T w e n t y S i x

33.4K 3.1K 589
                                    

Roll Royceku melesat perlahan di jalan Las Vegas Blvd tapi anehnya, aku tidak ingin berbelok ke kanan dimana penthouseku berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Roll Royceku melesat perlahan di jalan Las Vegas Blvd tapi anehnya, aku tidak ingin berbelok ke kanan dimana penthouseku berada. Tanganku bergerak, memutar kemudi ke arah berlawanan.

Aku masuk ke kawasan Hotel Paris Las Vegas sembari menekan layar ponsel, menelepon seseorang.

"Dimana?" tanyaku tanpa basa-basi. Entah apa yang kupikirkan, aku sedang tidak ingin pulang.

John menjawab di detik berikutnya. "Clubku."

Aku menghentikan mobil di depan lobi, berdesis tajam memerintahnya. "Buka pintu untukku."

Jeda cukup lama bagi John memproses perintahku yang terbilang langka, lalu dia memulihkan diri. "Ok."

Club John terletak di tengah hotel Paris yang dia miliki juga. Sangat berkelas meski aneh. Konsepnya terkesan idealis, persis seperti pemiliknya. Bahkan ketika pertama kali mengakuisisinya, John berlagak serakah karena tidak membawa kami ke jajaran eksekutif.

Tapi aku mengerti. Itu adalah cara seorang pria menikmati dunia dalam genggamannya. Menjadi prestasi hebat saat diakui orang-orang. Lebih hebat lagi ketika John membangun ruangan yang aksesnya tertutup.

Jika William memiliki cara untuk mengatur meja VVIP dimana pun dan kapan pun maka John memilih ruang privat di suatu tempat untuk dirinya sendiri. Tidak bisa kami gunakan sembarang, dan itulah kenapa aku mesti menelepon agar dia membukanya.

Tepat di area outdoor club, ruangan privat John berada di lantai dua sementara Dj booth beserta cabana-cabana berserakan, mengelilingi kolam renang sementara air mancur raksasa berdiri tegak di tengahnya.

Pintu otomatis terbuka saat aku melewatinya. Mataku langsung menelurusi sekeliling ruangan yang masih sama seperti dulu. Redup. Sunyi. Dan teramat nyaman.

"Masuklah, Brad."

Suara John mengalihkan. Aku menghampirinya yang duduk di sofa sembari menikmati scocth. Karena ruangan ini dibangun lebih tinggi, aku langsung dimanjakan oleh pemandangan luar biasa dari kaca yang membingkai satu dinding tepat di depan sofa yang John duduki.

Jika berdiri di dekat kaca itu, bukan clubnya saja yang akan terlihat. Kawasan luar hotelnya juga seperti jalan raya atau Bellagio Fountain. Dengan kata lain, ruang privat John bersebrangan dengan tempat persembunyianku di hotel Bellagio.

Terkadang aku membayangkan keberadaan kami masing-masing yang berjarak puluhan miles. Terhalang oleh hiruk pikuk di luar sana, dan rasanya John memiliki alasan yang sama denganku saat membangun ruangan ini.

Aku sudah duduk di sampingnya entah berapa lama tapi bajingan itu tak kunjung berbicara atau menawariku minumannya. Aneh. Bahkan meja rendah di depan kami kosong. Hanya ada satu gelas alkohol di ruangan ini yaitu gelas dalam genggamannya.

Bukan karena aku ingin minum namun rasanya aneh saja.

"Aneh." Masih mengamati kaca di depan sana, John menyuarakan pemikiranku sembari tersenyum miring. Lalu dia melirikku. "Kenapa tidak menantangku di ring tinju?"

Braden McKinley - Lover Of Virgins [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang