SEPULUH

135 16 1
                                    

"Jadi lo cuma muter-muter Gramed?"

Kayra mendengus. "Iya Bang! Akhirnya dia minta gue robek kertas selembar dari buku gue. Udah."

Gavin tertawa keras. "Reo tuh, jahilin lo Ay!"

Kayra mendengus. Jika tahu ini hanya akan jadi bahan lelucon, Kayra tidak akan menceritakan kejadian kemarin ke Gavin.

"Tapi, dia masih ngechat lo gak?"

Kayra mengangguk. Iya, Reo memang masih mengganggunya setiap malam. Kean juga. Tapi syukurnya, sampai saat ini, mereka berdua bertingkah layaknya teman biasa. Dan syukurnya lagi, mereka masih tahan dengan perilaku convos-killer Kayra.

"Tuhkan, gue udah bilang, bisa kan lo temenan sama cowok tanpa embel-embel ke situ."

Kayra mengendikkan bahunya. Yah, mungkin Gavin benar.

***

Kayra tadi sedang asyik nonton film di kamarnya ketika seseorang menggedor paksa kamarnya. Dan pelakunya tak lain adalah Gavin.

Kayra ditarik paksa oleh Gavin untuk turun ke bawah menuju ruang tamu. Kayra hampir saja membuat jantungnya berhenti ketika matanya menangkap seorang Reo duduk di sofa ruang tamunya.

"Apa-apaan?" Kayra bergumam tanpa sadar.

Gavin nyengir lebar memamerkan deretan giginya yang rapi. "Gue sama Reo mau pergi. Tapi gue lupa, belum siap-siap. Jadi, Ay, temenin Reo bentaran ya, gue mau mandi dulu."

Kayra hendak protes tapi Abangnya itu sudah berlari menuju kamar mandi terlebih dahulu. Meninggalkan dia dan Reo hanya berdua di ruang tamu.

"Hai," kata Reo sambil mengangkat satu tangannya.

Kayra mendengus. "Emang harus banget ditemenin nih? Sendiri aja gak apa-apa kan?"

Reo menaikkan alisnya. "Gak sopan bener sama tamu."

Kayra memutar matanya. Padahal tadi dia sedang asyik memandangi wajah tampan Thomas Sangster di The Maze Runner. Walaupun, Reo juga cakep, tapi tetap saja kegiatan menontonnya jadi terganggu.

"Emang lagi ngapain sih, sampe gak mau di ganggu?"

Kayra melirik Reo. "Lagi nonton."

"Nonton apaan?"

"Maze Runner."

"Itukan udah lama filmnya."

"Ya, tapi ada Thomas Sangster."

Hening sebentar, kemudian Reo tidak bisa menahan tawanya. Entah apa yang lucu, tapi suara dan ekspresi Kayra barusan benar-benar menghibur.

"Gak ada yang lucu kali." Kayra mendengus sebal. Kalau begini, mending dia tinggalin aja si Reo.

"Sorry sorry, yaudah, pake laptop kan?"

Kayra menjawab malas, "Iya."

"Noton bareng aja di sini? Lo jadi bisa liat si Sangster dan gue ada temen."

Kayra terlihat menimbang saran Reo sebentar.

Iya, ada benernya juga.

"Yaudah, gue ke atas dulu ambil laptopnya."

Reo mengangguk kemudian melihat Kayra menghilang di balik tembok. Tak membutuhkan waktu lama sampai Kayra kembali dengan membawa laptopnya.

Gadis itu kemudian duduk di sofa setelah menaruh laptopnya di atas meja. Dia kemudian menggunakan headset yang tersambung ke laptop di telinganya.

Reo menaikkan alisnya. "Lah, malah denger sendiri."

Kayra menoleh, melepas sebelah headsetnya kemudian berkata, "Apa?"

Reo menghembuskan nafasnya berat. Tanpa basa-basi dia menarik sebelah headset itu kemudian memasangnya di telinganya.

Kayra dia mematung. Astaga, posisi ini agak awkward bagi dia. Dan dengan kurang ajarnya, jantungnya tiba-tiba berdemtum kencang.  Sebagian dirinya percaya itu adalah tanda waspada, sementara sebagian lain percaya itu sesuatu yang lain.

Calm down Kayra. Dia cuma mau ikut nonton

Hello! Akhir-akhir ini aku lagi banyak tugas jadi gak bisa rutin nulis:( Alhasil inilah bisa nulis tapi pendek. Hope you like it ya! Diusahain update lagi secepatnya💕

Finding FondnessWhere stories live. Discover now