ENAM BELAS

110 13 0
                                    

Kayra melompat ke atas kasurnya dan bersyukur karena es krim yang ada di atas kasurnya tidak tumpah. Dengan segera dia menatap hapenya lagi dan memutuskan untuk menekan bulatan hijau yang ada di sana.

"Halo?" kata suara berat di seberang sana.

"Eh, halo," kata Kayra sambil memindahkan mangkuk es krimnya ke atas meja lampu di sebelah tempat tidurnya.

"Diangkat juga, kirain bakal gak diangkat," kata Kean sambil terkekeh.

Kayra bingung harus ngomong apa jadi dia cuma ikut terkekeh bersama Kean. Mereka berdua berhenti terkekeh sampai pada akhirnya suasana menjadi hening.

"Gak nanya 'kenapa' gitu Ra?" Kean memutuskan untuk memecah keheningan.

Kayra terkekeh lagi kemudian mengikuti omongan Kean di berkata, "Kenapa?"

"Abisnya lo gak bales chat gue. Jadi, gue kira lo gak mau ditelpon gitu. Tapi gue iseng nelpon eh ternyata diangkat."

"Gue tadi abis ke kamar mandi," ujar Kayra berbohong.

"Oh gitu," kata Kean. Ada jeda sebentar sampai Kean berkata lagi, "Gue mau nanya lo lagi ngapain, tapi kayaknya itu mainstream banget ya?"

Kayra tertawa. "Iya, mainstream. Tapi gue jawab aja ya. Gue lagi mau nonton nih."

"Nonton apa?"

"Belum tau, gue udah tonton semua film yang gue punya. Jadi bingung mau rewatch yang mana."

"Lo suka film?" tanya Kean.

"Suka banget."

"Sama kayak si Alina ya?"

Kayra memilih untuk memposisikan dirinya berbaring sebelum akhirnya menjawab, "Iya. Kok tau?"

"Enggak, waktu itu dia pernah bilang aja."

Kayra mengangguk. "Oh gitu," katanya kemudian buru-buru menambahkan. "Lo pernah deket sama Alina kan?"

Diam sebentar sampai akhirnya Kean bersuara lagi. "Iya. Tapi deket deket gitu doang. Akhirnya si Rafa minta dicomblangin ke Alina. Terus ya udah."

Kayra hampir saja bilang ke Kean kalau Alina sempat naksir berat ke Kean. Tapi mengingat kecengan Alina sekarang, si Rafa, adalah teman Kean rasanya tidak etis kalau dia mengatakan hal itu.

"Eh, rumah lo masih di perumahan yang depan gapura masuknya ada rumah makan padang kan?"

Kean yang tiba-tiba bertanya seperti itu membuat Kayra mengerutkan keningnya bingung. "Iya, kok tau?"

Kean tiba-tiba tertawa dan Kayra bingung bagian mana dari percakapan mereka yang lucu.

"Gue gak tau lo masih inget apa enggak," kata Kean setelah dia berhenti tertawa. "Dulu, waktu masih SMP gue pernah main ke rumah lo, tepatnya di kamar Gavin. Terus tiba-tiba aja ada yang masuk keㅡ"

Kayra menyadari sesuatu dan tiba-tiba memotong pembicaraan Kean. "LO ADA DI SITU?"

Kean tertawa mendengar suara Kayra yang dinaikkan satu oktaf. "Sorry Ra," katanya meminta maaf entah untuk apa.

Kayra bangun dari posisi tidurnya karena terkejut. Astaga, hilang sudah reputasinya di depan Kean. Dia ingat ketika salah masuk kamar dan malah masuk ke kamar Bang Gavin dengan muka kucel baru bangun tidur. Ditambah lagi matanya yang bengkak karena malamnya habis nonton Batman dan Kayra menangis bombay saat adegan Bruce Wayne alias Batman mati. Entah kenapa, dia ingat betul kejadian memalukan itu.

"Halo Ra?" Suara Kean kemudian membuat perhatian Kayra dari bayangan muka bantalnya saat itu teralih.

"Ih, sumpah itu aib," kata Kayra. "Pas itu gue baru bangun gitu karena haus terus mau balik tidur. Tapinya salah masuk kamar. Mana muka gue kucel banget pasti."

Kean terkekeh sebentar. "Biasa aja kok, tetep cantik."

Kayra hampir tersedak liurnya sendiri mendengar perkataan Kean barusan. Tiba-tiba saja Kayra tertawa canggung. "Mana ada, gue kucel banget pasti. Udah ah, ganti topik. Sumpah itu aib!"

Kean terkekeh untuk ke entah berapa kali. "Oke, oke, bahas apa nih enaknya?"

Kayra bergumam tak jelas. Masih merasakan efek malu karena memikirkan percakapan mereka barusan.

"Eh, tadi Reo pulang bareng lo ya?"

Seketika ingatan Kayra kembali ke siang tadi saat dia, Bang Gavin, dan Reo satu mobil. Kayra terseyum canggung entah untuk siapa kemudian menjawab, "Iya, hehe."

"Tadi gue nitip salam ke Reo, dia sampein gak?"

"Iya, disampein kok."

"Bagus deh," kata Kean. Kayra diam karena merasa arah pembicaraan ini mulai tidak jelas. Apa temen emang pake acara salam-salaman segala?

"Eh, jangan salah paham ya Ra," kata Kean lagi membuat Kayra terkejut. Rasanya seperti Kean baru saja membaca pikirannya. "Gue beneran pengen temenan akrab sama lo."

Kayra merasakan perasaannya sedikit lebih longgar. "Iya Kean, gue ngerti kok. Kita udah temenan kok."

Hening sebentar kemudian Kean berkata. "Eh, nyokap gue ternyata udah kelar belanjanya nih. Entar kapan-kapan gue telpon lagi ya?"

"Iya, kalau lo bosen telpon gue aja," canda Kayra sambil tergelak.

Kean di ujung sana tertawa juga. "Yaudah Ra, matiin telponnya."

"Eh? Kenapa gak lo aja yang matiin?"

"Udah lo aja, biar gue gentleman."

"Apa banget deh," kata Kayra sambil tertawa geli. "Yaudah gue matiin ya. Daah!"

Finding FondnessWhere stories live. Discover now