DUA PULUH DUA

284 17 2
                                    

"Gue ngerokok cuma sesekali aja Ay. Kalau lagi nongkrong bareng anak-anak gitu. Itupun paling cuma satu batang."

Kayra yang duduk bersila di atas kasur Gavin menyipitkan matanya. "Bukan masalah lo ngerokok berapa batangnya Bang. Lo tau Mami paling sensitif soal rokok."

Gavin mengacak-acak rambutnya sendiri kemudian melempar dirinya ke sisi kosong dari kasurnya, membuat tubuh Kayra memantul pelan.

"Percaya deh Ay. Gue lebih tau gimana sensitifnya Mami soal rokok dibanding siapapun."

"Ya terus, kenapa lo ngelakuin itu?!"

"Gueㅡ itu normal kan Ay? Anak SMA macem gue yang lagi fase nakal-nakalnya ngerokok. Wajar kan?"

Kayra menaikkan alisnya. "Wajar Bang?" katanya dengan nada suara tidak percaya.

Gavin terdiam. Kayra kemudian menggelengkan kepalanya. "Gue gak tau ya, sejak kapan anak SMA ngerokok itu wajar."

Gavin masih tetap terdiam.

"Apa pendapat kalau lo gak nakal, kalau lo gak berontak, kalau lo gak ngerokok itu berarti cupu, bener-bener berlaku ya di kalangan anak cowok?"

Gavin mendengus. "Bukan gitu Ay."

"Terus Bang? Lo ngerokok pas nongkrong sama temen lo kan? Masa iya ada temen yang ngehasut buat ngelakuin hal buruk? Temen macam apa itu?!"

Gavin menaikkan sebelah alisnya ke arah Kayra. "Temen gue ngerokok tadi ada si Kean sama Reo."

Kayra tiba-tiba terdiam mendengar dua nama itu. Iya, tentu saja. Teman Bang Gavin di sekolahnya kan mereka. Reo juga sudah terkenal nakalnya di sekolah tidak heran kalau dia merokok. Kean juga, walaupun reputasinya tidak senakal Reo. Tapi tetap saja, Kayra merasa sedikit kecewa.

"Udah deh Ay. Gue gak ngerokok lagi deh. Kalau perlu setiap gue nongkrong lo boleh ikut. Biar lo bisa pastiin gue gak ngerokok," kata Gavin tiba-tiba sambil menepuk kepala Kayra.

Kayra menghembuskan nafasnya pelan. "Gak gitu juga Bang. Tapi, ditepatin ya? Demi Mami."

Gavin tersenyum kemudian menarik Kayra dan mendekapnya. Kayra yang terkejut kemudian memberontak berusaha keluar dari dekapan Gavin.

"Bang, apasi meluk-meluk?!"

Gavin tersenyum jahil. "Udah lama gue gak meluk adek gue," katanya kemudian mengeratkan dekapannya. Gavin diam-diam bersyukur bisa memiliki Kayra sebagai adiknya. Walaupun Kayra bukanlah adiknya seutuhnya.

***

"Halo, Kean?" kata Kayra setelah memilih menjawab telpon Kean.

"Halo Ra," kata Kean. "Kenapa?"

Kayra menggigit bibirnya. "Enggak, gue mau nanya," kayanya ragu.

Kean berdehem kemudian langsung berkata, "Nanya aja lah."

Kayra menggigit bibirnya lagi. "Tadi, lo nongkrong sama Bang Gavin gak? Sama Reo juga?"

Kean langsung menjawab. "Iya, tadi pulang sekolah katanya si Gavin mau jemput lo tapi lonya udah pergi sama Alina kan. Jadi kita nongkrong sebentar. Kenapa Ra?"

Kayra menelan ludahnya. "Kalian, tadi ngerokok?"

Kali itu, Kean tidak langsung menjawab. Dia sedikit terbata ketika meenjawab. "Iya.."

Kayra menahan nafasnya. Ternyata memang benar. Sekarang dia terdiam sementara sambungan telponnya dengan Kean masih tersambung. Awalnya, dia berniat menelpon Reo, tapi Kayra tahu jelas, dia akan kecewa jika mendengarnya dari Reo.

Bukan karena dia ada perasaan lebih ke Reo. Tapi karena cowok satu itu berjanji akan berubah padanya kemarin. Kayra mulai berpikir sebenarnya Reo tidak benar-benar serius dengan ucapannya.

"Ra?"

Suara Kean menyadarkan Kayra dan membawanya kembali dari pikirannya. "Eh yaudah Ken, gue tutup dulu ya. Dipanggil Mami nih," kata Kayra berbohong.

Kean terdengar bingung sebentar. "Oh oke. Daah."

Kayra kemudian langsung menutup sambungan telpon itu. Kayra kemudian melihat beberapa notif pesan dari Reo yang masuk ke handphonenya. Sepertinya, malam ini Reo tidak akan mendapatkan perhatian Kayra dulu, karena Kayra langsung mematikan handphonenya dan jatuh tertidur.



I'm so sorry for the very very late update:( Part ini juga dikit. Serius, ini lagi writer block mulu terus ditambah lagi tugas tugas sekolahan yang bener-bener bikin mumet:( Sorry babes! Love y'all!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 10, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Finding FondnessWhere stories live. Discover now