"Biarkan seperti itu dulu, lagipula puncaknya masih setahun lagi." Jawab Yoongi dengan kekehannya.

"Hah ? Kenapa lama sekali ?" Bingung Namjoon.

Yoongi yang sedari tadi sedang menatap luar jendela kamarnya, ia pun berbalik, menatap Namjoon dengan senyum miringnya.

"Puncak permainanku adalah di saat mereka kelulusan, yaitu di acara festival perpisahan."

Namjoon memutar otaknya, untuk memahami maksud Yoongi. Dan seketika matanya membulat.

"Y-Yoongi, jangan katakan kau-"

"Benar sekali. Otak cerdas milikmu itu memang tidak perlu di ragukan Kim Namjoon."

"Apa-apaan kau ini. Jangan membahayakan dirimu. Kau bisa masuk penjara nanti."

"Ehh, Kau lupa kekuasaanku ? Bukan aku nanti yang akan masuk penjara. Bukankah bisa jadi nanti itu..kau ? Atau malah mata-mata tersayang kita."

Namjoon menelan ludahnya susah-susah. Ia mengangguk paham.

Yah, beginilah menjadi budak Min Yoongi. Kekuasaan keluarga Min memang sudah membuat keluarga Namjoon bertekuk lutut di depan keluarga Min. Walau Namjoon itu teman Yoongi sendiri. Tapi laki-laki itu memanglah tidak punya hati. Dia dengan santai dan tanpa merasa bersalah, memperbudak Namjoon sebagai salah satu kaki tangannya untuk membalas dendamnya.

"Lalu, bagaimana jika dia malah benar-benar menyukai Adiknya Jimin ?" Tanya Namjoon penasaran.

Yoongi terdiam, kemudian dia kembali menatap luar jendela kamarnya.

"Mau bagaimana lagi, gadis itu juga akan masuk sebagai list korbanku nanti.."

"Aku sudah memikirkan permainan yang menarik, jika itu terjadi di luar dugaan."

****

Haejin duduk di kursi kosong bangku kantin. Sebelum ke kantin, ia tadi mengirim pesan singkat pada Jimin untuk menemuinya disini.

Dan Jimin tidak membalas pesannya.

"Huuh, Apa dia tidak akan datang kesini." Gumam Haejin sedih sembari menatap jam tangannya.

Sebentar lagi waktu istirahat akan habis.

"Siapa yang tidak akan datang ?"

Haejin menoleh ke belakang, senyuman lebar langsung ia berikan pada Jimin saat lelaki itu duduk di sampingnya.

"Kau tidak membalas pesanku, aku kira kau tidak akan datang padaku." Kesal Haejin.

Jimin terkekeh, ia pun meminum minuman Cola  milik Haejin.

"Aku sengaja tidak membalas pesanmu." Jawab Jimin dengan senyum lebarnya.

Haejin mengerucutkan bibirnya.

"Kenapa ? Kau ini menyebalkan!" Kesal Haejin yang kemudian meminum minumannya.

"Karna aku menginginkannya, menemui Tuan Putriku secara langsung tentunya."

Uhuk..Uhukk

Haejin langsung tersedak minumannya dan terbatuk-batuk sendiri, membuat Jimin langsung khawatir.

"Hei, pelan-pelan." Ujar Jimin sembari menepuk punggung Haejin pelan.

Setelah batuknya reda, Haejin langsung menatap Jimin semakin kesal.

"Aish! Berhenti menggombaliku saat aku sedang minum Jim! Kau ini tahu persis kebiasanku."

Haejin memanglah selalu terkejut jika Jimin memberikan kata-kata manis di saat dia makan atau minum, karna itu pasti akan membuatnya tersedak.

My Bad BrotherWhere stories live. Discover now