17. Just Believe Me

1K 86 9
                                    

Kau pernah meninggalkan Santy seorang diri. Bukan tidak mungkin kau akan meninggalkanku juga ...

Ladea membalikkan badannya. Bayu sudah berada tepat di hadapannya.

"Saya--"

Bayu mendorong tubuh Ladea ke pintu. Handbag-nya terjatuh. Bayu mengunci tubuh Ladea dengan badannya. Ditempelkan keningnya menyentuh kening Ladea. Hidung mereka saling bertemu. Degub jangung Ladea tak menentu. Kaget.

"Apa yang --"

"Ssst ..." Bayu memainkan bibir Ladea dengan lidahnya. Refleks Ladea membuka bibirnya. Matanya terpejam.

"Aku tahu ... Ladea. Bisakah kamu meruntugkan tembok di hatimu untukku?"

Ladea bergeming. Bayu kembali memainkan bibir Ladea. Sesekali lidahnya menyerobot masuk. Ladea menegang. Ia merasakan buah dadanya penuh sesak. Bayu menekan dirinya semakin ketat.

"Kamu hanya perlu membuka diri. Kekecewaanmu terhadap laki-laki di masa lalumu hapuskanlah. Aku ingin membantumu. Percayalah padaku. Percayalah aku benar-benar ingin membantumu."

"Bayu ... hentikan ini ... owh ..."

Bayu memegang pinggang Ladea dengan kedua tangannya. Sementara bibirnya menciumi pipi dan daun telinganya.

Ladea semakin menegang. Sesuatu berdenyut di bawah sana. Sesuatu yang telah lama membatu.

Bayu dapat membaca situasi. Ia tahu Ladea sudah tak mampu menahan kekerasan hatinya sendiri.

"Owh Bayu jangan siksa aku seperti ini ..."

Bayu memainkan lidahnya di telinga Ladea sambil mendesah-desah.

"Aku tahu kamu membutuhkan sentuhan demi sentuhan ..."

"Bayu .... please," pinta Ladea. Refleks tangannya memegang tangan Bayu yang mulai turun di balik punggungnya.

"Jangan, Bayu."

Bayu tak mendengarkan. Ia mencengkeram punggung Ladea dan membawanya makin erat dalam pelukan.

Bayu pria dewasa yang normal. Gairah membawanya larut. Rasanya ia ingin melucuti yang membatasi dirinya dengan wanita yang penuh gairah di pelukannya.

"Oh ... Bayu tolonglah ... jangan .... Oh Tuhan ..."
Ladea sudah tak dapat menahannya lebih lama. Ciuman dan sentuhan Bayu membuatnya gila.
Kedua tangannya meremas rambut Bayu manakala Bayu kembali mencium bibirnya penuh nafsu. Ladea membalasnya.

Maafkan aku, Santy. Hati Ladea mulai luluh.

Ladea membalas ciuman demi ciuman. Dipegangnya pipi Bayu dengan tangannya.
Bayu memperlambat ciumannya ...

"Aku tahu ... aku tahu. Kamu pasti akan menerimaku, La ..."

Bayu memeluknya. Menciumi rambut harum Ladea. Ladea lunglai ... Setetes air mata jatuh.

"Saya hanya tidak ingin terluka ... kembali ... karena cinta ..."

"Ssst. Aku takkan membiarkan hal itu terjadi." Bayu menggenggam kedua tangan Ladea dan membawanya menempel di dada. "Percaya padaku."

Ladea menatap dalam mata Bayu.

"Aku memang lelaki. Sama seperti Reyhan yang kau sebut-sebut tadi. Tapi aku bukan dia. Aku bukan lelaki yang begitu mudahnya pergi dari sisi wanita. Apalagi wanita yang kucintai."

Mendengar kata-kata Bayu, Ladea kembali mengeras. Dilepaskannya tangan Bayu. Dan ia mendorong tubuh Bayu agar menjauh.

"Kenapa?"

"Pernikahanmu ... Kau meninggalkan wanitamu."

Bayu menghela napas.

"Aku tidak meninggalkannya. Pernikahan itu ... pernikahan yang salah. Dan kami berpisah baik-baik."

"Bohong!"

Bayu tersentak.

"Ladea? Ada apa denganmu?"

Bayu sedikit heran melihat Ladea yang dipenuhi tatapan marah.

"Apa yang salah?"

"Kau lelaki egois! Lelaki yang dengan mudahnya mencampakkan wanita. Terlebih istrimu sendiri!"

"Ladea?"

"Saya tak ingin dicampakkan ... seperti kau mencampakkan Santy."

Bayu terkejut.

"Apa?"

Ladea bergeming.

"Kamu ... kamu mengenal Santy?"

"Maaf, saya takkan percaya. Saya tak bisa percaya padamu. Meski sesungguhnya ciuman dan sentuhanmu membuat saya ... merasa ... dicintai ..."

"Ladea ... kamu belum menjawab pertanyaanku."

Ladea tak acuh. Ia mengambil hanbag-nya dan kembali merapikan rambutnya dengan jemari.

"Saya permisi. Selamat siang, Pak Bayu."

Ladea membuka pintu dan berlalu tanpa menoleh.

Lady LaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang