Inilah Hidup

935 46 7
                                    

Maaf ya, 2 minggu ini author lagi sibuk. Jadi ngak sempat buat ngelanjutinya....

"Huhhh" Gadis itu menghela nafasnya panjang setelah keluar dari area bandara.

Reyna mengedarkan pandangannya kesegala penjuru. Dan itu dia, Luis. Luis Carnent, sahabat sekaligus kakak laki-laki bagi Reyna.

Luis melambaikan tangannya ke arah Reyna. Luis sangat tampan, bersandar di sebelah mobil sportnya, dengan kaca mata hitam yang bertengger indah di hidungnya, membuatnya menjadi sangat mempesona.

Reyna berlari ke arah Luis, sambil meneriaki nama pemuda tersebut. "Luis, aku sangat merindukanmu". Ujar Reyna yang semarang berada dalam pelukan Luis.

"Oh Rey, belum genap satu bulan kau tidak bertemu denganku, dan sekarang kau sudah merindukanku? Ternyata memang benar bahwa pesona seorang Luis Carnent memikat banyak wanita." Luis berujar dengan sangat percaya diri.

"Luis apa penyakit lamamu kambuh lagi?" Ujar Reyna yang kesal dengan ke-pedean Luis.

Luis hanya menjawab dengan kekehan kecil, karena melihat wajah Reyna yang mulai kesal.

"Ayo masuk tuan putri." Luis membukakan pintu yang berada disebelah kursi kemudi.

"Terimakasih" Jawab Reyna acuh dengan wajah yang masih kesal.

"Hm Luis, kau sudah mencarikanku Apartemen?" Tanya Reyna saat mobil berjalan membelah kota malaikat ini.

"Kau akan tinggal denganku. Jadi untuk apa aku mencarikanmu apartemen?" Jawab Luis yang sedang fokus dengan kendaraan.

"Apa kau sudah gila? Mana mungkin aku tinggal seatap dengan mu Luis?" Reyna semakin kesal dengan jawaban Luis kali ini.

"APa kau sudah lupa, bahwa kau selalu tidur dibawah ketekku Reyna?" Terdengar suara Luis yang seakan mengejek Reyna.

"Itu kan berbeda, aku tidur denganmu saat menginap di rumahmu, dan lagi pula disana masih ada bibi Himeko dan paman Veer." Kata Reyna yang tidak terima dengan ejekan Luis.

"Menurutku itu sama saja, kau tidur dibawah ketek ku, sedangkan kamarku kedap suara. Apa kau pikir ibu dan ayahku akan mendengar meski kau berteriak sekalipun?" Luis melirik wajah Reyna yang semakin kesal.

"Aku tetap tidak mau Luis. Mungkin saja jika setan-setan dalam tubuhmu akan mencelakaiku." kata Reyna ketus.

"Kalau begitu ya sudah, kau menginap saja di jalan." Ucap Luis asal.

"Apa? Kau pikir Aku jauh-jau datang kesini hanya untuk menginap di jalanan? Tega sekali kau Luis" Reyna pura-pura sedih dengan kata-kata Luis.

"Rey jangan menangis, aku minta maaf, tadi itu aku hanya main-main. Mana mungkin aku membiarkanmu tidur dijalanan" Nada suara Luis sangat cemas dan menesal karena membuat Reyna sedih.

"Rey, aku minta maaf." Ulang Luis sekali lagi.

"Hahahaha" tawa Reyna pecah saat melihat wajah menyesal Luis.

"Kau menertawakan ku? Apa kau sedang mempermainkanku nona Reyna." Sekarang suara Luis berubah kesal.

"Ternyata kau sangat mudah dibohongi Luis" Reyna masih tertawa terpingkal-pingkal melihat wajah cemberut Luis.

"Kau akan tetap di apartemenku." Putus Luis cepat, dan menghentikan tawa Reyna.

"Tidak." Jawab Reyna yang sudah berhenti tertawa.

"Ayo lah Rey, ini LA, dan kau pasti tau pergaulan disini seperti apa, aku juga tidak bisa selalu mengawasimu jika apartemen kita berbeda, aku takut jika kau kenapa-napa." Wajah Luis berubah serius .

"Baiklah tuan Luis yang terhormat." Jawab Reyna pasrah.

"Good girl." Senyum Luis mengembang saat dapat membuat Reyna menuruti kehendaknya.

"Tapi kau jangan macam-macam dengan mencuri-curi kesempatan saat aku sedang tidur." Reyna mencoba menggoda Luis yang kembali sibuk menyetir.

"Kau pikir aku akan menyentuhmu? Apa jangan-jangan kau memang ingin aku sentuh?" Tanya Luis balik menggoda Reyna.

"Eh apa-apaan kau Luis. Aku ingin di sentuh oleh dirimu? Jika itu terjadi, maka aku memang seperti wanita yang haus belaian." Reyna dan Luis kembali tertawa terbahak-bahak.

"Kau tenang saja Rey, apartemenku memeliki dua kamar. Kau bisa memilih yang kau sukai." Kata Luis pada Reyna.

"Jikapun aku memilih aku rasa aku tetap tidak aman, karna kau pasti akan mencari kesempatan dalam kesempitan." Kata Reyna pada Luis.

"Ya kau benar. Tapi aku bukanlah pria brengsek yang dengan sengaja menyakiti hati calon istrinya sendiri dengan tidur bersama pelacurnya disaat hari sakralnya." Hening. Tiba-tiba suasana berubah hening. Tak ada yang bersuara, setelah kata-kata itu keluar dari bibir Luis.

Reyna menekuk kepalanya, berusaha menahan bulir jernih yang agar tidak membasahi pipinya. Namun itu sia-sia. Bulir itu tetap mengalir, namun dengan cepat Reyna menepisnya.

Apakah usahanya jau-jauh datang ke LA akan sia-sia, karena memang bayangan itu sulit untuk pergi dari memorinya.

"Maaf" Luis merasa bersalah karena mengungkit luka yang seharusnya dikubur oleh Reyna.

"Tak masalah." Ucap Reyna diiringi senyum tulus dari bibirnya.

Apakah Luis salah jika ia mengatakan Diof adalah lelaki paling brengsek yang pernah ada.

Namun apakah Luis berdosa jika ia bahagia dan sedih di saat yang bersamaan. Luis sangat bahagia setelah ia mengetahui bahwa wanita yang ia cintai tidak jadi dipersunting oleh lelaki lain selain dirinya.

Namun ia juga sedih, saat melihat wanita yang ia cintai terus berlarut dalam kesedihan yang diciptakan oleh lelaki brengsek itu.

Luis memang tidak tau dengan siapa Reyna akan menikah. Luis seakan menutup mata dan telinganya saat mendengar kabar bahwa orang yang ia cintai akan mendampingi orang lain. Namun sekarang ia bahagia bahwa Reyna bukan milik siapa-siapa lagi. Masih ada kesempatan untuk Luis merebut hati Reyna.

Tak terasa keheningan tadi telah membuat mereka sampai di depan gedung apartemen mewah ini.

"Rey, ayo masuk." Ajak Luis membantu menyeret koper Reyna.

Reyna hanya tersenyum sambil mengangguk meng iya kan.




GAJE ya??

Sorry
.
.
.
Imajinasi author lgi ngak terbang tinggi, jdi cuma dapat segini idenya.

Bye

Insyaallah, ketemu minggu depan 👋👋

The Return Of First LoveKde žijí příběhy. Začni objevovat