Satu - Ya ,/./?

205K 6.9K 82
                                    

Aku benci sendiri.

Syifa tidak suka sendiri. Tapi dia kini mendapati dirinya sedang mengasingkan diri dan sendiri. Pikirannya bingung.

Juntaian kabel kecil berwarna putih menggantung di telinganya. Sepiker kecil yang menyatu pas di depan lubang telinganya mehantarkan gelombang suara yang bersimphoni. Because of you. Lagu yang dinyanyikan oleh Kelly Clarkson, merupakan lagu keluaran 2005 yang menjadi kesukaannya hingga saat ini. Bahkan sekarang hanya diputar berulang ditelinganya. Menulikan kebisingan yang ada disekelilingnya.

Ditaman sebuah perumahan elit yang cukup jauh dari rumah, bukan, rumah kontrakan lebih tepatnya. Disinilah Syifa menyendiri. Terduduk disalah satu kursi taman. Entah angin apa yang membawanya kesini. Dia hanya melajukan motornya menyusuri jalan seperti biasa yang dia lakukan saat pikirannya terlalu berkecamuk. Berharap angin membawa segala masalah dan beban pikirannya itu pergi.

Dipangkuannya terdapat selembar kertas dan pulpen. Entah menulis, entah menggambar. Kertas itu menampakkan gambar dan tulisan yang tak saling bersautan.

Kamu harus segera lulus. Tahun depan adikmu akan masuk kuliah. Penghasilan ayah sudah tidak cukup jika harus menanggung biaya kuliah kalian berdua.

Kalimat itu selalu terngiang di kepala Syifa. Kepalanya mendongak menatap langit yang cukup cerah sore itu, menahan air matanya yang sudah hampir jatuh. Dia memejamkan matanya menahan air keluar dengan kelopak matanya.

Syifa adalah mahasiswa tingkat akhir yang menyandang status ngaret lulus. Seharusnya dia lulus satu tahun yang lalu, yang artinya dia sudah menyianyiakan 2 semesternya. Dia mahasiswa program beasiswa pemerintah yang sudah mendapat belas kasihan selama 4.5 tahun pembiayaan masa studi. Tapi karena kini sudah lebih dari waktu yang ditetapkan maka dia harus membayar biaya kuliahnya sendiri.

Ayahnya hanya buruh serabut dengan gaji pas-pasan untuk biaya hidup dn biaya sekolah adiknya. Ibunya dan ayahnya sudah bercerai sejak Syifa duduk dibangku SMA. Jangan tanya ibunya dimana sekarang! Syifa juga tidak tahu ibunya dimana, setelah perceraian itu ibunya pergi meninggalkannya dan Salisa bersama ayahnya.

Salisa adalah adinya yang duduk dikelas 3 SMA saat ini yang akan segera sibuk dengan try out dan kelas tambahan untuk mempersiapkan kelulusan.

Untuk makan saja susah apa lagi untuk skripsi. Tahu begini, dulu aku pilih nikah saja, tak usah kuliah. Pikirnya.

Tiba-tiba dia merasakan cahaya matahari meredup.

"aku akan menyewa rahimmu dan memintamu menjadi pendonor ovum untukku" suara seorang lelaki dihadapannya

"yaa.." ucap Syifa spontan sambil membuka mata. Entah koma, titik atau tanda tanya diakhirnya. Kata itu keluar begitu saja.

Syifa mengusap matanya, tidak yakin dengan apa yang dilihatnya. Seorang laki-laki, dengan tinggi kurang lebih 185 cm dan rambut coklat tua berdiri dihadapannya. Mata lelaki itu biru, kulitmya putih, hidungnya mancung bahkan mungkin bisa dikira sirip atas ikan hiu kalau berenang. Diusapnya matanya sekali lagi, tidak percaya. Tetapi apa yang dilihatnya sama. Lelaki itu menatap lurus pada mata Syifa dan menguncinya.

"baiklah. ikut aku, kita bicarakan lebih lanjut dirumahku" ucap lelaki itu sambil menarik tangan Syifa yang masih terdiam bingung, namun tidak bisa menolak karena cengkraman lelaki itu sangat kuat.

Mereka berjalan setengah berlari hingga memasuki pekarangan sebuah rumah mewah diperumahan itu yang hanya 2 blok dari taman.

"duduklah, anggap saja rumah sendiri. aku mandi dulu sebentar" ucap laki-laki itu setelah mereka tiba diruang tamu dan melepas cengkraman tangan Syifa.

"oh iya, siapa namamu?" tanyanya sebelum beranjak

"Syifa.." ucap syifa sedikit terengah karena harus menyamai langkah lelaki itu sepanjang jalan tadi

"aku Dean. Aku mandi sebentar" ucap lelaki itu berjalan kekamarnya.

Syifa masih berusaha mengatur nafasnya dan duduk di sofa empuk yang ada di ruang tamu itu. Dia memandang sekeliling. Ruangan itu tampak elegan, dengan ukiran kayu jati yang dicat emas sebagai penopang busa kursi dan meja kaca ditengah ruangan. Tergantung pigura serupa dengan lukisan abstrak warna-warni yang menambah kesan misterius.

Seorang pelayan keluar membawakan minuman untuknya.
"minumnya non, silakan." ucap pelayan tersebut

Setelah mengucapkan terimakasih Syifa meminum teh manis yang di bawakan pelayan tadi.

Aku akan menyewa rahimmu dan memintamu menjadi pendonor ovum untuku

Uhhukk..
Syifa terbatuk kala mengingat dengan jelas apa yang dikatakan lelaki tadi. Dia meletakkan gelasnya dan menghambur keluar rumah.

Rahim SewaanKu ✅ (Sudah terbit)Where stories live. Discover now