LIMA BELAS

110 11 0
                                    

Kayra sedang memeluk satu mangkuk penuh es krim yang baru saja dia ambil dari kulkasnya ketika dia menyalakan laptopnya, hendak menonton film entah apa. Dia sudah bosan dengan list film yang dia punya. Semuanya sudah dia tonton berkali-kali, dan dia butuh stock film baru.

Biasanya Alina adalah bandar film favoritnya. Tapi, OSIS sedang sibuk evaluasi akhir tahun. Jadi, Alina tidak bisa aktif menyuplai film untuknya sementara ini. Sebenarnya, Kayra bisa download sendiri mengingat di rumahnya ada wifi. Tapi, dia terlalu malas untuk mencari link download yang pas.

Ketika membuka folder filmnya, matanya langsung menuju ke file dengan nama The Maze Runner. Tiba-tiba saja Reo yang sedang berbagi headset dengan dirinya terbayang lagi dan Kayra merasakan perasaan aneh itu lagi. Perutnya seperti geli danㅡ

Ting!

Kayra melirik handphonenya yang berada di samping laptopnya. Dan sebuah notif terlihat di layarnya.

Kean : Ra, gue lagi nemenin nyokap belanja. Bosen.

Kayra akhirnya menaruh mangkuk es krimnya di tempat kosong di kasurnya dan mengambil hapenya. Gadis itu berpikir sejenak hendak menjawab apa sampai akhirnya dia memutuskan untuk mengetik.

Kayra : Terus kenapa laporan ke gue?😂

Kayra menyendok sesuap es krim ke mulutnya, kemudian kembali menatap layar laptopnya untuk memilih film yang akan dia tonton.

Ting! Ting!

Kean : Kirain bakal bilang 'Jadi gue pilihan pas bosen doang?'
Kean : Kayak cewek-cewek biasanya

Kayra tersenyum geli melihat chat itu. Kemudian membalas.

Kayra : Emang iya cewek biasanya jawab gitu? Kok gue gak tau.

Ting!

Kean : Lo gak pernah pdkt sama cewek sih..

Kayra mengerutkan keningnya sebentar kemudian tertawa melihat balasan Kean itu. Kayra masih memikirkan jawaban yang tepat ketika chat dari Kean masuk lagi.

Kean : Gue telpon boleh gak? Bosen banget sumpah.

Tiba-tiba saja senyum Kayra langsung lenyap. Kalau cowok ngajak nelponan itu wajar gak sih? Adalah hal yang terus berputar-putat di otaknya.

Pada akhirnya, dia memutuskan untuk beranjak dari kasurnya dan menuju kamar Bang Gavin yang dekat dengan kamarnya, tepatnya di sebelah kamarnya. Bahkan kalau Kayra ngesot pun pasti sampai dengan cepat ke kamar Abangnya itu. Tapi dia yakin Bang Gavin tidak akan senang kalau ada cewek ngesot-ngesot datang ke kamarnya. Jadi, Kayra memutuskan untuk berjalan.

Aturan utama Bang Gavin dan Kayra semenjak Bang Gavin masuk SMP adalah mereka harus mengetuk pintu kamar satu sama lain terlebih dahulu sebelum masuk. Tidak boleh langsung nyelonong masuk.

Tapi, Bang Gavin lebih sering melanggarnya. Sedangkan, Kayra pernah sekali asal masuk ke kamar Gavin ketika teman-temannya sedang berkumpul di sana. Parahnya saat itu Kayra baru saja bangun tidur dan masih muka bantal. Kayra kemudian selalu memastikan dirinya mengetuk pintu kamar Abangnya terlebih dulu sebelum masuk, seperti sekarang.

"Masuk!" teriak Bang Gavin dari dalam kamarnya setelah ketukan ketiga.

Kayra menarik kenop pintu kemudian berjalan masuk ke dalam kamar Bang Gavin. "Abang lagi ngapain?" tanyanya basa-basi, melihat Abangnya sedang tiduran di kasur sambil memainkan hapenya.

"Lagi boker," kata Bang Gavin datar tanpa melihat ke arah Kayra.

Kayra mendengus kemudian duduk di pinggir kasur. "Ish, orang nanya baik-baik di jawab gitu."

Gavin akhirnya merubah posisinya menjadi duduk. "Ya abisnya, udah jelas gue lagi main hape."

"Gue tau kalau itu, maksudnya lagi main apa. Lagi chat kek atau apa gitu."

Gavin menaikkan alis kirinya. "Sejak kapan lo care?" Raut wajah cowok itu berubah menjadi aneh seketika. Gavin tersenyum idiot ke arah Kayra. "Jangan-jangan lo sekarang udah mau ya ayang-ayangan sama gue?"

Kayra mengambil bantal di dekatnya kemudian melemparkannya ke wajah Abangnya. "Gak usah jijik-in deh Bang."

Gavin terkekeh, kemudian menyadari sesuatu. "Ngapain lo ke sini?"

Kayra mengedipkan matanya beberapa kali. "Anu, itu, kalau lo ngajak cewek nelponan tuh tujuannya apa Bang?"

Gavin mengerutkan keningnya. "Siapa yang ngajak lo telponan?"

"Ish, kepo. Jawab aja pertanyaan gue, jangan balik nanya."

Gavin memutar matanya. "Yah, kalau gue sih tergantung ceweknya. Kalau gue lagi pdkt ya berarti untuk modus. Tapi kalau boring gue sering iseng nelpon temen gue yang random gitu buat diajak ngomong aja."

Kayra mengangguk dan tepat sedetik kemudian handphonenya berdering dan nama Kean terpampang di layar benda itu.

"Lah, beneran langsung di telpon. Siapa sih Ay?" tanya Gavin sementara Kayra langsung berlari keluar kamar Abangnya itu tanpa mengatakan apapun.

Finding FondnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang