Enambelas : Lagu Untuk Clara

3.3K 187 1
                                    

Brian memegangi kedua tangan Clara yang memeluknya erat, Brian takut Clara jatuh karena mereka sedang menaiki motor di tambah kondisi Clara yang kurang sehat.

Tidak apa-apalah kalau Brian memegang tangan Clara karena ini demi keselamatan Clara juga. Tapi perasaan aneh menjalar ke tubuh Brian.

Ia tahu ia sedang jatuh cinta pada Clara, Brian hanya bisa tersenyum mengingat pertemuan mereka di mulai saat Clata tidak sengaja menabraknya di koridoor.

Brian mengantarkan Clara sampai rumah Clara, ternyata rumah Clara sederhana hanya ada dua lantai tapi berkesan menarik untuk di tinggali.

Brian langsung membopong tubuh Clara yang lemas itu ke teras rumah, lalu membunyikan bel nya.

Pintu pun terbuka dan menampilkan sosok lelaki berperawakan tinggi yang hanya memakai boxer warna hitam dan kaos putih polos.

"Lo siapa? Itu Clara kenapa?" Tanyanya.

"Gak tau, Clara tiba-tiba pucet aja pas pulang sekolah." Ucap Brian, bahunya pegal akibat kepala Clara yang bersandar padanya.

"Bawa aja ke dalem." Ucapnya lalu menyingkir ke samping dan mempersilahkan Brian masuk. Lalu menidurkan Clara di sofa panjang.

"Pasti dia gak makan nih, nakal bener nih anak." Ujar lelaki yang tidak Brian tahu namanya.

"Btw makasih ya, lo siapa?" Tanyanya.

"Brian." Ucap Brian tersenyum.

"Gue Yuki, Kakak Clara. Lo siapa nya Clara?" Tanya Yuki bingung, karena Yuki tahu adiknya tidak pernah dekat dengan lelaki.

"Temen. Cuma temen." Ucap Brian lalu mengecek jam tangannya, "Gue balik duluan Bang," ucap Brian lalu bersalaman pada Yuki.

"Yaudah hati-hati, makasih udah anterin adek gue." Teriak Yuki dari dalam. Brian langsung memakai helmnya lalu melajukan motornya.

Yuki memandang Brian yang sudah jauh dengan mengendarai motornya cepat, "Baik juga tuh anak." Ucap Yuki lalu kembali masuk ke dalam rumah.

×××

Malam ini Clara tidak enak badan, suhu tubuhnya panas dan badannya menggigil, selimut sudah berlapis-lapis menyelimutinya tapi rasa dingin itu masih menjalar di tubuhnya.

Clara lalu mengecek ponselnya dan mendapati pesan dari Brian dan Naya.

Brian : ra gimana keadaan lo?

Clara mengerutkan dahinya, kenapa Brian mengkhawatirkannya? Atau mungkin dia merasa bersalah karena telah mengerjai Clara?

Clara : gini aja sih, dingin. Gue bete kalo lg sakit

Lalu ponsel Clara bergetar dan disana ada satu panggilan dari Brian, "Kenapa malem-malem nelpon sih?!" Batin Clara.

Lali dengan ragu-ragu Clara mengangkat nya, "Ha--Halo?"

"Halo Ra, kok lama sih angkatnya? Mikir dulu ya?"

"E--enggak kok! Tadi lagi minum."

"Oh...katanya bete kan? Yaudah gue telpon aja."

"I--iya."

Lalu hening, hanya suara tidak jelas dari sebrang sana mungkin suara angin malam di balkon kamar Brian atau suara nafasnya yang bau rokok.

"Ra."

"Iya?"

"Lo kalo bete biasanya suka gimana?"

"Suka minta Ronald nyanyiin lagu buat gue."

"Oh..."

Hening lagi sekitar satu menit hingga suara petikan senar gitar memenuhi indra pendengaran Clara.

