Ow!!

913 39 1
                                    

Diof POV

Sudah hampir 5 tahun berlalu, semenjak gadisku mengecewakan hatiku. Marah, kesal, sedih, kecewa, semuanya menjadi satu. Apa yang salah dengan ku? Dengan teganya dia mengatakan bahwa aku hanyalah sebuah ajang pembalasan dendam.

Aku sendiripun tidak tau dendam apa, dendam yang mana? Apa dendam karna aku meninggalkannya, atau karna aku memberitau daddynya tentang kenakalannya. Entahlah, yang pasti dia berhasil membalaskan dendam padaku.

Lucu memang, mana ada gadis cantik yang mau menjadi pacarku. Jangankan pacaran, berteman saja tidak ada yang mau. Ya, hanya satu wanita yang mau berteman denganku, yaitu Azira. Akupun tidak tau apakah pertemanannya denganku itu tulus. Atau hanya sekedar memperalat kekayaanku. Tapi itu tidak penting aku sudah lama dekat dengannya. Dan sekaranpun Azira sudah resmi menjadi pacarku.

Semenjak aku mengetahui bahwa gadisku, apa aku masih pantas memanggilnya sebagai gadis ku? Tapi sudahlah, yang aku tau dia melanjutkan study kedokterannya di Jepang. Aku tidak tau apakah dia merasa bersalah dan berusaha menghindariku.

Waktu akan terus berlalu. Dan seseorang pasti akan berubah. Entah perubahan seperti apa yang akan terjadi. Tapi....

Sekarang aku bukan Diofnya lagi. Aku adalah Diof Anggara Kusuma. Tidak ada lagi kacamata tebal yang bertengger di hidungku. Tidak ada lagi buku-buku tebal yang selalu berada di tanganku. Diof sekarang adalah pria dingin yang tampan dengan sejuta pesona yang mampu menarik ribuan wanita ke pelukannya.

Diof yang cupu sudah berada entah dimana. Perpustakaan sudah menjadi masalalu. Dan Club adalah masa depan. Ternyata menjadi pria nakal lebih enak dibandingkan hanya menjadi seorang pria cupu.

Seharusnya kemewahan dan kenikmatan ini dari dulu aku rasakan . Tapi tidak masalah sekarangpun aku bisa menikmatinya.

Gemerlapnya dunia malam adalah kehidupanku sekarang. Wanita adalah mainan baruku. Karna setiap malam aku pasti merasakan kehangatan tubuh wanita. Oh ini mungkin salah satu efek  akibat kekecewaanku pada Reyna.

Dan kemaren malam aku mendapat kabar yang....
Entahlah, mungkin kabar baik. Baik untuk sebuah pembalasan kekecewaan. Aku akan di nikahkan dengan gadis yang dulu hingga sekarang masih bertahta di hatiku. Dan juga gadis yang berhasil menorehkan luka yang belum mengering sampai sekarang.

Tapi aku tidak akan terjerat lagi dengan pesonanya. Sudah cukup dia bermain-main, sekarang aku yang akan mengendalikan permainan ini, sayang.

Aku tau sampai sekarang dia tidak akan pernah mencintaiku. Aku sadar diri akan hal itu. Tapi akan ku buat dia mencintaiku. Dan diapun akan merasakan hal yang sama yang aku pernah rasakan.

Seminggu lagi, waktu yang singkat. Ya seminggu lagi aku akan menjadi suaminya. Aku hanya tersenyum sinis. Suami...? Kata yang menarik. Tapi aku rasa aku tak akan pernah menjadikan seorang wanita busuk sebagai ibu bagi calon anak-anak ku.

Anak-anak ku harus mendapatkan ibu yang pantas bagi mereka. Dan sepertinya Azira...
Tapi aku agak ragu dengan yang satu itu.

Kisah ini akan berakhir menyedihkan Reyna ku sayang. Apa kau masih mengira aku adalah Diof mu yang dulu? Apa kau pikir aku dengan senang hati mau menikahi mu?

Jangan terlalu berbesar hati sayang, ini aku lakukan sebagai salah satu dari pengendalian permainan ini.

Aku rasa kau akan bernasib lebih menyedihkan dari aku.

Aku benci dirimu. Aku benci, aku sangat membencimu.

'Aku membenci mu!!'
Kata-kata itu adalah salah satu kata yang tak pernah absen aku ucapkan setiap hari.

Berharap bahwa kata-kata itu akan menjadi sebuah kenyataan.

Tapi hatiku kadang suka berkhianat. Disaat aku mengucapkan kata itu. Maka hati lain ku pun mengatakan bahwa 'aku mencintaimu.'

Tapi  kenapa aku masih mencintaimu. Kenapa dua rasa ini selalu ada di hatiku. Aku ingin menghilangkan rasa yang kedua. Tapi aku tidak bisa, apa yang telah kau lakukan pada ku Reyna.

Terkadang aku membenci diriku sendiri. Kenapa aku bisa jatuh cinta kepada wanita ular seperti dirimu.

Dan sebentar lagi. Ya, hanya sebentar lagi. Kau akan merasakan hal yang sama seperti yang pernah aku rasakan.

Apakah aku salah jika akupun ingin seseorang yang telah  menyakitiku merasakan sakitnya luka yang dia goreskan.

Aku rasa aku tidak salah. Sah, sah saja jika aku ingin membalaskan dendamku.

Aku hanya seorang manusia biasa. Aku bukanlah malaikat yang tak pernah sakit hati.
Karna tuhan sendiripun menitipkan berbagai rasa dalam tubuh manusia. Dan salah satunya adalah rasa ingin membalaskan.

Tinggal menghitung hari, dan kau akan menelan mentah-mentah rasanya pil pahit kekecewaan.

Seminggu lagi, tujuh hari dan kau akan kecewa. Aku sangat senang dengan perjodohan ini. Karna secara tidak langsung orang tua ku dan orang tua nya telah membantu melancarkan rencana ini.

Bersiaplah sayang dengan semua ini.....

Karna aku menunggumu untuk sebuah kejutan yang besar...

The Return Of First LoveDonde viven las historias. Descúbrelo ahora