Part 10 : Adrian gila

7.1K 262 22
                                    

'Salsa, sepertinya Tuhan memang mentakdirkan kita untuk bertemu kembali.' - Adrian.

*****

Author POV

Seutas senyum nampak di bibir Adrian, sepertinya kali ini strategi yang dibuatnya untuk menaklukkan dinding pertahanan Salsa akan berhasil. Terbukti dengan Salsa yang meneleponnya kali ini.

'Sepertinya menaklukanmu adalah keahlianku'

Adrian bergegas menggeser icon hijau pada layar handphonenya. Kali ini Adrian sudah tidak sabar untuk mendengar omelan dan makian Salsa yang justru membuatnya merasa bahwa gadis itu akan mudah takluk kepadanya.

"Hallo, Princess." jawab Adrian smirk dibibirnya. Dia tahu Salsa tidak akan luluh dengan rayuannya, mungkin kebalikannya Salsa akan jijik mendengar panggilan Adrian itu.

"Princess, Adrian sejenak berpikir bahwa panggilan ini cocok untuk Salsa. Tidak hanya cocok tapi sangat cocok." pikir Adrian.

Diseberang sana Salsa yang baru saja mendengar Adrian memanggilnya justru membuat Salsa merasa aneh dan jijik. Mungkin jika yang mengucapkannya orang lain Salsa akan mengubah kata aneh dan jijik menjadi romantis.

"What. Princess? Jijik sumpah."

"Kenapa bukannya itu panggilan yang mesra ya? Saya rasa kamu suka saya panggil princess." jawab Adrian masih dengan menampilkan sebuah senyum.

"Sorry gue bukan princess nama gue Salsa. Jangan panggil gue seenaknya aja." protes Salsa menanggapi pernyataan Adrian.

"Ngapain lo tadi kesini?" belum sempat Adrian menjawab Salsa bertanya lagi.

Di kamarnya, Salsa memijat kepalanya yang sebentar lagi akan meledak karena menurutnya kelakuan Adrian sudah sangat diluar batas. Salsa bergegas pergi ke balkon. Mungkin saja dengan disini kepalanya akan sedikit lebih baik. Adrian, kali ini nama orang itu akan ada dalam death notenya.

"Apa yang kamu maksud datang kesitu?" jawab Adrian kali ini dia sudah ada didalam mobilnya. Segera ia memasang seat belt yang ada tepat disampingnya kemudian menjalankan mobilnya keluar dari basement dengan kecepatan diatas rata-rata.

'Arghhhh' hembusan napas kesal lolos sudah dari diri Salsa. Sungguh sekarang batas kesabarannya sudah habis untuk menghadapi Adrian.

"Nggak usah pura-pura nggak tahu apa yang gue maksud. Ngapain lo pake acara dateng ke rumah gue bahkan sampai ketemu nenek. Mau cari perhatian, hah? Sebenernya apa sih mau lo dari gue. Gue bahkan sama sekali nggak kenal sama lo. Kenapa gue harus berurusan dengan lo gini Adrian yang terhormat?"

Mendengar ucapan Salsa yang sangat menohok tepat diulu hati membuat senyum yang tadi nampak tergantikan dengan raut wajah penuh amarah didalamnya.

"Apa ada yang salah dengan itu? Apa saya tidak diperbolehkan melakukan itu?" tanya Adrian penuh dengan penekanan dalam setiap kata yang dia ucapkan.

"Kenapa saya tidak bisa? Kamu tidak berhak melarang saya. Dan kamu harus ingat, tidak ada yang bisa melawan Adrian!"

Salsa yang sekarang ada dibalkon merasa ada yang berbeda dengan suara Adrian. Walaupun dia tidak tahu banyak tentang Adrian tapi Salsa sangat yakin ada yang berbeda dengan nada bicara Adrian.

'Apakah Adrian marah?' ucap Salsa dalam hati.

"Tentu saja salah. Saya peringatkan kembali kepada Anda. Jangan mengganggu hidup saya dan keluarga saya. Kamu bukan siapa-siapa bagi saya, jadi saya tidak perlu menuruti semua perintah Anda." jawab Salsa dengan menohok.

My Prosecutor CEODonde viven las historias. Descúbrelo ahora