"Gue mau bawain satu lagu buat lo. Sampe lo tidur nyenyak malam ini."

Clara hanya diam tidak menjawabnya, lalu Brian mulai memetik senar gitarnya dan bernyanyi.

I watch your troubled eyes as you rest,
And I fall in love with every breath.
Wonder if those eyes are really shut,
And am I the one you're dreaming of?

'Cause underneath the darkness
There's a light that's trying so hard to be seen.
And I know this 'cause I've noticed
A little bit shining through the seams.

And if this is what it takes,
Then let me be the one to bare the pain.
Ooh if this is what it takes
I'll break down these walls that are in our way,
If this is what it takes.

Clara mulai menikmati suara Brian, matanya menutup rapat tapi telinga dan otaknya bekerja mendengarkan lagu Brian dan memahami apa maknanya.

keep on telling me I'm wasting time,
But to call it wasting time oh that's a crime.
And you think it's crazy what I'm trying t'do.
Well baby, I'm a fool for you.

Cause underneath the darkness
There's a light that's trying so hard to be seen.
And I know this 'cause I've noticed
A little bit shining through the seams.

Clara mulai menutup matanya rapat-rapat, bibirnya tersenyum mungkin malam ini dia akan bermimpi indah.

And if this is what it takes,
Then let me be the one to bare the pain.
Ooh if this is what it takes
I'll break down these walls that are in our way,

'Cause if you don't understand yet
Then I'll never let you forget
That you don't have to do this on your own.

I'll be your shoulder to lean on.
I'll be your right when you feel wrong.
So come on, take my hand, we're moving on.

And if this is what it takes,
Then let me be the one to bare the pain.
Ooh if this is what it takes
I'll break down these walls that are in our way,
If this is what it takes.

Suara petikan gitar pun berhenti di barengi suara helaan nafas dari sebrang sana.

"Ra?"

Panggilan Brian Clara hiraukan, tentu saja karena Clara sudah tertidur pulas akibat nyanyian yang di bawakan Brian.

"Lo udah tidur ya?"

Si seberang sana Brian hanya tersenyum puas, "Goodnight Ra, Have a nice dream."

"And-- I lo--ve yo--u."

Lalu terdengar sambungan terputus, Brian gerogi saat dia mengucapkan I Love You takut-takut Clara belum tertidur dan hanya mengerjainya saja.

"Ya allah." Gumam Brian mengelus dadanya yang berdebar.

Sedangkan Clara melebarkan senyumnya di dalam tidurnya, Clara mendengarnya. Mendengar kata-kata terakhir yang Brian ucapkan.

Dan Clara merasakan debaran dijantung nya berpacu lebih cepat. Dan pikirannya beralih kepada topik 'Maksud Brian apaan nih?'

×××

Brian menelan ludahnya dengan susah, jantung nya berdegup dengan kecang belum lagi keringat dingin membasahi pelipis dan dahinya.

Brian sedang memikirkan tentang kejadian baru saja yang ia alami, mengucapkan kata pengungkapan pada cewek culun.

"Masa gue harus bilang ke temen gue kalo gue suka sama Clara? Kalo nggak nanti gue malah di ajak nge bully si Clara?" Gumam Brian.

Brian hanya punya 2 pilihan ; memberi tahu temannya bahwa dia menyukai gadis yang sering di jadikan bahan bullyan mereka atau berpura-pura tidak suka dan akan membully meski terpaksa?

Brian pasti akan memilih opsi pertama,lagi pula Brian capek jika harus membohongi kata hatinya. Mulai sekarang dia harus bersikap peduli pada dirinya sendiri.

Brian menyimpan gitar nya lalu tersenyum saat melihat layar ponselnya.

Clara : makasih lagunya:)

Tapi Brian malah tegang ternyata Clara belum tidur saat dirinya mengatakan... I Love You?

Brian menepuk dahinya pelan. "Bego." Rutuknya.

Return In Feelings✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora