E p i l o g

12.6K 649 189
                                    

Aku termangu entah berapa lama, merasakan kekhawatiran yang terus menerus menerjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku termangu entah berapa lama, merasakan kekhawatiran yang terus menerus menerjang. Jane belum siuman sejak operasinya selesai, dan hari ini adalah hari keempat dirinya belum sadarkan diri.

Apa yang harus kulakukan, Alam Semesta?

Begitu sampai di bandara Frankfurt am Main, Braden membawaku menetap di hotel yang tak jauh dari University Hospital Heidelberg, disanalah Jane harus dirawat. Karena kami bergantian menjaga Jane bersama bibi Clara, Braden tidak melewatkan kesempatan untuk mengajakku menikmati keindahan kota Heidelberg. Atau tidak pernah membiarkanku tidak mencoba seluruh lingerie yang memenuhi koperku.

Di luar rumah sakit, kami menggila dan bersenang-senang layaknya pengantin baru. Di dalam kamar hotel, kami lebih menggila lagi bagai hewan buas yang tak terpuaskan. Sungguh itu menjadi momen terbaik yang ingin kuingat selamanya. Malangnya, kondisi Jane justru menjadi momen terburuk yang tidak ingin kuingat sama sekali.

Situasi ini begitu paradoks. Amat sangat Braden.

Langit sudah menggelap ketika diriku dan Braden bergiliran menjaga Jane. Braden sedang mengangkat telepon di seberang ruangan sementara diriku tak kuasa mengalihkan pandangan dari Jane yang masih terlelap di ranjang rumah sakit. Dokter bilang, operasinya berjalan dengan baik. Bahkan keadaan Jane pun semakin membaik di tiap harinya.

Namun, entah kenapa dia belum saja membuka mata.

Menghela napas beberapa kali, akhirnya, aku berhasil bergerak. Menoleh mengamati Braden yang berbicara pada seseorang. Sepersekian detik berlalu, tatapan kami bertemu. Jantungku seakan berhenti berdetak saat Braden memberiku senyuman mematikan.

Braden benar, Alam Semesta! Aku akan cepat mati jika memiliki suami seperti dirinya. Tak ada yang berubah. Aku selalu bereaksi padanya, dan aku pun memengaruhinya begitu cepat.

Kami berbicara dalam diam sebentar sebelum kualihkan perhatian ke sekitar. Mataku menatap sesuatu di nakas yang berada di sebelah tempat tidur. Tatapanku melekat, menatap kotak hitam yang kuabaikan beberapa hari ini.

Braden benar lagi, setelah melihat isi hadiah yang ingin Michael berikan, pada akhirnya, kuberikan kotak hitam itu pada Jane. Ada pesan tersembunyi di dalamnya, yang kuanggap akan berdampak baik. Tapi karena Jane tidak boleh memakainya saat masuk ke dalam ruang operasi, dia pun menyimpa hadiah itu.

Terlalu frustasi dan gelisah, kuambil kotak di atas nakas lalu membukanya. Kembali termangu cukup lama sembari mengamati kalung beserta tulisan yang berada di dalamnya.

"You are never alone. Guardian angels are always with you. Think of them as your own personal celestial bodyguards. Wear your necklace as a reminder to believe in angels."

Entah bagaimana hatiku menggertak membaca itu. Menepis semua keresahan, aku memasangkan kalungnya ke leher Jane. Kalung yang memiliki liontin berbentuk clover.

Braden McKinley - Lover Of Virgins [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang