Prolog

20.4K 345 15
                                    

Orang bilang cinta selalu menemukan jalan pulang. Ya mungkin saja itu benar. Tapi tidak buatku.

Jalan yang bagaimana harus kulewati agar bisa menemukan rumahku? Rasanya jalan lurus sekalipun aku tak melihat pintu terbuka.

Pantaslah bila akhirnya aku memilih kembali ke rutinitas yang bagi sebagian besar orang mengatakan itu tak mungkin bisa membuatku bahagia.

Bahagia yang lengkap. Saat ada belaian lembut wanita di belakang punggung lelaki. Lelaki sepertiku yang terlalu takut bahkan untuk sekadar menatap wajah wanita.

Namun, itu dulu ... dan semua berbeda saat aku bertemu La.

Mereka bilang aku gila. Anggaplah benar. Siapa pun akan tergila-gila melihat La. Wanita berambut hitam legam dan ikal terurai di punggung rampingnya. Hidung mancung dan berkulit putih. Mataku tak berkedip saat melihat bibirnya terbuka walau hanya berucap, "Selamat pagi, pak Bayu." Senyumnya begitu menggoda, hingga tak bisa aku memejamkan mata tanpa membayangkan betapa lembutnya bibir itu bila berjejak di bibirku.

Ya, mereka bilang aku gila. Gila janda. Lady La. Begitulah kupanggil ia dalam mimpi-mimpiku. Mimpi yang bermula dari sapanya sesaat setelah ia memperkenalkan diri sebagai partner bisnis beberapa yang lalu.

Aku benar-benar jatuh cinta.

Lady LaWhere stories live. Discover now