Aku Tak Peduli

957 50 5
                                    

Pelukan Reyna semakin mengerat ditubuh daddynya, tampa menghiraukan pandangan orang-orang yang berada di sana. Ryan tersenyum kepada rekan bisnisnya sambil membalas pelukan sang putri. Dan Diof tak dapat menahan senyuman yang terbit dari bibirnya, sebuah harapan dan angan-anagn kembali muncul di benaknya. Harapan untuk segera memiliki dan menjadikan Reyna sebagai miliknya.

Reyna merenggangkan pelukan di tubuh daddynya. Dan dia memasang senyum yang sangat manis hanya untuk daddynya. Senyum canggung juga di perlihatkan Ryan kepada rekan-rekannya. " Oh ya, kenalkan ini Reyna putri sulung saya yang sebentar lagi akan menggantikan posisi saya, dan saya berharap bahwa anda semua dapat membimbing Reyna dalam masalah bisnis". Kata Ryan kepada orang-orang yang masih setia memandangi mereka.

Dan para pengusaha muda tersebut memberikan senyuman beserta anggukan pertanda mereka bersedia membantu dan membimbing Reyna. Namun, sang gadis yang diperkenalkan hanya memandang dengan tatapan datarnya. " Saya permisi dulu." Ryan menyudahi sesi perkenalannya dan membawa Reyna keruang kerjanya.

"kapan pulang kak?" Tanya Ryen setelah mereka berada didalam ruang kerja Ryan.

"Baru aja, kurang lebih dua jam yang lalu, daddy sih meeting nya lama amat." Kata Reyna yang pura-pura memasang wajah kesalnya.

"kok gak tungguin daddy pulang sih kak?"

"kebelet, kangen banget soal nya." Jawab Reyna asal.

Banyak pebicaraan yang terjadi antara anak dan ayah tersebut. Sampai dimana Ryan ingin menyinggung persoallan tentang Diof.

" Hm kak, ada sesuatu yang mau daddy omongin sama kamu. Tapi dady ngak yakin kalau kamu mau mendengar. Tapi mau gak mau kamu harus mendengarnya." Suara Ryan yang semula tenang kini berubah menjadi agak tegang. Karna masalah ini sangat sensitive terhadap putrinya. Dia tau bahwa putrinya sangat membenci sosok yang akan dia ceritakan. Karna sejak awal Ryan juga merasa janggal dengan masalah pembatalan pernikahan itu.

"apaan sih dad, dari tadi daddy juga ngomong, tapikan gak ada yang gak Reyna dengarin".

Ryan menghela nafas sejenak " Ini masalah kamu dan Diof." Kata Ryan memulai pembicaraan. Dan dihadapannya wajah Reyna berubah tegang.

"ngak usah bahas-bahas yang itu deh Dad, nagk perlu dan gak penting sana sekali." Kata reyna dengan suara datarnya.

"Tapi ini penting untuk kamu ketahui, walau setelah kamu taupun kamu tetap tak akan merubah pandangan kamu terhadap Diof." Ryan berucap ragu-ragu, karna ini menyangkut tentang perasaan putrinya.

Reyna hanya diam tak menanggapi ucpan daddynya. Namun Ryan tetap memulai segala cerita menyangkut hal-hal penting tersebut.

"Diof bukan tampa sengaja membatalkan pernikahan itu, dia terpaksa karna Azila datang mengaku hamil dan mengancamnya akan mengngugurkn kandungan yang ada diperutnya jika Diof tidak mau bertnggung jawab." Ryan menghela nafas nya dan memperhatikan wajah putrinya yang tetap tidak berubah semenjak dia menyinggung persoalan itu. "Memang daddy akui bahwa Diof mengatakan bahwa dia ingin menikahimu hanya untuk balas dendam. Dan sampai sekarang daddy juga tidak tau apa masalah yang terjadi diantara kalian. Daddy juga tidak ingin ikut campur masalah ini. Tapi Diof mengatakan bahwa niat itu berubah setelah semingu kebersamaan kalian. Dan pada malam menjelang akad nikah, Diof telah memantapkan hatinya untuk menikahimu. Namun malamnya, Azira datang ke Apartemennya Diof dan mengancam akan bunuh diri bersama dengan calon anaknya. Diof panik dan menenangkan Azira, namun setelah wanita itu tenang dia pergi kedapur dan membuatkan minuman yang telah dicampurkan dengan obat tidur, sehingga Diof hilang kesadaran dan akhirnya tertidur sehingga Azira melakukan hal yang membuat mereka seperti selesai melakukan hubungan haram itu."

