Dua

60.2K 1.1K 6
                                    

"Woyy!!" tiba tiba Dea berteriak kearah pria itu berbarengan sambil mendorong tubuh Kanaya keluar dari persembunyian.

Setan!, batin Kanaya.

Sekarang Kanaya mati kutu saat pria itu berbalik menghadapnya dan menatapnya seperti menyelidik.

"Kau memanggilku?"

Deg.

Jantungnya begitu sangat cepat berdetak. Sampai sampai dadanya naik turun tidak terkontrol.

Kurang ajarnya! Awas abis ini!, batin Kanaya terus tidak menerimanya.

"Ma-maaf.. Anu.. " Kanaya berpikir keras menemukan alasan agar dia cepat menyelesaikan tantangannya.

Jantungnya memompa lebih cepat lagi ketika pria itu berjalan mendekat kearah Kanaya. Membuatnya menjadi lebih gugup. Dalam hati, Kanaya terus mengucap sumpah serapah kepada Dea. Apapun yang terjadi hari ini, Kanaya harap bisa membalasnya kelas.

"Apa kau mengenalku?" tanya pria itu dengan tatapan tajam.

Susah payah Kanaya ingin menjawabnya. "I-iya, kau pria pembeli kopi kan?".

Pria itu menaikkan satu alis tebalnya. Astaga, apa yang diucapkan Kanaya memang tidak logis. Pasalnya memang Kananya sama sekali tidak mengenalnya.

"Maaf,"

Cup,

Bibirnya mendarat tepat dipipi kiri pria itu. Sontak pria itu langsung memelototkan kedua matanya. Rasanya Kanaya ingin mati saja ditempat setelah ini. Dan diyakini wajah pria itu langsung merah padam.

Mereka sempat saling bertatap lama sebelum Dea menarik kembali lengan Kanaya untuk lari.

"Waahhh.. Keren! Hebat lo!", Dea bertepuk tangan antusias setelah Kanaya berhasil menyelesaikan tantangan yang dibuatnya.

Kanaya langsung mendelik tajam pada Dea.

"Nay, lo keren banget sumpah! Nyali lo bener bener ngga bisa ditanding!".

"Gue lakuin itu kan karna emang gue ga takut sama tantangan lo itu! Tapi ini tantangan terakhir! Besok besok, gue kasih lo tantangan yang lebih dari ini!", ucap Kanaya sembari membelokkan setir mobil yang menuju rumah Dea.

"Turun lo! "

Dea cekikikan dengan nada cemprengnya. "Cantik, jangan galak dong."

***

Cup.

Angga terus terus saja mengingat kejadian tadi. Sungguh membuatnya merinding. Entah setan apa yang merasukinya, rasanya ingin sekali bertemu dengan gadis itu lagi. Dengan tiba tiba sosok wanita mencium pipi kirinya.

Dari saku celananya Angga mengeluarkan ponselnya. Memencetnya dan menggesernya pada ikon galeri. Sosok gadis kecil berkepang dua inilah yang menjadi perhatiannya dari dulu. Sorot matanya yang tidak bisa Angga lupakan.

"Kanaya, kutemukan dirimu."

Awalnya, Angga sama sekali tidak mengenal wanita itu dari jauh. Tapi, stelah dari dekat, Angga menatap tajam manik mata wanita itu. Seperti mengenal, dan akhirnya Angga yakin dialah gadis kecil itu. Dulu yang lugu sekarang sudah tumbuh menjadi lebih berani. Buktinya, wanita itu berani mencium dirinya diparkiran mobil bawah tanah.

Cause I'am Yours [TAMAT]Where stories live. Discover now