part 9

121K 7.8K 37
                                    


" Masya Allah.... cantik banged kamu Lan...."ucap mbak Ceisya melihat Maylan yang berdiri di depan cermin.

" Alhamdulillah.... kalo cantik hehehe" jawab Maylan.

" ini baju yang Ken kirim kan? "

" he em.... tapi Lan ganti aja ya....nggak enak pakai pemberian orang."ujar Maylan hendak mengganti bajunya.

" Hus,,,, di pake aja, ini cocok buat kamu. Lagian Ken kan emang siapin baju ini buat kamu."

Maylan memperhatikan lagi bayangan dia di cermin, baju ini memang cocok sekali di badannya.Warnanya juga pas dengan warna kulitnya yang putih.

" Bakalan langsung tambah cinta nih Ken...." goda bang Byan.

" Ihhh.... bang Byan apaan sih?? Belum tentu aku akan jawab iya."

" Beneran? Inget loh baru kali ini ada pria yang mau melamarmu... belum tentu ada pria lain lagi. Abang heran kenapa selera Ken bisa jatuh ke cewek cerewet nyebelin dan manja kayak kamu" goda Byan bersemangat.

" Abang Byan jelek... jahat banged sih sama adiknya" kata Maylan cemberut.

" Udah sih mas... jangan godain Maylan mulu... mungkin Ken dan Maylan memang berjodoh" jawab mbak Ceisya membela.

" Tapi bang.... Lan masih belum mengenal dia... Lan juga belum tau bagaimana sifat dia yang aslinya apa dia bener seperti perilaku dia di kantor yang dingin cuek pendiem dan bikin orang selalu penasaran,,," ujar Maylan penuh tanya.

" Insya Allah dia lelaki yang baik, sholeh dan pekerja keras... setelah acara ini kamu bisa lebih mengenal dia. Tapi awas jangan sampai kamu berduaan sama dia, bukan mahrom."

" iya abang...."kata Maylan.

Obrolan mereka berhenti ketika suara mobil berhenti di halaman depan rumah.

Makin deg degan jantung Maylan. Kalau di dengerin mungkin kayak genderang mau perang...loh kok kayak lirik lagu hehehehehe

" Bismillah...tenangkan hati dan pikiranmu..." kata mba ceisya seolah-olah dia tahu apa yang Maylan rasakan.

Kini Maylan dan Ceisya ada di dapur mempersiapkan minuman dan makanan untuk keluarga Ken.

Di ruang tamu.
Terdengar sudah banyak orang. Ken datang bersama Opa, tante Ani kembaran mama Ken dan suaminya Om Kimura. Tidak ketinggalan juga Prana si ice prince kedua.

Sedangkan dari keluarga Maylan. Ada Umi, bang Byan dan pakde Rasyid kakak almarhum abi.

" Kedatangan kami kesini ingin melamar anak ibu Maylan Azkandya Putri untuk cucu saya Keenan Ashaby Pratama." Terdengar suara Opa to the point mengutarakan maksud kedatangannya.

" Saya selaku wakil dari keluarga Maylan, mengucapkan terima kasih atas kedatangan Bapak dan keluarga untuk melamar keponakan saya. Tetapi saya tidak bisa menjawab lamaran ini. Kami sekeluarga sepenuhnya memberikan hak untuk Maylan menjawab." Suara Om Rasyid yang lebih terdengar diplomatis.

Maylan pov

Bismillah sebuah kata yang membuatku tenang melangkah ke ruang tamu.

Setelah menaruh gelas berisi teh manis di depan semua orang.

" Duduk sebelah sini sayang." Kata Umi sambil menepuk sofa di sampingnya.

Aku hanya bisa menundukkan kepala, tidak berani memandang ke depan. Hanya sekian detik melihat kearah Ken, untuk memastikan kembali jawabanku.

Pletak.

Hampir semua orang terkejut melihat Opa memukul kepala Ken dengan ujung tongkatnya.

" Opa sakit..." keluh Ken.

"  Jaga matamu, kalau lihat Maylan nggak usah sampai mata mau lepas gitu."kata Opa kesel.

Mendengar ucapan Opa hampir semua orang tertawa membuat suasana yang tegang jadi lunak dan ceria.

" Maaf semua" ucap Ken sambil menundukkan kepalanya.

" Gimana Lan... apa jawaban kamu? " tanya Om Rasyid.

Sejenak semua jadi diam menunggu jawaban Maylan.

" Bismillah,,, setelah Maylan berpikir dan sholat istikharoh. Maylan,,,Maylan menerima lamaran ini.

" Alhamdulillah..." menggema di ruangan.

"Tapi ada syaratnya" kata Maylan melanjutkan kalimatnya.

" Apa syaratnya? "  Ken bersuara.

" Saya ingin merahasiakan lamaran dan pernikahan ini sampai saya resign dari kantor."

" Sampai kapan?" Tanya Ken memastikan.

" Dua bulan lagi. Tepat satu tahun saya bekerja di perusahaan."

" Saya terima syarat kamu." Jawab Ken mantap.

Karena syarat yang diajukanku diterima keluarga lebih tepatnya Ken. Acara pernikahan akan diadakan dua minggu lagi. Bagiku terlalu cepat tapi kata Opa dan bang Byan sesuatu yang baik, lebih baik di percepat.

Acara pun dilanjutkan memakaikan cincin emas putih di jari manisku oleh tante Ani. Sangat pas di jariku dan bentuknya sesuai dengan Maylan simpel dan elegan.

Ternyata dari tadi Ken sudah menyiapkannya. Begitu yakin Ken atas jawabanku.

UNTUKMU, IMAM RAHASIAKU (the Secret Husband) TERBIT!Where stories live. Discover now