaskan cekalannya. Clara bernafas lega tapi sedetik kemudian nafasnya tersendat lagi.

Jari-jemari Brian mulai mengisi ruang kosong di sela-sela jemari Clara. Dan kini Brian sudah menggenggamnya.

"Gue pake cara halus. Sekarang kita ke ruang musik." Ucap Brian sambil menepuk puncak kepala Clara lalu mereka berjalan menuju ruang musik.

Yang cewek gugup sedangkan yang cowok gagap mau ngomong aja gak tau mau mulai dari mana.

Couple idiot.

×××

"Jadi? Gimana sekarang?" Tanya Brian pada Clara yang sibuk menekan tuts piano secara acak.

"Gak tau juga. Kalo gue bawain acara pake piano sama siapa? Ronald kan nge-band sama temen-temennya." Ucap Clara lalu memutar tubuhnya menjadi menghadap Brian.

Brian nampak berpikir sebentar lalu menghela nafasnya pendek, "Gimana kalo gue nge gitar dan lu nyanyi?"

Clara langsung melotot mendengar ajak Brian, "Gak ah. Suara gue jelek, gue malu juga kalo nyanyi." Ucap Clara.

"Bikin sesuatu yang berkesan dong. Lo jangan bawa-bawa sifat lo yang kaya gitu ke hadapan gue. Gue terima lo secara nyata, apa adanya. Jadi lo harus nyanyi dan gue nge gitarnya. Belajar percaya diri dari sekarang." Ucap Brian panjang lebar.

Return In Feelings✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang