part 4

129K 8.4K 34
                                    


Di Rumah sakit.

"Suster...dokter Doni ada?"tanya Ken pada bagian informasi.

" Maf pak, atas nama pasien siapa mencari dokter Doni?" Jawab suster yang masih memegang telpon seperti sedang mencari informasi adanya dokter Doni."

" Pak Ahmad Suroto,"jawab Ken

" Dokter Doni masih di luar negeri. Tapi beliau berpesan kalau ada pasien atas nama Ahmad Suroto untuk menemui dokter Fabyan, dia asisten dokter Doni."

" Makasih sus, dimana ruangan nya."

" Mari saya antar" jawab suster

Ken dan Opa pun mengikuti ke mana suster itu pergi. Mereka berhenti tepat di ruangan seorang dokter. Di pintu tertera nama Dokter Fabyan Arkandya Putra.

" Nggak asing namanya." gumam Ken dalam hati.

" Dokter , maaf ada pasiennya dokter Doni," kata suster.

" Suruh masuk" terdengar suara dari dalam ruangan.

Ken dan Opa memasuki ruangan , bau ruangannya segar tidak bau obat seperti di rumah sakit. Seseorang berjas putih sedang mencuci tangannya di westafel dekat lemari yang sepertinya berisi peralatan kedokteran.suara murotal surat Ar Rahman terdengar di seluruh ruangan.Menyejukkan hati saat para pasien dateng ke ruangannya.

" Byan...." kata Ken terkejut saat dokter Fabyan berbalik badan.

" Ken..."

" Sudah lama Bi kita nggak ketemu...8 tahun kayaknya" kata mereka berdua sambil bersalaman.

" Ehm.... ehm... ehm..." Opa berdehem

" Oh ya Bi... kenalin ini Opa ku."

" Assalamualaikum Opa..." kata byan menyalami Opa.

" waalaikumasalam... jadi ini dokter yang selalu dibanggain Dokter Doni."
Byan hanya tersenyum.

" mari opa Byan periksa dulu...."

Opa sekarang sudah berbaring di atas tempat tidur. Byan mulai memeriksa Opa Suroto.

Diambilnya alat tensimeter.Diperiksanya tekanan darah Opa.Sekarang tangan Byan beralih mengambil stetoskop yang dari tadi terpasang di lehernya, membenarkan posisi stetoskopnya dan memeriksa dada serta bagian perut Opa. Byan juga mengecek gula darah dan kolesterol Opa.

" Alhamdulillah Opa semua nya baik. Jadi Byan hanya kasih vitamin. Opa masih ikutin saran dokter Doni kan?"

Opa hanya mengangguk dan senyum terpancar di wajah Opa, apalagi hasil pemeriksaan semua nya baik.

" Opa mungkin bisa mengikuti beberapa sunah Nabi Muhammad Shallallahu 'allaihi wasallam. Agar opa tetep sehat."

"Alhamdulillah dari sholat wajib dan sholat tahajud, puasa senin kamis dan makan sesuai ajaran Nabi sudah Opa lakuin."

"Hendaklah kalian bangun malam.sebab hal itu merupakan kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian.wahana pendekatan diri kepada Allah SWT, penghapus dosa dan pengusir penyakit dari dalam tubuh. (HR at-Tirmidzi)

"Al miqdam bin ma'di karib Radhiya llahu'anhu berkata : "Rasulullah shallallahu 'allaihi wasallam bersabda : "Tidaklah seorang manusia mengisi sebuah tempat yang lebih buruk dari pada perut , cukuplah bagi seorang manusia beberapa suapan yang menegakkan punggungnya , dan jika hawa nafsunya mengalahkan manusia , maka 1/3 untuk makan dan 1/3 untuk minum dan 1/3 untuk bernafas" HR Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Albani dalam kitab silsilat Al Hadist Ash Shahih no 2265.

"Syukur kalo begitu , semoga Opa sehat selalu dan bisa gendong cicit dari Ken" goda Byan sambil melirik Ken.

" Lu Bi... masih aja gue jadi sasaran."

"Sayangnya cucuku ini masih sendiri, tahu kapan nikah di otaknya cuman kerja dan kerja."

Perkataan opa membuat Ken semakin terpojok.
Byan hanya tersenyum dan menguatkan sahabatnya.

" Bi, memang lu dah nikah?" Tanya Ken penasaran.

"Alhamdulillah sudah, dan ada jagoan kecil dalam keluarga gue."

"Liat temen mu aja sudah nikah dan punya anak. Kamu masih sibuk kerja" kata Opa.

" Opa.... Ken kerja kan demi perusahaan Opa agar tetep sukses."

"Tapi Opa lebih bahagia kalau kamu menikah dan punya anak. Seorang muslim menyempurnakan separuh agamanya dengan menikah."

Ken hanya mengangguk mendengar ucapan Opa tanpa berani membantahnya apa lagi urusan agama.

UNTUKMU, IMAM RAHASIAKU (the Secret Husband) TERBIT!Where stories live. Discover now