Lima

33.7K 696 8
                                    

Suasana pagi ini, terasa abu abu dan kelam. Langit mendung dan udara sejuk menyisir tiap kulit tubuhku yang tak terselimut. Aku menggeliat, sejenak satu bayang wajah seorang pria membayang.

"Om? " kata ini keluar otomatis. Sumpah.

Aku mengumpulkan seluruh kekuatan supaya dapat menerima kenyataan bahwa sebentar lagi aku ini adalah nyonya Angga. Yep, entah bagaimana pemikiran ini datang. Tapi memang apa adanya. Selalu menuruti apa kata mama dan papa. Aku bergidik. Saatnya menyusun strategi.

Om, temui aku hari ini dikafe Cimoy. Sekarang, aku malas nunggu.

Send.

Biarkan saja dia menunggu disana. Hari ini aku ingin slow motion. Hahaha. Jika dibayangkan, om tua tukang sok itu pasti akan masuk angin, muntah muntah, meleran dan se-bangsa tanah air. Entah dia akan mengamuk atau tidak, aku tidak peduli.

Lima panggilan tak terjawab. Siapa lagi kalau bukan si om tukang sok itu. Ponselku terus berdering tiada henti. Aku sangat kesal, bisa saja kan jika dia mengirimiku sms saja.

"Kau! Dasar menjengkelkan, aku disini sudah satu jam dan kau belum datang! Apa maumu? Hah? "

What? Aku bahkan belum menyapanya dia sudah memarahiku.

"Iya, iya. Aku sedang dijalan. Jalanan macet, tiga puluh menit lagi aku sampai, " sesungguhnya aku masih didalam kamar dengan rambut masih penuh roll. Setelah itu, sambungan terputus. Benar benar orang aneh.

°•

Angga POV

HUH! dia kira dia siapa? Menyuruhku dan aku patuh saja seperti kedelai bodoh. Sudah dua kali aku ditipu oleh ABG labil seperti dia. Pertama barang belanjaannya dan sekarang menunggunya. Sepagi ini dia memintaku untuk segera datang ke kafe. Dia bilang juga jika dia sudah berada disana. Bullshit! Rasanya ingin langsung ku tiduri saja ABG itu. Sabar sabar, Angga. Jangan sampai nafsumu melonjak karna amarahmu.

Tepat tiga puluh menit, seorang gadis yang masih memakai baju tidur datang. Aku harus memasang wajah marah. Harus.

"Ehem! " dari sudut mataku, aku melihat dia sudah duduk dihadapanku.

"Aku minta maaf, " apa aku tuli? Baru saja dia meminta maaf. Sungguh lucu. Dan memalukan. Kenapa sebelum dia datang kemari dia tidak mandi? Oh Kanaya..

"Aku minta maaf, karna telah membuatmu menunggu. "

"Apa kau pikir ini lucu? Aku menunggumu pukul enam yang lalu. Dan sekarang.. " aku menunjukkan pukul berapa sekarang kearahnya.

Kanaya hanya menunduk. Entah dia takut atau memang itu adalah triknya untuk menipuku lagi. Aku tetap memasang wajah marahku.

"Aku tahu, kau tidak menyukaiku. Tetapi, buka berarti kau dapat mempermainkanku seenak hatimu. Kau kira aku ini menyukaimu? Jangan harap! "

Kanaya tetap menunduk. Apa kata kataku terlalu? Kuperhatikan, bahunya sedikit bergetar. Apa dia menangis? Ya ampun, bukan maksudku. "Kau menangis? "

Kanaya mengusap matanya yang berair. Dia menangis. Berarti aku telah menyakitinya.

"Aku memang tidak menyukaimu. Tapi, aku pikir kau menyukaiku. "

Itu bukan pikir lagi, Kanaya. Aku sungguh mencintaimu. Jujur, saat dia mengatakan itu aku tidak mengerti. Apa maksud dari kata katanya itu.

Cause I'am Yours [TAMAT]Where stories live. Discover now