Delapanbelas : Mug dan Senyuman

3.4K 187 1
                                    

Clara membuka matanya lalu mengerjapkannya sebanyak 3 kali sehingga bisa melihat isi kamar dengan jelas.

Tidak ada siapa-siapa tapi Clara merasa tadi ada seseorang yang sedang mengajaknya berbicara.

Clara jadi merinding sendiri lalu merubah posisinya menjadi duduk dengan menyandar. Kepalanya tidak terlalu pusing seperti kemarin.

Lalu matanya beralih pada nakas di samping kasurnya. Di sana ada sebuah Mug berwarna coklat muda dan ada asap yang mengepul di atasnya.

Clara mengambil Mug itu lalu melihat isinya ternyata itu adalah coklat panas kesukaan Clara. Tapi siapa yang membuatkannya? Yuki? Mana mau dia. Kalo Ronald? Bisa jadi.

Tapi mata Clara tertuju pada secarik kertas di atas nakasnya. Clara mengambilnya lalu membukanya.

Ini hadiah buat lo. Mug:) jangan lupa juga diminum coklat panasnya, gue bikin ini kelabakan tau karna ga tau gue mau dpt air panas darimana, tapi sempet minta ke Yuki.

-brian

Secara tidak sadar Clara menyunggingkan senyumnya setelah membaca surat itu.

Clara menutup wajahnya dengan surat itu lalu menjerit tapi tertahan karena takut ada yang mendengar. Pipinya memerah dan hatinya berbunga-bunga.

"Kenapa sih lo selalu bikin gue jadi gak karuan?"

Pintu kamar Clara pun terbuka dengan dentuman yang keras, sontak Clara menoleh kesana dan mendapati Naya dengan cengiran gilanya, kedua tangannya menenteng sebuah plastik.

Buru-buru Clara menyelipkan kertas itu di bawah bantalnya lalu menyesap coklat panasnya dan menyimpannya di atas nakas.

"Lo bisa gak kalo buka pintu kamar gue pelan-pelan? Nanti kalo rusak lo mau gantiin?" Dengus Clara saat Naya duduk di tepi ranjangnya.

"Iya iya nanti gue ganti sekalian sama pintu terbuat dari emas." Ucap Naya dengan wajah sok kaya nya.

"Beneran ya lu!?" Sergah Clara dengan wajah serius. Naya malah melotot lalu sedetik kemudian nyengir.

"Maksud gue pintu lo bakal gue cat pake warna emas. Udah jadi deh pintu emas." Ucap Naya sambil menggerakan kedua tangannya ke udara.

"Terserah lu dah. Capek gue ngomong gak jelas sama lu." Pasrah Clara lalu melihat kedua kantung plastik di atas kasurnya.

"Lo bawa apa aja? Banyak banget nih." Ucap Clara tersenyum lebar lalu membuka plastik yang besar di banding yang satu lagi yang hanya berisikan dua buah lays dan satu minuman.

"Eh... ini punya gue." Ucap Naya lalu merebut kantung paling besar dan menukarnya dengan kantung yang kecil. "Dan ini buat lo." Ucap Naya.

Clara hanya memasang wajah konyol sekaligus heran, kenapa Naya begitu kejam? Sebenarnya disini siapa yang sakit?

"Kok gitu sih Nay?" Tanya Clara.

"Ya emang gitu intinya. Gue laper jadi beli double terus gue keinget lo jadi beli aja itu buat lo." Ucap Naya sambil membuka bungkusan keripik singkongnya.

"Gila apa lo, ihhh." Dengus Clara lalu menyimpan kantung itu di nakasnya. "Btw makasih." Tambahnya lagi.

"Eh lo tau gak? Semenjak kejadian si Olivia labrak gue. Gue diemin si Atha? Gue sebenernya kangen tapi harus gimana? Gue sakit hati banget tau gak?"

Clara sampai melupakan satu hal ; bahwa dirinya harus segera menyelesaikan masalah Naya.

"Udah lo tenang aja. Biar gue yang cari tau. Lo sabar aja jangan lebay ah!" Ucap Clara.

Return In Feelings✔On viuen les histories. Descobreix ara