Part 17 : Bercanda atau serius?

4.6K 177 7
                                    

Typo bertebaran harap maklum.

*****

Author POV

'Adrian'

Gerak-gerik Salsa yang gusar menarik perhatian Dion. Sedari tadi matanya tidak lepas memandangi Salsa. "Siapa, Sal? Kok lo kelihatannya lo kaget gitu sih? Ada masalah?"

"Oh, bukan siapa-siap kok. Biasa cuma spam gitu deh. Maklum ya, cewek populer kayak gue banyak yang ngerebutin. Jadi sebagai sahabat yang sering banget disisi gue lo harus maklum. OK? Ujar Salsa mereject panggilan telepon Adrian dan berpura-pura tidak ada masalah. Kalau sampai Dion tahu bisa gawat. Yang kemarin aja sampai tonjok-tonjokan. Kali ini bisa jadi mereka akan bunuh-bunuhan.

'Lagian juga kenapa sih ini om-om telepon gue lagi. Telinganya budek kali! Dasar kepala batu. Udah gue bilang jangan telepon eh belom genap 24 udah dilanggar duluan.'

"Bener lo nggak bohongkan?" Tanya Dion dengan ragu.

"Iya, Dan juga ngapain gue bohong kurang kerjaan banget deh. lo kok jadi curigaan sih? " Tanya Salsa sembari tersenyum jahil.

Dion terlihat kaget mendengar pertanyaan Salsa. Saking kagetnya bahkan matanya sampai membulat sempurna.

"A..apaan sih lo? Siapa juga yang curigaan? Nggarang deh lo!" Balas Dion dengan terbata-bata. Pipinya bahkan seperti tomat merah. Dion menyadari jika dirinya sekarang terlihat seperti orang bodoh karena ketahuan berbohong.

'Kenapa pipi gue pake acara merah sih? Lagian juga siapa sih yang curiga perasaan gue cuma penasaran aja.'

"Jangan-jangan-" Ucap Salsa penuh selidik.

Apakah Salsa tidak sadar jika perbuatannya itu membuat sahabat laki-laki didepannya tersipu malu.

Dasar cewek nggak peka!

"Udah deh, nggak lucu gue mau duluan aja." Jawab Dion yang terdengar seperti ingin mengakhiri obrolannya dengan Salsa. Bisa bahaya kalau diteruskan.

"BYE SAL."

"Lo mau kemana?" Cegah Salsa sarkastik sambil meraih lengan Dion dengan erat yang hendak kabur.

"Gue ada urusan di OSIS bentar. Gue itu ketua OSIS sekolah ini. Otomatis kerjaan gue banyak. You know lah." Dion menyombongkan diri karena dirinya adalah ketua OSIS sambil membetulkan dasinya.

'Sok cool.'

"Songong banget lo! Padahal bentar lagi juga jabatan lo bakal dicopot. Si Reza kan udahan lombanya. Gue saranin lo cepetan cari kerjaan baru ya! Atau lo siap-siap aja jadi pengangguran. Gue turut prihatin atas semua yang terjadi sama lo." Salsa menepuk pundak Dion dengan lembut tidak lupa juga Salsa memasang wajah prihatin tidak lupa dengan seolah menghapus air mata. Lengkap sudah! "Sabar ya, Di."

"Bodo gue nggak peduli. Yang penting gue bisa napas dan hidup dengan tenang. Apalagi kalau gue nggak ketemu lo. Berkah banget hidup gue. Kapan sih lo lenyap dari muka bumi ini?"

"Dasar lo. Palingan kalau gue pergi gue yakin lo bakal nyariin gue iya kan? Terus karena kecapean cari gue dan nggak ketemu lo akhirnya putus asa, sakit-sakitan, terus is dead deh. " Ucap Salsa seraya menjtlak kepala Dion dengan tangannya.

"Sakit bego!" Umpat Dion.

"Ouch ouch ouch. Sakit ya. Sini mama tiupin mau? Sini-sini. Yang mana yang sakit?" Tawar Salsa kepada Dion tetapi justru terdengar menjijikan. Apalagi muka Salsa yang nggak karuan kayak gitu.

"Dasar najong!"

"Biarin dong suka-suka gue lah. Lagian lo resek sih."

"Terserah lo deh. Ngomong sama dugong darat kayak lo nggak bakal selesai. BYE, gue mau pergi duluan. BYE...BYE...BYE

My Prosecutor CEOWhere stories live. Discover now