"Pasti disuka"

"Mm masa?"

"Iya Azhrilla Vitara Dewanita"

Aku pasrah. Toh, Dev juga yang menyuruhku. Mataku mulai menerawang seluruh aksesoris di depanku. Semuanya memang bagus, ingin sekali rasanya aku membawa pulang semua benda imut ini. Tapi aku pun sadar, aku bukanlah Syahrini yang punya banyak duit. Untuk membeli novelpun aku harus menabung setidaknya satu bulan penuh.

Tiba-Tiba pandanganku terfokus pada sebuah kalung silver yang sederhana berbentuk bintang dengan permata kecil di setiap sudutnya. Indah, unik, dan anggun.

"Yang itu" ucapku menunjuk kalung itu.

"Yang mana? yang bentuk hati?

"Bukan, yang ini nih" aku menunjuk tepat diatas kalung berbentuk kunci itu. Bahkan mengetukkan jari telunjukku beberapa kali.

"Oh yang kupu-kupu"

"Ih Astagfirullahaladzim, bukan Dev! yang ini nih, yang bentuk bintang" ucapkan geram. Gemas sekali rasanya.

Dev tertawa puas. Aku tahu, dia pasti sangat senang melihat ekspresiku yang begitu geram. Kenapa dia mulai menjahili ku sih?

"Iya iya gue paham kok. Mukanya gak usah gitu. Lucu" ucapnya masih tertawa.

Aku menakan kekesalanku yang sudah memuncak, "Lo kok jadi nyebelin si? Ih" aku mencak-mencak sendiri.

"Soalnya lo lucu si kalau marah. Jadi gue tambah suka. Makanya jangan marah" ucapnya, membuatku semakin tak mengerti.

Ternyata dia juga bisa menyebalkan seperti Bang Zahri. Malahan sudah sama menyebalkannya. Dasar! Ingin rasanya aku mencubitnya. Ihhh! Pokoknya geram.

♡♡♡

"Iya, makasih ya mba"

Kami berdua selesai dengan kegiatan kami. Dev kembali menuntunku untuk keluar dari toko ini sambil membawa papaerbag.

"Lo yakin gak mau beli sesuatu Nona Vitara?" tanya Dev memastikan lagi, ini sudah yang ke-tujuh kalinya dia mengatakan hal yang sama.

"Nggak Dev, udah berapa kali bilang juga" ucapku pasrah.

"Novel gak mau?" tawarnya lagi.

"Gak dulu deh Dev" balasku jujur "Gue lagi nunggu PO aja"

Dev hanya mengangguk, dan kembali melanjutkan langkahnya.
Aku melirik sekilas jam di layar ponselku. Masih tersisa dua puluh menit lagi. Aku harap waktu itu cukup untuk menempuh perjalanan pulang.

Di dalam mobil, kami berdua terdiam. Tak ada yang memulai pembicaraan atau bahkan mencairkan suasana. Kami hanya disibukkan dengan pandangan kami yang entah kemana arahnya.

"Nona Vitara" sahut Dev tiba-tiba.

Aku menoleh, dan mengangkat kedua alis ku seolah bertanya balik padanya "What?"

"Gak si. Gue cuman bingung mau panggil lo apa. Masa Nona Vitara? Kepanjangan. Lidah ku gak kuat" katanya.

Aku berdecak. Apa gunanya menanyakan hal seperti ini. Dasar! Kurang bahan obrolan sekali dia.

Azhrilla [Very Slow Update]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin