Lima : Sepeda Clara

4.6K 297 0
                                    

Clara keluar dari kelasnya dan menerka-nerka apakah Brian masih ada disana atau sudah pergi. Saat keluar dari kelas Clara kecewa karena Brian masih berada di sana sedang memainkan ponselnya.

Clara berjalan melewati Brian dengan cepat karena tidak mau berurusan. Ini memalukan karena sekarang Clara yang sedang berjalan mirip seperti pinguin.

Brian menaikan sebelas alis nya saat melihat Clara, "Ra!" Panggil Brian tapi Clara tidak menyahut hanya menoleh ke belakang lalu berjalan lagi sampai dia menabrak seseorang.

"Anjay," ringis Clara terduduk di lantai sambil memegang dahinya yang sakit.

Seseorang mengulurkan tangannya dan Clara membalasnya dan berdiri. "Hati-hati Ra kalo jalan, kok buru-buru sih?" Tanya Ronald.

Ternyata orang yang di tabrak Clara adalah Ronald. Clara menghembuskan nafas lega karena ia menabrak orang yang akrab bukan yang asing.

"Eh anu itu Ron, ummm." Clara menoleh sebentar ke belakang. Disaba ada Brian yang sedang berdiri menatap mereka berdua.

"Brian?" Tanya Ronald dan Clara menggeleng, tapi Ronald malah melangkah maju menghampiri Brian.

Clara bingung lalu mengejar Ronald dari belakang, "Lo, Brian ya?" Tanya Ronald dan Brian mengangguk.

"Kelas 11?" Tanya Ronald lagi dan Brian mengangguk, Ronald hanya ber Oh ria.

"Lo gak bakalan apa-apain Brian kan?" Bisik Clara dan Ronald tersenyum lalu menggeleng.

"Enggak, mau kasih nasehat aja. Lu kalo mau ke kelas, ke kelas aja gue gak macem-macem kok." Ucap Ronald dan Clara memberikan tanda oke.

Clara masuk ke dalam kelas, Ronald langsung mengalihkan pandangannya pada Brian.

"Alasan lu apa gangguin Clara?" Tanya Ronald To The Point.

Brian hanya tersenyum meremehkan, "Gue? Gangguin Clara? Mau aja emang gak boleh?"

Ronald muak dengan adik kelas nya ini, tidak punya sopan santun dan sok paling sempurna, "Sopan dikit bisa?"

Brian menaikan sebelah alisnya, "Gue udah sopan. Lu aja kali yang nganggap gue gak sopan." Ucap Brian.

Ronald tersenyum lalu menepuk bahu Brian, "Gue kasih tau ke elo, Clara gak terlalu buruk kok dia baik, cantik, perhatian. Sebaiknya lo gak usah ganggu dia lagi." Ucap Ronald lalu pergi meninggalkan Brian.

Brian hanya menatap ke depan, memikirkan apa yang di katakan Ronald, "Perhatiannya sama lu doang kali,"

×××

Bel pulang pun berbunyi, Clara mengemasi barangnya, memakai hoddie nya lalu memasang Headsetnya. Ponselnya menyala menandakan ada satu notifikasi Line.

Ronald Z : ra, sekarang ga latihan gue mau les. Btw minggu depan aja.

Clara menghela nafasnya panjang, padahal ia sudah menanti-nantikan hari latihannya.

Clara : iya gapapa. Btw semangat

Seharusnya latihan musik Clara ada dua hari. Hari Rabu dan Jum'at berhubung sekarang hari jum'at mungkin Ronald sedikit sibuk.

Clara lalu menggendong tasnya dan berjalan keluar kelas di temani Naya, "Besok gue main ke rumah lo ya?" Ucap Naya.

Clara menoleh pada Naya dengan dahi mengerut, "Emang lo tau alamatnya?"

Naya mengangguk, "Kasih tau lah sama lo. Emang dimana?" Tanya Naya. Clara lalu memberi alamat rumahnya pada Naya.

"Besok gue kesana. Gue ada Thai movie terbaru." Ucap Naya dan mata Clara berbinar.

"Oke. Awas gak dateng." Ucap Clara tersenyum dan Naya mengedipkan sebelah matanya lalu mereka berjalan menuju parkiran.

"Gue udah di jemput. Duluan ya Ra!" Teriak Naya sambil berlari menuju gerbang karena Ayahnya sudah menjemput.

