PART 11

274 17 1
                                    

"Millo anterin gue... ada yang harus gue beli.. Wati juga kan udah balik." Rengek Milly pada Millo untuk mengantarnya ke toko buku. Ya, karena Milly benci dan takut untuk sendirian dan anak pembantunya itu sudah pulang tadi sore. Dirumah ini, memang Mbok Jum dan anaknya Wati datang pada pagi hari dan pulang pada sore hari. Mereka tidak menginap, karena kondisi suami Mbok Jum yang sakit-sakitan.

"Mager ah, sendiri ae sih udah gede juga lo." Ujar Millo yang masih asik dengan stik ps nya.

"MAMI!! Millo nya nggak mau nganterin!" Seru Milly dari lantai atas dengan suaranya yang delapan oktaf itu ia keluarkan, membuat Millo menutup telinganya.

"MILLO ANTERIN KAKAK KAMU INI UDAH MALEM!" Seru Clara dari lantai bawah.

Milly mengulurkan lidahnya lalu tersenyum. "Apaansi baru juga jam tujuh. Ngaco lo." Ujar Millo pada Milly. "Ya tapi kan langit udah gelap. Gue bilangin Mami lagi nih." Millo mendengus sebal kemudian ia mematikan ps nya. "Iyee, gue ganti baju dulu. Keluar lo kakak biadab." Milly keluar dari kamar Millo.

Didalam perjalanan, Millo tak henti-hentinya menggerutu. Namun Milly tidak menghiraukannya, gadis itu malah menyetel radio dan juga matanya melihat kearah jendela. Memperhatikan jalanan.

Tiba-tiba saja, mata manik Milly menangkap sosok yang ia kenali. Orang itu.. terlihat kacau.

"MILLO STOP!" Millo langsung mengerem mendadak. "Lo gil-" Namun Milly telah turun dari mobil dan berlari menghampiri cowok yang sedang duduk, menangis itu. Millo pun turun dari mobilnya.

Tanpa aba-aba, Milly langsung memeluk cowok itu.

Arga membuka matanya begitu aroma parfum vanilla menyeruak di penciumannya. Ia tahu pemilik parfum ini, ia hafal betul.

"Milly.." Ujarnya.

Milly melepaskan pelukannya.

"Lo ngapain disini Ga?" Tanyanya. Arga menggeleng pelan. "Lo sendiri ngapain?" Tanya Arga. "Gue.." Ucapan Milly terhenti begitu melihat mobil Millo sudah tak lagi ditempat tadi ia turun.

"Sialan si Millo ninggalin gue gitu aja. Adek durhaka awas aja itu anak." Lanjut Milly. Arga terkekeh. "Lo berdua adek kakak kerjaannya ribut terus." Milly mengerucutkan bibirnya.

"Yaudah gue anterin pulang." Ujar Arga yang bangkit terlebih dahlu kemudian mengulurkan lengannya pada Milly. "Tapi Ga, gue itu tadinya mau ke toko buku. Ada yang harus gue beli buat besok, tadi di fotokopi nggak ada pas gue nyari sama Wati." Arga mengangguk. "Gue anterin," Ujarnya menarik Milly ikut berdiri.

Arga telah menaiki motornya, saat Milly hendak menaiki motornya, Arga menyuruh Milly berhenti dulu. Arga turun lagi dari motornya, membuka jaket merahnya kemudian memakaikannya pada Milly yang memakai dress tanpa lengan itu. Tanpa berkata apapun lagi, Arga menaiki motornya. Milly diam. Memaku ditempat. Entah rasanya ia seperti merasa sengatan listrik disekujur tubuhnya.

"Ayo naik." Perintah Arga. Milly pun menaiki motor besar itu.

- - -

"Makasih udah mau nganterin Ga." Ujar Milly ketika mereka tiba dirumah Milly, sepulang dari toko buku.

Arga tersenyum kemudian mengangguk.

"Gue alik, salam sama Mami Papi lo." Ujarnya kemudian melajukan motornya.

Milly berbalik, memasuki rumahnya dengan raut wajah yang bahagia. Entah kenapa ia memasang wajah seperti itu.

Apakah ia sudah jatuh kedalam pesona seorang Arga? Entah, Milly saja tak tahu.

"Hm, senyum-senyum kenapa lo? Itu lo pake jaket Arga? Hayo lo abis ngapain sama Arga?" Tanya Millo yang duduk diteras dengan segelas lemontea dingin.

PLETAK!

Milly menjitak Millo.

"Heh adek durhaka! Elo tuh yang kemana? Main ninggalin gue gitu aja."

"Heh kakak biadab! Elo tuh yang kemana? Main keluar dari mobil gitu aja." Millo membalikan ucapan Milly.

"Ish tau ah." Milly memasuki rumah.

"Mi Pi ada salam dari Arga." Ujar Milly sambil menaiki tangga.

"Waalaikumsalam." Ucap kedua orang tua nya yang sedang berada di ruang tv.

Milly menutup pintu kamarnya, merebahkan dirinya ke kasur. Sesaat kemudian, ia baru sadar ia masih mengenakan jaket cowok itu. Milly membuka jaket Arga, kemudian di ciumnya jaket itu. Bau maskulin khas Arga menyeruak di hidungnya, membuatnya merasa nyaman.

Namun sedetik kemudian....

"Astaga! Apaan sih. Udah tau gue benci banget sama cowok rese itu." Ujar Milly melempar jaket Arga, entah kemana.

"Ish," Kemudian ia memilih tertidur.

- - -

"Pagi Milly!" Ujar Arga yang menyejajarkan langkahnya dengan Milly, dikoridor pagi hari ini. "Ya ampun," Ujar Milly yang terkejut kemudian memegangi dadanya. "Kok ada elo sih?" Tanyanya melihat Arga yang telah datang di pagi hari. "Ya kan ini sekolah gue juga. lo amnesia ya?" Ujar Arga. "Serah lo ah." Milly mempercepat langkahnya yang semakin lama berlari juga, karena Arga mengejar dirinya. sebenarnya sekarang sekolah sudah dibebaskan, hanya mereka yang mengikuti remedial dan mungkin siswa rajin seperti Milly saja yang memasuki sekolah hari ini, karena Ujian akhir semester telah usai.

"Milly!" Panggil Arga.

Sungguh kali ini mereka tengah dilihat oleh banyaknya pasang mata, jelas saja. Seorang Milly yang biasa saja sedang dikejar oleh Arga. Seperti yang Arga bilang, siapasih yang tak tahu dirinya?

BRUK!

"Eh So-" Milly terdiam.

- - -

Salam Saturn🌾

AMWhere stories live. Discover now