"namun pada pagi disaat kita datang, Diof menjadi bingung akan memilih siapa, calon anaknya atau kamu Rey, tapi disaat dia melihat kamu dan Azira terlibat pertengkaran dan Diof melihatmu mendorong Azira sehingga dia mengalami pendarahan, Diof benar-benar panic sehingga dia membentak dan mengatakan hal yang seharusya tidak dia ucapkan. Namun daddy tau bahwa kata-kata Diof sangat menyakitimu. Anak itu berhasil diselamatkan, dan daddy tau kamu mengajak Diof bertemu di kafe dan Diof juga ingin meminta maaf tentang kejadian itu, namun ditengah perjalanannya dia melihat Azira yang sedang menunggu taxi, jadi dia membawa Azira bersamanya. Namun niat untuk meminta maafnya hilang sudah saat kau dan Azira terlibat kembali dengan adu mulut. Dan ternyata hal yang paling membuat Diof kecewa saat ia benar-benar telah memilih Azira, Azira malah memanfaatkan nya untuk sebuah konspirasi. Namun dalam hal ini Diof tidak memberitau daddy tentang konspirasi yang seperti apa. Dan satu lagi anak....."

"udah kan dad, ngak ada yang penting. Sekali munafik tetap aja munafik. Karna orang yang ketahaun mencuri walaupun hanya sekali ngak bakal merubah pandangan orang, karna bagaimanapun dia tetap akan menjadi pencuri dimata orang-orang." Skak mat, Reyna memang benar.

"tapi anak itu..."

"anak itu udah lahir, dan mungkin udah gede, jadi gak perlu di bahas lagi masalah anak itu. Dia hadir karna kesalahan kedua orang tuanya. Dan jika anak itu dapat memilih maka ia akan memilih supaya tidak terlahir dari hubungan haram." Dan lagi-lagi Reyna menyela perkataan daddynya.

"Daddy ngancurin moot nya Reyna aja deh." Kata Reyna malas.

"Oh ya, Diof juga ingin kamu kembali padanya." Kata Ryan sangat hati-hati.

Pecahlah tawa mengejek dari mulut Reyna. "Kembali? Bahkan buat melihat wajahnya aja, Rey pengen muntah dad."

"Tapi ngak ada yang salahkan kak? Tapi semua keputusan ada di kamu, dan daddy baru ingat kemaren Luis melamar kamu sama Daddy. Jadi daddy jawab aja terserah Reyna." Kata Ryan yang mengembalikan suasana.

"oh ya, apa daddy tau dia kayak orang setres, malah loncat-loncat gak jelas setelah Rey jawab 'iya'" kata Reyna.

"jadi kamu udah terima lamaran Luis?" kata Ryan agak kaget.

"hm, gak ada salahnya Rey buka hati buat Luis. Selama ini dia baik banget, dan daddy tau kalau Luis udah nungguin Reyna selama.....enam atau tujuh tahun." Reyna menghitung jari-jarinya.

"ya bagus deh kalau kamu sudah menumukan lelaki yang terbaik. Daddy ngak bakal maksain kamu lagi buat memilih pasangan hidup." Kata Ryan bijak.

Dan setelah itu mereka bersiap untuk kembali pulang, menemui sang istri dan ibunda tercinta.

The Return Of First LoveWhere stories live. Discover now