22. Crazy Man

1.1K 85 6
                                    

Ladea menunggu balasan pesan yang ia kirimkan ke Santy. Sudah hampir seminggu. Tampaknya Santy benar-benar melupakan Indonesia. Terakhir wanita itu memberi kabar bahwa ia telah menikah dan mempunyai kehidupan yang jauh lebih baik.

Ladea mengembuskan napas panjang. Ia meyakinkan diri untuk menutup rapat-rapat kenyataan bahwa ia telah mengetahui ayah kandung Shasya yang sebenarnya dari Santy. Apalagi ia telah berjanji untuk tidak memberitahukan bahwa sesungguhnya ia dan Fadli masih dalam satu lingkaran kekerabatan; ya walau cuma suami dari sepupunya.

Sebuah foto terpampang di layar smartphonenya. Ladea menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ya Tuhan, bagaimana bisa aku tak menyadarinya. Paras Shasya sebelas dua belas dengan Fadli," gumamnya saat memandang foto lebaran beberapa bulan yang lalu. Saat keluarga besarnya berkumpul bersilaturahmi.

Di benaknya muncul keinginan untuk menghubungi Dina, sepupunya. Namun sebuah panggilan membuyarkan angannya.

"Bayu?"

Ladea menimbang-nimbang.

Panggilan tak terjawab.

Sekali lagi ...

"Ladea?"

"Ya? Ada apa?"

"Aku di teras rumahmu."

"Ha?"

Apa yang ia lakukan? Ladea melongok ke luar jendela. Sontak Bayu melambai-lambaikan tangannya.

"Norak!"

Dengan malas Ladea membuka pintu.

"Kau lupa? Ini Minggu. Family Time," ujar Ladea sewot.

"Minggu yang sepi. Anakmu di rumah omanya kan?" Bayu tersenyum puas.

"Boleh aku duduk?"

"Silakan."

"Hmm... sebenarnya aku ingin mengajakmu keluar."

"Kau seperti anak ABG. Saya sedang ingin istirahat."

Bayu mengembuskan napas. "Baiklah kalau itu maumu. Aku hanya ingin memberikan ini ..." Sebuah kotak beludu merah hati dikeluarkan dari kantong kemejanya.

"Apa itu?" Tangan Ladea masih enggan menerima.

"Aku tahu ini terlalu cepat. Tapi aku ingin sekali menikahimu. Maukah kau menjadikanku suamimu?"

Alih-alih terharu, Ladea tergelak.

"Apa-apaan ini, Bayu?"

Bayu bingung kenapa Ladea malah tertawa. "Apa aku kurang romantis? Maaf aku tak bisa seperti di sinetron-sinetron. Atau novel romance yang sering kau baca. Aku hanya ingin menikah. Apa itu salah?"

"Tidak, tidak ... itu tak salah, Bayu. Kau bebas mau menikah, lagi ... tapi kau salah memilih. Saya tak mau menikah."

"Mengapa? Kupikir kau juga menyukaiku."

"Menyukaimu?"

"Ya ... ciuman-ciuman itu, kau juga menikmatinya kan ..."

Ladea terdiam.

"Benar, kan ...?!"

"Ya... tapi itu tak berarti saya menyukaimu. Itu hanya ... tindakan alamiah saja. Dan jangan diambil hati." Ladea berusaha tenang saat mengucapkannya. Ia menahan sedikit gejolak hatinya saat terlintas ciuman dan belaian Bayu beberapa hari lalu di kantor.

Bayu menatap Ladea tak percaya.

"Kau boleh bermain kata-kata, La. Tapi matamu tak bisa berbohong. Bahkan setiap kali kau berusaha mengingkarinya semakin jelas terlihat ada aku di dalamnya."

Bayu merasa menang. Ladea tampak salah tingkah.

"Jangan sok tahu ah."

"Jadi?"

"Jadi apa?"

"Terima permintaanku? Bila kau berat menjadikanku suamimu, maka biarkanlah aku yang menjadikanmu istriku."

Ladea mendelik. "Keras kepala!"

"Ayolah. Apa susahnya bilang ya?"

Bayu bersikeras.

"Lama-lama kau memang seperti anak muda yang baru mengenal cinta. Tak seperti itu seharusnya."

"Lantas aku harus bagaimana? Menidurimu lebih dulu?"

"Gila. Sudah pulang sana! Kau mengganggu waktu istirahatku, Bayu."

"Kau masih membenciku? Karena alasan yang tak benar? Aku bukan pria jahat, Ladea."

"Tidak ... saya minta maaf soal itu. Okay?"

"Tak ada yang perlu dimaafkan. Itu semua hanya kesalahpahaman saja. Hanya saja? setidaknya beri aku kesempatan untuk membuatmu jatuh cinta padaku."

"Pak Bayu, kau ... kau benar-benar menjengkelkan. Saya tidak akan jatuh cinta padamu!"

"Karena kau masih mencintai Reyhan?"

... Ladea bergeming.

Reyhan...

Bayu menanti jawaban Ladea. Tapi wanita itu justru masuk ke rumah. Bayu melongo.

"Apa salahku bertanya?" gerutunya seorang diri di teras.

Tak lama Ladea muncul dengan kostum berbeda.

"Tadi katamu akan mengajak keluar? Masih berlaku?"

"Ya! Tentu saja."

"Ayo. Saya yang tentukan tempatnya."

"Baiklah. Kita ke mana?"

"RSJ."

"Apa? Ru-rumah sakit jiwa?"

"Yaaaa!"

"Kau secepat itu jadi gila karena lamaranku?"

"Bukan!"

"Lalu siapa yang gila? Aku?"

"Bukan! Reyhan!"

"Reyhan?"

Ladea berjalan menuju mobil meninggalkan Bayu yang kepalanya penuh pertanyaan tentang Reyhan.

=======

Ahhhh. Akhirnya bisa update lagi. Maaf ya yang sudah menunggu. Berhubung bini lagi sakit susah ditinggal jadi beberapa hari gak sentuh ini. (gak ada yang tanya ya)

bersambung lagi yaaa.

Lady LaWhere stories live. Discover now