Part 8 : Salah Paham

7.3K 293 6
                                    

Makasih yang udah baca cerita ini walaupun cerita ini sangat diragukan kualitasnya. Mohon maklum ini cerita pertama saya. Saya harap kalian tidak kecewa.

Happy reading

*****

Author POV

Mobil yang dikendarai Dion pun berhenti di sebuah rumah bernuansa klasik modern dengan gaya arsitektur gabungan dari jawa tradisional dan eropa klasik. Walaupun gabungan dari desain eropa klasik bukan berarti ketinggalan zaman. Rumah ini sangat besar dengan di bagian depan dan samping rumah ini sangat luas dan dibangun taman ditengahnya bahkan ada area bermain yang sangat luas. Benar-benar indah dan mewah tetapi tidak berlebihan.

"Udah sampe?" tanya Salsa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Udah sampe?" tanya Salsa.

"Udah." jawab Dion dengan lembut. Sungguh berbeda sekali saat pertemuan pertama mereka. Yang awalnya Dion dan Salsa saling bermusuhan namun sekarang tampak berbeda dan terlihat lebih nyaman. 

Segera Salsa melepas seatbelt yang melekat ditubuhnya dan keluar dari mobil Dion. Dion pun melakukan hal yang sama. Dion menutup pintu mobil dan sejenak mengamati bangunan dihadapannya kini.

Raut wajah Dion nampak terkagum-kagum.

"Ini rumah lo, ya? " tanya Dion.

"Iya. Kenapa?" tanya Salsa kepada Dion.

"Rumahnya cantik." jawab Dion dengan pandangan mata yang tertuju pada rumah Salsa sesekali dia bergumam seperti menilai-nilai rumah yang ada di depannya ini.

'Iyalah bagus orang rumah gue gitu' Salsa berdehem.

"Rumahnya cantik? Iyalah, kan yang punya juga cantik." ucap Salsa dengan percaya diri sambil tersenyum semanis mungkin dan membentuk tanda V dengan tangannya ke arah Dion. Tidak ketinggalan dengan senyum dibibirnya yang membentuk sudut yang sempurna.

Mendengar penuturan dari Salsa membuat Dion heran. Baru kali ini dia bertemu cewek yang tingkat kepercayaan dirinya sangat tinggi. Kemudian Dion berjalan beberapa langkah mendekati Salsa sampai-sampai jarak wajahnya dengan wajah Salsa berjarak sangat dekat, hanya sekitar 15 cm.

Dion menghembuskan nafasnya kasar tepat di depan wajah Salsa.

"Narsis lo." ucap Dion dengan nada suara yang dibuat supaya terdengar seketus mungkin dan menjentikan jari telunjuk kanannya ke dahi Salsa.

Dion tersenyum jahil kemudian menjauhkan tubuhnya dari Salsa. Setelah itu Dion seperti tersenyum tapi ingin ditutupinya.

'Sadar Dion. Sadar. Lo gak boleh begini.'

"Heh sadar." Dion sekali lagi menjentik dahi Salsa dengan keras.

"Awww. Sakit setan." ucap Salsa sesekali mengelus-elus dahi bekas jentikan Dion tadi. Lihat saja bahkan di dahi Salsa ada bekas tanda merah.

My Prosecutor CEOWhere stories live. Discover now