Enam

31.8K 663 7
                                    

Angga POV

Sorry, cantik. Rencanaku akan selalu berada paling depan. Aku tersenyum saat masih memegang sebuah foto Kanaya kecil. Mungkin aku membuatmu kesal atau jengkel. Tapi percayalah, aku tidak ingin kau pergi jauh dariku lagi. Apalagi, dengan ide konyolmu untuk membatalkan pernikahan ini. Susah payah aku mencari informasimu selama bertahun tahun. Ketika sudah dapat, kau ingin pergi dari sini? Tidak mungkin Kanaya. Walau ini bukan kemauanmu, tapi aku bukanlah penjahat yang mencari, mendapat setelah itu kubuang. Aku akan membuatmu bahagia bersamaku.

"Bro! "
Aku langsung meletakkan fotonya begitu saja diatas tempat tidur.

"Whooa!! Keren banget lo! " Sandy-teman masa kuliah- menepuk bahuku dan langsung duduk ditepi tempat tidur.

"Lo balik kapan? Ga ngabarin gue dulu lagi, "

"Lah, lo nikah juga ga kabarin gue juga, "

"Lo tau dari siapa kalo gue nikah hari ini? "

"Heh, lo itu bukan anak kalem. So, mau tentang lo seneng atau bukan, jelas seantero jagad tau tentang lo, "

Mendengar itu, aku selalu ingat ketika masih dibangku kuliah. Kita memang bukan anak baik yang selalu dipuji dosen. Justru, kita selalu bikin onar disetiap tempat manapun. Selain itu juga kita selalu dikejar dosen karena tidak mengerjakan tugas.

"Eh bro! " Aldo menepuk keras bahu. "Gue denger, lo nikah sama ABG? "

Aku menghela nafas, "Bukan ABG sih, jelasnya gue nikah sama bocah, "

"Sumpah lo? Uihh.. Mantep dong! Tapi, gimana bisa lo nikah sama bocah? Lo kan dari dulu suka sama cewe cewe yang.. "

Haha. Njirr! Aldo memang jagonya merubah suasana. Oke, lupakan soal diriku, Aldo dan kata katanya.

"Itukan dulu. Sekarang mah, beda. Gue lebih suka yang nakal ketimbang yang manja, ehh? "

"Sialan! Brengsek lo! Jadi maksud lo, suka yang agresif ketimbang yang malu malu kucing? "

Aku hanya tersenyum. Tidak mau lagi menggubrisnya. Aku tahu, setelah ini dia akan bercerita aneh. Dan membuatku kacau nantinya.

•°•

Kanaya POV

APA INI?? Gaun, aksesoris, make-up tebal. Aku tidak suka dengan semua ini dan harinya. Hari ini adalah hari tersial yang pernah aku jalani. Subuh tadi aku sudah berhasil kabur lewat jendela. Tapi gagal! Satpam setempat mempergokiku. Lalu aku dikurung untuk khusus hari ini.

"Mba, senyum mba? "

Apa sih, si mba. Dari tadi nyuruh senyum mulu. Aku sebel sama mba dan semuanya. Riasanku hampir selesai. Dan menurutku ini terlalu tebal. Aku takut nanti jerawatku muncul.

"Nay, " suara itu? Sepertinya aku kenal?

Aku menoleh kebelakang. "Kak Tita! ". Setelan dress putih yang dipakainya mengingatkanku pada sosok wanita yang selalu ada disamping Kak Vando.
Kami berpelukan setelah beberapa tahun tidak berjumpa. Dia mencium pipi kanan lalu kiri kemudian berganti mencium kening.

"Astaga, Kak Tita kok, bisa ada disini? " tanyaku sembari menuntun Kak Tita duduk dipinggir tempat tidur.

"Iya, aku kangen Vando, " jawabannya benar benar membuatku menggantung. "Aku pikir, kalo aku mampir kangen aku hilang. Eh, malah jadi tau kalo kamu menikah. "

Cause I'am Yours [TAMAT]Where stories live. Discover now