Clara menepuk dahinya spontan, "Buku, Buku Fisika gue ketinggalan di kelas." Ocehnya lalu berlari menuju kelasnya.

Brian yang sedang duduk sambil memantul-mantulkan bola basketnya pun mengalihkan pandangannya pada Clara yang sedang berlari terbirit-birit.

Brian hanya tersenyum lalu menoleh pada sepeda milik Clara, Dio langsung menepuk dahinya refleks.

Lalu mengeluarkan kunci inggris dari tasnya, "Buat apaan lu bawa kaya gituan? Mau ngebengkel?" Tanya Davin.

Dio hanya tersenyum miring, "Kita jahilin sepeda di Cupu." Ucapnya dan wajah jahat pun muncul di wajah Davin dan Leo. Tapi tidak dengan Brian.

"Yan ayo!" Ajak Dio dan Brian mau tidak mau mengikuti mereka menuju sepeda Clara.

"Yaelah Vin, gak berbakat banget sih lo cuma ngelepas ban doang." Oceh Dio.

"Nyusahin lu, ni sama lu coba aja." Ucap Davin memberikan kunci inggris nya pada Dio.

Dio mulai bekerja terus menerus tapi hasilnya nihil, "Susah amat gila, Le gantian." Ucap Dio dan memberikan kunci inggrisnya pada Leo.

"Gue pasti bisa. Liatin neh ya." Ucap Leo membanggakan dirinya lalu mulai bekerja.

"An...jay... su...sah...a...mat." ucapnya terengah-engah lalu memberikan kunci inggrisnya pada Brian.

"Yan, sekarang giliran lo." Ucap Leo dan Brian mendelik.

"Ogah," ucapnya dan ketiga temannya menatap Brian heran. Brian langsung gelagapan.

"Ma...maksud gue gak sudi pegang sepeda si cupu!" Ucap Brian dan Dio langsung menggeplak kepala Brian.

"Udah gak papa buruan sebelum si cupu kesini!" Sergah Dio dan dengan berat hati Brian mengambil kunci inggris itu dari tangan Leo.

Clara yang sudah lega saat buku Fisika sudah ada di tangannya, lalu Clara berjalan menuju parkiran sambil membawa buku Fisika nya.

Clara terkejut saat melihat sepedanya tidak berbentuk. Ban depan nya sudah tidak ada di tempatnya.

Disana ada Brian dan ketiga temannya. Mereka sedang berusaha untuk melepaskan ban belakangnya.

Clara menghampiri mereka dan Leo pun menoleh lalu memberitahu semuanya. Leo, Dio dan Davin berlari meninggalkan Brian yang sedang sibuk membuka baut ban sepeda belakang Clara.

"Heh lo pade mau kemana? Ini belum selesai!" Teriak Brian. Brian lalu selesai membuka bautnya.

Brian mengambil kedua ban itu lalu berdiri dan berbalik, Brian terkejut saat melihat Clara ada di hadapannya dengan tampang sangarnya sekaligus kecewa dan kesalnya.

Clara mendorong kedua bahu Brian,  "Mau lo apa? Kenapa lo selalu ngerendahin gue? Pagi baik sekarang goblok! Muka lo emang ada dua!" Ucap Clara sambil menunjuk wajah Brian.

Kedua ban sepeda Clara Brian jatuhkan dan mengangkat kedua tangannya ke udara, "Bu...Bukan gue Ra."

Clara memalingkan wajahnya sambil tersenyum sinis, "Bukan lo? Udah tau jelas-jelas lo yang rusakin sepeda gue sama 3 gembel temen lo itu! Masih gak mau ngaku?"

Brian hanya terdiam, dia baru saja melihat Clara semarah ini. Clara lalu mengmungut ban sepedanya.

"Terus kalo bukan lo ini kelakuan siapa?" Tanya Clara mengangkat ban sepedanya.

"Itu..." ucapan Brian terpotong saat Clara melemparkan ban sepedanya ke arah Brian.

"Gue benci sama lo!" Ucap Clara lalu berbalik arah dan meninggalkan Brian dengan sepedanya yang tidak berbentuk lagi.

Brian hanya diam, matanya terus mengekori Clara yang sedang berjalan meninggalkannya di parkiran.

Gue benci sama lo!

Perkataan itu tidak asing lagi bagi Brian. Brian hanya tersenyum saat mengingat awal pertama pertemuannya dengan Clara.

Return In Feelings✔Where stories live. Discover now