PART 24

127 10 1
                                    

     Dio menyusul Arga dan menghalangi mobil sedan hitam tersebut. Arga pun mengerem mobilnya dan melihat Dio keluar dari mobil putih dihadapannya.

"Keluar lo!" Perintah Dio sambil mengetuk kaca mobil Arga.

Akhirnya Arga pun keluar dari mobilnya dan menatap Dio tanpa ekspresi.

"Kenapa?" Tanya Arga.

"Jauhin Milly." Ujar Dio penuh penekanan.

"Udah cukup ya, Ga. Gue gak akan ngebiarin lagi orang yang gue sayang deket-deket sama lo. Kenapa? Karena lo tuh pembawa sial!" Dio mendorong bahu Arga.

"Setelah apa yang terjadi sama keluarga gue, gue nggak akan ngebiarin lo deket Milly." Dio menatap Arga tajam dan meninggalkan Arga.

Sesaat kemudian, Dio menoleh lagi.

"Dan satu lagi, kalau lo sayang sama orang yang udah berkorban buat lo–lebih baik lo jaga diri lo." Dio memasuki mobilnya dan meninggalkan Arga yang mematung.

     Milly memasukki kamarnya, berteriak senang sambil membanting tubuhnya berbaring di kasur.

"Pake baju apa ya ntar?" Gumamnya.

Sesaat kemudian Milly mengingat kejadian beberapa waktu lalu, "By the way, Arga sakit apa ya? Kok gue rasa bukan sakit biasa."

Seketika bayang-bayang Millo hadir dalam pikirannya dan ia pun berlari menghampiri adiknya tersebut.

"Millo!" Teriak Milly mencari Millo.

Milly mencari Millo ke kamarnya, tetapi tak menemukan Millo di sana, ia berjalan menuju ruang TV, ruang tamu, dan dapur, namun tak juga menemukannya.

Sebuah tangan menepuk bahu Milhy, membuat Milly terkejut, menengok ke belakang dan menemukan Millo dengan wajah yang kusut.

"Astaga!"

"Eh kutu kupret! Lo bikin gue kaget, tau nggak?"

"Kenapa?" Tanya Millo.

"Gue mau nanya deh sama lo, Arga tuh sakit apa sih? Lo tau nggak? Lo kan temenan juga tuh, ya kan?"

Seketika raut wajah Millo berubah menjadi gugup.

"Millo?"

"Milly, itu bukan wewenang gue buat kasih tau lo."

Milly tertawa sebentar, "tumben banget lo ngomongnya wewenang." Namun, beberapa detik kemudian dia menatap Millo tajam.

"Ada sesuatu yang lo tutupin dari gue kan? Ada hal yang gue nggak tau?"

Bukannya menjawab, Millo membalikkan badannya meninggalkan Milly.

"Millo! Eh kampret!" Milly mengejar Millo, tetapi Millo malah menutup pintu kamar dan menguncinya.

"Tuhkan, udah gue tebak ada sesuatu yang gak beres. Apa di situasi ini cuma gue yang gak tau apa pun?" Milly mengoceh sendiri.

Sambil berjalan ke kamarnya, Milly memutar otaknya.

"Please, Milly lo bisa gak sih berhenti kepo?! Tapi gue gak bisa! Karena gue yakin ada sesuatu. Tapi apa?!"

Milly berjalan mondar-mandir di kamarnya.

"Kalau di pikir-pikir, sebelum gue terlibat sama Arga pun, Dio sama Arga emang udah sering berantem. Dio yang gue kenal gak mungkin nyari-nyari musuh gitu. Terus permasalahannya ada di siapa? Arga? Tapi tuh orang emang banyak teka-tekinya bangetsih. Kek apa yang orang bilang, apa yang selama ini gue liat, dan apa yang di alamin sama gue selama ini ketika gue deket dia tuh beda."

AMWhere stories live. Discover now