Part 11 : Perlawanan Salsa

6.5K 239 23
                                    

Warning : typo bertebaran.

*****

Author POV

"Pacaran kontrak?" Salsa sangat marah dengan apa yang dilakukan Adrian. Ini sudah di luas batas. Wajah Salsa sangat merah karena mencoba meredam emosinya yang memuncak.

"Aku akan bayar semuanya." Jawab Adrian dengan entengnya.

Salsa yang berdiri tepat didepan adrian syok mendengar jawaban adrian. Tanpa aba aba dan tanpa sadar tangannya melayang ke arah pipi Adrian.

"Plak" satu tamparan keras tepat mengenai sasaran. Adrian yang pipinya ditampar pun mengerang kesakitan.

'Beraninya kau menamparku.' pikir adrian dalam hati sambil terus memegangi pipi kirinya yang terasa berdenyut denyut. Sedangkan sudut bibirnya tampak mengeluarkan darah segar. Tampaknya tamparan Salsa memang tidak main-main.

Sekarang pipi kiri Adrian kelihatan memerah akibat tamparan dari tangan salsa. Entah mengapa setelah mendengar jawaban Adrian membuat hatinya menjadi marah dan terasa panas didadanya.

Masih dalam posisi yang sama. "Becandanya nggak lucu sama sekali. Tau nggak!" Ujar salsa dengan mata menyalang kearah Adrian. "Lo gila, nggak waras, kuras sehat pikirannya. Apa lo pikir gue kaya b*tch di luar sana yang dibayar bahkan dibeli mau? Dasar cowok brengsek."

Haha, dengan gampangnya lo minta gue setuju sama ide gila lo itu. 'Nikah kontrak', apa dia pikir itu sebuah permainan belaka."

Adrian saat ini merasa dirinya bingung atas sikap dan tindakan yang dilakukan Salsa kepadanya.

Mungkin apa yang dikatakan Salsa ada benarnya juga. Tapi apa harus menampar pipinya. 'Perempuan nggak tau diri.'

Kalau Salsa perempuan tidak tahu diri, bagaimana dengan Adrian? Adakah kata lain yang dapat mendeskripsikan?

"Sebenarnya anda itu siapa sih? Nggak ada angin nggak ada hujan anda tiba tiba datang dihidup saya." Tanya Salsa dengan sangat sopan

"Apa anda tahu semenjak anda dateng dihadapan saya. saat itu juga hidup saya terasa nggak tenang."

"Siapa sih Anda?" Tanya salsa dengan suara serak yang mungkin saja sebentar lagi air mata yang sedari tadi diperjuangkannya agar tidak jatuh pada akhirnya akan luluh juga. Apakah Adrian berpikir kalau tidak punya harga diri?

Salsa mengucapkan itu dengan bahasa formal dan menekankan kata Anda dan Saya. Sungguh sekarang amarah salsa sudah dalam keadaan lost.

"JAWAB, ADRIAN."'teriak Salsa sembari memukul-mukul dada Adrian.

Adrian mendengar apa yang dikatakan Salsa dengan seksama. Tetapi apa yang diucapkan salsa tidak berati apa dalam pikirannya.

Hatinya sudah beku...

Apapun yang terjadi Adrian tidak akan mengubah sesuatu yang sudah menjadi keputusannya.

"Sdah cukup bicaranya?" Tanya adrian dengan nada ketus dan tanpa ada perasaan bersalah sama sekali. Mungkin ini adalah pertama kalinya bagi Salsa bertemu dan kenal dengan seseorang seperti Adrian.

"Cuma itu yang bisa lo ucapin!" Jawab Salsa dengan singkat.

"Memangnya jawaban apa yang lo mau?", "Apa kata maaf yang lo ingin dari saya? Itu mustahil" imbuh Adrian dengan senyum meremehkan.

Kali ini Salsa merasa sangat jengah untuk menanggapi adrian. Menurutnya itu hanya akan sia sia saja. Adrian bukanlah tipe orang yang mudah minta maaf dan menyadari kesalahannya. Hanya dengan beberapa waktu belakangan ini Salsa mengenal Adrian. Salsa bisa tahu itu dari tingkah dan ucapan adrian. Otoriter dan tidak mau kalah. Kata itu yang dapat disimpulkan oleh salsa saat melihat adrian.
'Buk'

My Prosecutor CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang