DUA BELAS

136 14 1
                                    

"Ada chat dari Reo."

Kayra menolehkan kepalanya ke Kean dan buru-buru mengambil paksa handphonenya.

"Deket banget ya kalian?"

Kayra menoleh ke Kean lagi setelah menjawab pesan dari Reo.

"Deket-deketnya temen gimana ya?" jawab Kayra rancu.

Kean tidak cukup puas dengan jawaban Kayra. Entah kenapa, mengetahui sejauh mana hubungan Kayra dan Reo adalah prioritas nomor satu baginya sekarang.

"Temen apa temen?" kata Kean lagi.

Kayra tertawa entah untuk apa. Tidak ada unsur humor di perkataan Kean tapi dia hanya ingin ketawa.

"Kita gimana deh coba?" tanya Kayra balik.

"Jadi, gue sama Reo imbang nih?"

"Imbang apaan?" Kayra menoleh ke belakang lagi.

Belum sempat Kean membuka mulutnya untuk menjawab, Alin lebih dulu menginterupsi. "Ken, gue saranin deh ya. Lo gak usah kepikiran lebih dari temen ke Kayra. Entar patah hati."

Kayra menoyor pelan Alina. Yah, kenyataannya memang begitu. Tapi, entah kenapa rasanya kasar berkata ke Kean begitu.

Kean sendiri merasa biasa dengan setiap perkataan ketus Alina. "Gitu?" katanya, mengambil nafas sebentar Kean kemudian berbicara lagi. "Gue sih mau temenan aja niatannya. Kalau lebih dari temen, sahabat?"

Kayra menatap Kean lama. Kalau perkataan Kean barusan adalah sengaja untuk mencari simpatinya, maka Kean sukses membuatnya simpatik. Kean yang mengaku ingin menjadi sahabatnya benar-benar membuatnya satu langkah lebih nyaman untuk bergaul dengan cowok bola itu.

Alina tiba-tiba bersuara lagi, membuat antusiasme Kayra akan omongan Kean tadi runtuh. "Mana ada cowok sama cewek sahabatan doang."

Kean tertawa keras. "Terus kita apaan Lin? Pacar?"

Skak mat!

Kayra tidak bisa menahan dirinya untuk tidak tertawa histeris. Jarang sekali Alina bisa di skak saat berbicara.

"Hayo Lin jawab noh!"

"Whatever."

Kean kemudian lanjut tertawa bersama Kayra. "Udah ah Ra, entar kita ditendang ke pinggir jalan kalau ledekin Ndoro Putri lagi."

***

Tok tok tok

Pintu kamar Kayra terbuka setelah terdengar ketukan pelan. Bang Gavin muncul kemudian.

"Ra, besok gue yang jemput ya?" katanya kemudian.

Kayra yang sedang tiduran sambil baca komik sambil nyemil mengerutkan keningnya. "Tumben kudu izin dulu, biasanya juga langsung jemput."

Bang Gavin mendekat dan duduk di kasurnya. Mencomot sekeping keripik kentang dari stoples di delat Kayra, dia kemudian berkata. "Enggak, biar pasti aja. Entar lo malah sama Alin lagi."

"Emang kenapa harus sama lo?"

"Soalnya, Reo minta dijemput juga."

Kayra melongo. "Ha?"

Bang Gavin hanya mengangguk sambil sibuk mencomot keripik kentang Kayra. Sementara, adiknya itu buru-buru mengambil handphone untuk mengechat Reo.

Kayra : Lo minta jemput Bang Gavin?

Membutuhkan waktu cukup lama sampai Reo menjawab.

Reo : Iyanih, gue kangen..

Kayra menyerngit merasa sedikit terganggu dengan pernyataan Reo. Tapi kemudian sebuah chat lain masuk ke handphonenya.

Reo : ..kangen Gavin.

Kayra tidak bisa menahan senyuman gelinya. Gavin yang menyadari hal itu kemudian merampas paksa handphone Kayra.

"Astaga, si Reo berpotensi naksir gue!" kata Gavin dengan acting sok panik. Sedetik kemudian dia berbicara lagi, "Ya ampun, chat lo bedua apa banget dah. Absurd."

Kayra terkekeh. Dia biasanya tidak membiarkan siapapun membaca chatnya. Tapi Bang Gavin yang membaca chatnya bersama Reo rasanya tidak masalah. Toh, seperti kata Bang Gavin. Chat mereka gak ada yang penting. Absurd semua.

Misalnya saja,

Reo : Kayra

Kayra : Ya?

Reo : Coba deh liat Gavin lagi ngapain.

Kayra : Udah, lagi main ps. Kenapa emang?

Reo : Yaudah, gak apa-apa.

Kayra : Ngapain suruh liat?

Reo : Kalau suruh cium gak enak.

Kayra : Ha?

Reo : Iya, nanti ada yang iri.

Kayra : Siapa?

Reo : Gue.

Kayra : ..?

Reo : Gue gak suka liat Gavin di cium orang.

Haluv semuaaa! Akhirnya aku update lagi ya after entah berapa lama:(((

Hope you guys enjoy it!

Love - HY 💗💗💗

Finding FondnessWhere stories live. Discover now