DUA PULUH SATU

147 13 3
                                    

Hari ini mood Kayra sedang dalam kondisi yang sangat baik. Dia berjalan masuk ke dalam rumahnya sambil sedikit berjingkrak. Entah karena apa. Alina sendiri sempat heran karena sepanjang jalan pulang Kayra terus-terusan tersenyum.

Tapi, sekarang, ketika dia masuk ke ruang keluarganya, suasana mencekam langsung menyambutnya. Bang Gavin sedang didudukkan di depan Mami. Itu artinya sedang ada sidang berlangsung. Dulu Kayra pernah didudukkan karena pulang malam.

"Asalamualaikum Mih," kata Kayra sambil berjalan pelan menuju Mami tang terlihat marah. Kayra menyalami tangan Mami kemudian melirik Bang Gavin sekilas. Bang Gavin sedang menunduk jadi dia tidak sempat membalas tatapan Kayra.

"Waalaikumsalam. Kayra, duduk di samping Abang kamu," kata Mami tanpa melihat Kayra.

Kayra tiba-tiba langsung ciut. Sebenanrnya ada masalah apa hari ini? Mami orangnya jarang marah. Jadi, kalau sampai dia semurka ini sekarang, pasti ada masalah besar.

"Kayra," kata Mami dingin. "Kamu jujur sama Mami. Kamu selama ini tau gak kalau Bang Gavin merokok?"

Kayra membulatkan matanya. Bang Gavin merokok?! Astaga, pantas Mami marah. Merokok adalah hal tabu di rumah mereka. Mengingat seseorang pernah meninggal karena kanker paru-paru akibat rokok. Kayra menggeleng cepat kemudian menengokkan kepalanya untuk melihat Bang Gavin.

"Bener? Ayra gak bohong sama Mamih?" tanya Mami lagi untuk memastikan.

"Sumpah Mih, aku aja baru tau Bang Gavin merokok," kata Kayra dengan nada serius. Sementara itu, Bang Gavin masih menundukkan kepalanya sejak tadi.

Mami menghela nafasnya. "Tadi, Mami pulang dari swalayan, gak sengaja lihat Abang kamu ngerokok di warung pinggir jalan dekat sekolah kamu, sama segerombolan temennya. Ada juga yang pakai baju seragam kayak Ayra."

Kayra lagi-lagi membulatkan matanya. Teman Bang Gavin di sekolahnya kan Reo and the gang. Kayra tahu Reo dan kawan-kawannya memang nakal. Dan kalau mereka merokok seharusnya bukan lah hal yang mengejutkan. Tapi, memikirkan Kean dan Reo yang merokok rasanya membuat Kayra terganggu.

"Abang," kata Mamih membuat Bang Gavin mengangkat kepalanya. "Mami gak akan kasi tau Papa soal ini. Tapi. Abang bisa janji sama Mami gak akan ngulangin itu lagi?"

Bang Gavin mengatupkan rahangnya. Kayra jarang sekali melihat Bang Gavin yang seperti ini. Dia kemudian mengangguk. "Iya Mih. Maafin Abang."

Mamih berdiri kemudian berjalan ke arah Bang Gavin. "Abang berdiri," kata Mami. Bang Gavin berdiri seperti apa yang Mami suruh. Mami kemudian langsung memeluk Bang Gavin.

Kayra yang melihat adegan di depannya menahan senyum. Inilah Mami. Setiap kali habis memarahi anak-anaknya Mami selalu menunjukkan kasih sayangnya ke anak-anaknya. Yang Kayra sukai lagi dari Mami adalah Mami tidak pernah mengadu soal anak-anaknya ke Papa. Jadi, mereka tidak pernah dimarahi berkali-kali karena satu masalah yang sama. Kecuali masalah itu adalah masalah besar tentunya.

Bang Gavin balas memeluk Mami setelah beberapa saat terdiam. "Maafin Abang Mih," katanya.

Mami mengelus punggung Bang Gavin. "Mami gak mau lagi kehilangan orang yang Mami sayang karena rokok Bang. Jangan pernah sentuh barang itu lagi."

Bang Gavin mengangguk. Mami kemudian melepaskan pelukannya. "Yaudah, sana kalian ganti baju terus cuci tangan. Mami udah siapin ayam bakar kecap buat makan siang."

Kayra langsung berdiri dengan semangat. "Yeay! Mami tau aja Ayra lagi laper banget," kata Kayra sambil menubruk Mami untuk kemudian memeluknya. "Sayang Mami!"

Mami tertawa lalu memukul pantat Kayra. "Kamu tuh Ay. Suka gak sadar umur. Masih aja bertingkah kayak anak SD," canda Mami sambil terkekeh.

Kayra menyengir lebar kemudian melepaskan pelukannya dari Mami. Bang Gavin yang biasanya bakal mengoloknya ketika bersikap sok inut seperti tadi memilih untuk diam. Kayra paham Bang Gavin masih marah sama dirinya sendiri. Jadi, Kayra langsung melompat dan merangkul leher Bang Gavin, membuat Abangnya itu terpaksa membungkuk karena perbedaan tinggi mereka.

"Ayra sakit!" kata Bang Gavin memprotes. Kayra tidak memerdulikan Abangnya itu dan menyeret Bang Gavin menuju tangga untuk naik ke atas bersama.

"Bang, lo hutang cerita sama gue!" Kayra merengut sambil tetap menggeret Bang Gavin.

Finding FondnessWhere stories live. Discover now