Tiga - Ketemu!?

121K 5K 33
                                    

Ring Ring..

Dering handphone Dean mengaungi ruangan kantornya yang sepi. Diangkatnya panggilan tersebut setelah membaca kontak yang tertera, Rumah Singapura.

"Ya?" jawabnya malas

"Bagaimana kabarmu sayang? Ibu rindu" jawab orang diseberang sambungan telepon

"Baik bu, aku baru disini 1 minggu Ibu, jangan berlebihan"

"Kamu sudah sarapan tadi pagi? Sudah makan siang sekarang?"

"Sudah ibu, kenapa ibu tidak kemari saja dan menyaksikan sendiri tanpa bertanya"

"Ibu hanya khawatir, oh iya kemarin ibu bertemu teman ibu dari Indo, katanya anaknya baru saja lulus dari kuliah, makanya dia ada di singapura, ibu juga sempat bertemu anaknya, cantik, mereka pulang besok pagi, luangkan waktumu guntuk bertemu dengannya akhir minggu ini ya, ibu yakin-" kalimat ibunya terpotong

"Ibu, aku mohon hentikan usaha perjodohan yang ibu lakukan, aku sudah punya calon, jadi ibu tidak usah menjodohkan aku lagi"

"benarkah? siapa dia? Dari keluarga mana? Jangan berbohong kamu nak,Kenapa tidak kau bawa kemari, kenalkan pada kami, ibu ingin bertemu langsung "

"ibu aku mohon tenanglah, aku bertemu dengannya dijalan, dan kami belum bertemu lagi, aku kan kabari ibu nanti, sudah ya bu, aku sibuk" Dean mematikan panggilan secara sepihak tanpa menunggu jawaban dari ibunya.

***

Tok tok

"masuk" ucap Dean tanpa mengalihkan pandangan dari dokumen yang ditelitinya

"ini data yang tuan minta" ucap seorang laki-laki berpakaian serba hitam yanh tampak seesia dengan Dean

"oh, benarkah, sudah sangat kutunggu" ucap Dean menerima amplop coklat berisi beberapa lembar foto dan kertas biodata lengkap wanita yang dicarinya

Ya, wanita yang tiga hari lalu meninggalkan ruang tamunya saat dia mandi. Untung dia memiliki kamera CCTV yang terpasang didepan rumah dan cukup menggambarkan dengan jelas wajah siapa saja yang keluar masuk dari rumahnya. Sehingga mempermudahnya mencari wanita itu.

"dia seorang mahasiswa universitas U tuan, gadis biasa penerima beasiswa selama 4 tahun terakhir, namun karena belum selesai dia harus menanggung biaya kuliahnya sendiri lagi, orangtuanya bercerai, entah dimana ibunya, tapi dia tinggal dengan ayahnya" jelas lelaki itu

"apa maksudnya ini Anton?" ucap Dean menunjukkan sebuah foto, wanita itu sedang duduk didepan sebuah komputer

"dia bekerja disebuah warnet tuan, dia bekerja mulai jam 4 sore hingga jam 9 malam setiap hari dan libur dihari minggu tuan" tutur Anton

"baiklah, kau bisa kembali"

"apakah ada hal lain yang perlu saya telusuri lagi tuan?"

"awasi dia terus, laporkan jika ada hal penting yang perlu aku ketahui"

"baik tuan saya permisi kalau begitu" pamit Anton lalu keluar meninggalkan ruang kerja Dean.

Dean membaca dengan seksama isi data diri dari Syifa, wanita yang kemarin meninggalkan rumahnya.

Ketemu. Aku menemukanmu Syifa, dan kau tak bisa lari dariku. Karena kesepakatan lisan kita telah terjadi. Dan Aku akan segera menemuimu. Batin Dean sambil tersenyum menatap foto Syifa yang tampak cantik, tersenyum di depan kampusnya bersama beberapa temannya.

Tangannya mengangkat telepon di mejanya menekan satu tombol, menelpon sekertarisnya.

"Lusi, telpon Roy tanyakan apakah dokumen perjanjian yang kuminta,sidah siap?"

"baik tuan" jawab Lusi

Roy adalah pengacara pribadi Dean kemarin dia sudah menghubunginya untuk membuat perjanjian kesepakatan tentang sewa rahim dan donor ovum, untuk menguatkan kesepakatan lisannya dengan Syifa. Hal ini dilakukan agar tidak ada pihak yang dirugikan.

*

"kalau aku bisa mengulang waktu aku akan berusaha keras untuk mendapatkan pengusaha tampan kaya raya untuk kunikahi" ucap Syifa masih menyandarkan dirinya pada dada laki-laki dibelakangnya, mereka baru saja selesai menonton film In Time di dalam kamar lelaki itu.

"haha, kalau begitu kita tidak mungkin akan bertemu" ucap lelaki itu diselingi tawa garing, lalu mencium leher dan bahu Syifa yang terbuka karena baju dengan model kerah sabrina yang dikenakannua menampakkan seluruh leher dan bahunya tapi masih menutupi dadanya.

Bip bip bip bip

Suara alarm dari handphone Syifa mengingatkannya untuk berangkat bekerja.

"Rio, sudah waktunya aku pergi" ucap Syifa memcoba bangkit, namun tertahan oleh tangan Rio yang dilingkarkan diperut Syifa

"aku masih rindu" ucap Rio sambil mendaratkan ciumannya di pipi kanan Syifa yang diseret turun ke leher dan bahu

"aah hentikan, kau membuatku geli" ucap Syifa sambil memambah tenaganya, bergeliat dan berusaha untuk melepaskan diri hingga akhirnya Rio mengalah dan melepaskannya

Syifa berdiri meraih jaketnya yang tergantung dipintu kamar Rio dan segera memakainya. Dilihatnya Rio mematikan laptop yang tadi mereka gunakan untuk menonton film dan mencabut flashdisk yang kemudian diserahkan kepada Syifa.

"nih, besok download lebih banyak lagi ya" pinta Rio yang dibalas anggukan Syifa

Syifa mengambil tasnya memasukkan flashdisk nya dan mengambil kunci motornya dari dalam tasnya.

"aku pulang ya" ucap Syifa ringan dan berjalan keluar diikuti Rio dibelakangnya. Saat hendak membuka pintu ruang tamu tangannya ditahan oleh tangan Rio "ada apa?" tanyanya

Rio menyentuhkan jari telunjuk tangan kanannya dan menempelkannya dua kali di pipi kanannya, membetuk ketukan tanpa suara. Hal itu membuat Syifa menghembuskan nafas keras dan menahan tawanya. Syifa mengerti maksud Rio yang ingin diberi ciuman perpisahan, tapi dia hanya meggeleng sambil tersenyum, memajukan badannya mendekat ke tubuh Rio dan memeluknya. Rio memanfaatkan kesempatan itu dan mencium Syifa, pipi kanan, dahi, pipi kiri dan dagunya.

"sekarang giliranmu" ucap Rio yang membuat tawa Syifa pecah, tapi kemudian Syifa melakukan hal yang sama.

"sudah, aku pulang ya" ucap Syifa kemudian yang dibalas anggukan Rio.

Syifa berlalu dengan mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Melajukannya menuju tempat kerjanya.

Rahim SewaanKu ✅ (Sudah terbit)Where stories live. Discover now