TIGA BELAS

137 17 1
                                    

"Lo ngapain sih di sini?"

Alina mendengus sebal sambil menaruh botol kecap di atas meja dengan kasar. Kayra menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Gue? Makan," kata Reo setelah menelan sesendok mie ayam.

"Harus banget di sini?" sungut Alina lagi.

"Gak ada yang harusin sih. Tapi gak ada yang gak bolehin juga."

"Gue gak bolehin."

Kayra mendengus sebal mendengar perdebatan dua orang itu. "Udah lah, anjing aja gak boleh di ganggu pas makan. Ini kalian malah gangguin manusia!"

Alina terkikik geli, "Akhirnya Ra, lo nyamain diri lo sama saudara lo juga."

"Ih, babiy lo, itu cuma perumpaan Alin bego!"

Reo mendengus mengikuti tingkah Kayra tadi. "Apa perlu gue nyamain diri sama guguk juga biar kalian gak ganggu makan gue?"

Entah dimana letak humornya tapi Kayra tertawa mendengar perkataan Reo tadi. Ketawa, sendirian. Alina geleng-geleng. "Heran ya Ra, humor lo kok bisa receh banget."

"Oh, jadi Kayra itu humor rendahan?" Reo mengangguk-angguk sambil memasukkan sesebdok mie ayam ke mulutnya lagi.

"Kean mana?" Alina melirik Reo sekilas.

"Oh, dia gak jajan. Sibuk ngegame, temen gue ada yang bawa stik PS."

"Dibolehin emang?" Kayra menatap Reo penuh tanya.

Reo mengendikkan bahunya. "Enggak lah. Tapi kan, gak ada yang tau."

Alina memutar matanya. "Entar gue laporin Pak Hamar tau rasa lo!"

Reo terkekeh geli sambil menelan makanannya. Kayra sebenarnya bingung, gimana bisa Reo menelan sambil ngomong dan ketawa tanpa keselek?

"Sahabat gue kalau Pak Hamar! Laporin aja gih, lagian yang main kan si Kean dan kawan kawan. Gue enggak."

Kayra menaikkan alisnya. "Sahabat? Iya ya, saking sahabatnya sampai di seret gitu karena bolos."

"Ciye inget. Gue kira bakalan lupa."

"Iya bentar gue lupain."

Alina mendengus kemudian berkata, "Nih ya Re, gue mau kasi tau lo. Kalau lo ada niatan mau gebet si Kayra mending mundur aja, dia gak niat pacar-pacaran."

"Lin, lo udah bilang gitu ke dua orang loh," kata Kayra sambil memutar matanya.

Sebenarnya, dia senang karena Alina berniat baik untuk melindunginya dari apa yang dia enggak suka. Tapi, Kayra juga jadi merasa risih kalau Alina harus bilang gitu ke setiap cowok yang ada di sekitarnya. Kesannya kayak dia itu dimauin banget. Yah, kayak kata Bang Gavin, belum tentu cowok itu ngedeketin cewek karena mau pacaran.

"Kayra gak mau pacaran?"

Alina mengangguk sementara Kayra berusaha bersikap acuh tak acuh.

"Oh yaudah, nanti gue paksa aja. Atau gue sogok, gimana Kay?"

Kayra yang sedang meminum minumannya tiba-tiba langsung terbatuk dan hampir saja menyemprotkan minumannya keluar dari mulutnya kalau saja refleksnya sudah tidak bagus.

Alina langsung menepuk-nepuk punggung Kayra sambil tertawa. "Tuhkan Re. Lo udah ditolak tuh!"

"Coba lagi itu namanya, bukan ditolak."

Kayra sudah selesai terbatuk saat akhirnya dia berinisiatif untuk merubah topik pembicaraan demi kenyamanan bersama. "Hari ini lo jadi ikutan nebeng ke Bang Gavin?"

Reo mengangguk sambil memasukkan suapan terakhir ke mulutnya sementara Alina, seperti biasanya, langsung mengeluarkan komentar. "Heran ya, sejak kapan cowok-cowok jadi tukang tebeng?"

Kayra dan humor recehnya kemudian bereaksi membuatnya menjadi satu-satunya orang yang tertawa.

"Humor lo Ra, luar biasah!" Kata Alina sambil geleng-geleng.

Reo terkekeh kemudian menjawab pertanyaan Kayra yang tertunda. "Iya gue jadi nebeng. Kan gue udah bilang gue kangen Gavin."

Alina melotot dan Kayra hampir saja mengira bola mata sahabatnya itu bakalan copot dan menggelinding di lantai.

"Gak nyangka gue. Lo tampang badboy hati feminim. Ra, please jaga Bang Gavin dari makhluk satu ini."

Its been a long time hiks😢 hope you guys like this! Pencet bintangnya ya, komen juga. Love y'all💕💕💕

Finding FondnessWhere stories live. Discover now