3. Awal

7.5K 132 2
                                    

Mereka mengenalku sebagai pria yang tak mudah jatuh cinta. Sangat aneh bagi sebagian besar lelaki. Ini termasuk telat usia dalam mengenal cinta. Santy mampu mengubahku.

Sore itu ia tampak murung di cafe. Tak ada senyum merona di wajahnya.

"Apa yang terjadi?"

"Ibu, Mas. Sepertinya malam ini aku tidak pulang. Lebih baik Mas pulang saja sendiri. Aku sudah minta izin untuk tidur di sini."

Pasti ada perang yang tak bisa disudahi di rumahnya. Aku tak habis pikir. Sejauh yang kutahu segala kebutuhan rumah sebagian besar dari hasil keringat Santy.

"Kamu pulang ke tempatku."

"Tak mungkin, Mas."

"Kenapa? Kau kekasihku, kan?"

"Aku sungkan sama mama."

Hmm ... ya, mamaku sepertinya kurang suka dengan Santy. Aku heran. Bertahun-tahun mama memintaku segera berkeluarga. Tapi aneh. Ketika kubawa wanita ini ke rumah, mama menolaknya.

"Kita pulang!"

"Ke mana?"

"Ke tempat tinggalku, rumahku sendiri. Jangan khawatir akan mama."

Santy kembali tersenyum. Dengan manja ia merebahkan kepalanya di pundakku.

"Terima kasih ya, Mas. Aku tak tahu apa yang terjadi, aku tanpamu."

***

Malam lengang. Jalanan cukup sepi. Ini hampir jam dua dini hari. Sehabis mengantar Santy ke rumah, aku meninggalkannya untuk sedikit pekerjaan di kantor. Saat mobil meluncur, aku sempat bimbang. Apakah pulang ke rumah mama seperti biasa atau menemani Santy yang mungkin gelisah sendirian di rumah yang lama tak kutempati.

Kubuka pesan singkat yang dikirim Santy dua jam lalu, "Selamat istirahat, Mas. Doakan aku tidur nyenyak malam ini. Terima kasih untuk ranjang empuknya."

Tiba-tiba saja jantungku berdesir. Membayangkan seorang wanita di atas ranjang yang biasa kau tiduri, sensasinya sedikit menggoda.

Tanpa berpikir dua kali kuarahkan mobil ke barat. Mungkin saja ia tak bisa tidur nyenyak karena digoda nyamuk-nyamuk nakal.

Lady LaWhere stories live. Discover now