Mencintaimu

964 39 7
                                    

Pesawat itu telah berhasil mendarat mulus di LAX International Airport. Tubuh Reyna masih terasa sangat lemas. Seluruh persendiannya seakan tak ada yang melekat ditubuhnya. "Rey, apa kamu baik-baik saja?" Luis sangat cemas dengan kondisi Reyna yang saat ini masih belum mengeluarkan sepatah katapun. Bahkan sekarang mereka telah berada sekitar dua puluh menit lebih diatas mobil yang akan membawanya ke kediaman Carrnet.

"Rey, apa tubuhmu masih sangat lelah? Ayolah, bicarakan sesuatu. Aku sangat cemas jika kamu diam seperti ini". Luis mengoncang tubuh Reyna yang bersandar kebahunya. "Aku baik-baik saja Luis". Reyna merasa tidak enak karena tidak menjawab perkataan Luis.

Mobil yang membawa mereka berhenti tepat disebuah rumah megah yang ditutupi oleh pagar-pagar tinggi. "Kita sudah sampai, mama dan papaku pasti senang melihatmu". Bisik Luis pada Reyna.

Reyna hanya tersenyum simpul membalas ucapan Luis. Dan benar saja saat baru saja akan melangkahkan kakinya keluar dari dalam mobil. Suara teriakan yang begitu nyaring langsung saja menyambut kedatangan mereka. "Luis kenapa kau datang tidak mengabari mama? Apa kau sudah tidak menganggap aku sebagai ibumu lagi?" pertanyaan yang begitu mendramatis itu keluar dari bibir Himeko, mamanya Luis.

"Ma, mama membuat telinga Luis hampir saja pecah". Luis berpura-pura menutup kedua telinganya. "Kau mengatakan apa? Kau bilang mama membuat telingamu pecah. Dasar anak kurang aja". Himeko langsung saja menarik telinga Luis, Reyna yang menyaksikan kejadian itu hanya dapat menutupi suara tawanya saat melihat Luis meringis kesakitan.

Mereka telah berada didalam rumah yang besar itu. Himeko menyuruh putra dan calon menantunya untuk mandi, karena memang bau mereka yang sudah mulai agak menyengat. Maklum saja hampir seharian mereka berada diatas kapal yang bisa terbang itu.

Reyna segera merebahkan dirinya diatas kasur empuk itu. Ingatannya kembali kepada masa SMA nya, masa remaja yang ia lewati dengan penuh canda tawa, dengan berbagai keusilan yang ia buat hanya untuk membuat cowok cupu itu marah kepadanya. Tapi apa yang ia dapat, sekalipun orang itu tidak pernah marah, jangankan untuk marah untuk menolak segala keingian konyol Reyna pun Diof tidak pernah.

Reyna memukul kepalanya yang terasa berdenyut. Untuk ribuan kalinya ia masih saja memikirkan orang yang sudah menghancurkannya. Ia lelah untuk bertanya kepada hatinya. 'kenapa ia mencintai lelaki yang sudah merusaknya?' tapi ia tak dapat untuk terus berbohong. Ia ingin seperti dulu, ia ingin agar waktu dapat kembali. Ia ingin terus berada dimasa yang manis itu, dan segera menghentikan waktu agar ia tidak perlu merasa sesakit ini. Ini sangat menyakitkan.

Seiring dengan air matanya yang menetes, perlahan mata itu menutu, ia berharap bahwa ia tak akan pernah melihat semuanya lagi. Berharap bahwa apa yang telah terjadi hanyalah sebuah bunga tidurnya.

Dua hari sudah Reyna berada di dalam kediaman Carnent, tak banyak yang dapat ia lakukan, Ibu dari calon suaminya itu melarang keras Reyna untuk sekedar membantu-bantu. Hanya duduk melamun dan memperhatikan kegiatan para maid yang berlalu lalang didalam rumah megah itu.

Ryan dan Ayu hari ini berangkat untuk menghadiri pernikahan putri sulung mereka yang akan dilaksanakan dua hari lagi. Segala persiapan sudah dilakukan, hanya saja tinggal gaun resepsi yang masih dalam persiapan, karena bagian pinggang dan dada gaun itu terlalu longgar.

Tidak pernah terpikirkan oleh Reyna bahwa sebentar lagi statusnya akan segera berubah. Menikah, menjadi seorang istri, dan menjadi seorang ibu yang baik bagi anak-anaknya kelak. Meski bekan bersama pria yang dicintainya. Tapi setidaknya ia menyayangi Luis. Bukankan ada istilah bahwa cinta datang karna terbiasa? Maka Reyna akan mencoba itu.

Terbiasa? Terbiasa seperti apa lagi? Sudah tujuh tahun berlalu, bahkan tak ada satu haripun yang terlewatkan tampa kebersamaan mereka. Namun cinta itu tak kunjung mendatanginya, apakauh ia harus kehilangan Luis supaya ia bisa mencintai pria tersebut?

The Return Of First LoveOù les histoires vivent. Découvrez maintenant