PART 28

86 9 0
                                    

Jakarta, 2013.

Arga menatap langit dari balik jendela besar dihadapannya.

Diingatnya percakapan seorang dokter dengan kedua orang tuanya yang tak sengaja ia dengar.

Hidupnya tak kan lama lagi,

Ia tak punya harapan lagi untuk bertahan.

Orang tuanya menangis sejadi-jadinya, dan itu yang membuatnya teriris.

"Arga?" Cattalia menghampiri Arga.

Dipegangnya tangan Arga dan dibelainya rambut Arga.

"Apa Arga gak akan hidup lama lagi, Ma?"

Cattalia memeluk Arga yang duduk di kursi roda dengan selang infus ditangannya.

"Apa pun itu, akan kita lalui bersama-sama Arga. Mama janji gak akan ninggalin kamu."

Bara yang melihat pemandangan seperti itu dari kejauhan menyeka air matanya sebelum berjalan menghampiri keluarga kecilnya dan kemudian ikut memeluk mereka.

"Kita balik ke kamar ya," Ujar Bara seraya bangkit dan mendorong kursi roda Arga.

Beberapa langkah lagi menuju kamar Arga, seorang gadis dengan seragam putih-abu itu terjatuh di hadapan Arga karena bermain kejar-kejaran dengan seorang anak berseragam putih-biru.

"Aw," ia mengaduh kesakitan.

Cattalia menghampiri gadis itu, membantunya berdiri.

"Maaf." Ucap gadis itu lembut.

"Maaf ya om, tante..-" ucapannya terhenti begitu melihat Arga dengan tampangnya yang dingin.

Gadis itu tersenyum manis,

Sangat manis,

Dan cantik.

"Kak!" Panggil anak berseragam putih-biru sambil menarik lengan baju gadis itu.

Gadis itu menoleh sebentar, lalu ia menyuruh sang adik untuk meminta maaf juga.

"Kamu gak kenapa-kenapa kan?" Tanya Bara yang di jawab gelengan pelan gadis itu.

"Lain kali kalian hati-hati ya, ini rumah sakit, bukan taman bermain." Ujar Cattalia yang dibalas anggukan.

"Tante...Cattalia Stewart? Tante cantik sekali." Gadis itu nampak kagum pada Cattalia.

Cattalia sedikit gugup dan kemudian membisikkan sesuatu pada gadis itu.

"Jangan pernah katakan siapapun kamu bertemu saya di sini."

"Ayo pah," Cattalia mengajak Bara dan Arga pergi.

Esoknya, Arga yang duduk di kursi rodanya itu berada di taman rumah sakit, memperhatikan kupu-kupu yang hinggap di bunga matahari yang indah.

"Cantik ya?"

Sebuah suara terdengar dari arah samping, membuat Arga menoleh.

"Halo, Diandra." Gadis itu mengulurkan tangannya.

Arga hanya menatap sejenak, kemudian kembali melihat kupu-kupu bersayap putih itu.

"Kamu udah berapa lama di sini?" Gadis itu bertanya.

"Biar aku tebak, pasti dokter bilang kamu gak akan hidup lama lagi. Ya kan?"

Arga menoleh, bagaimana ia bisa tahu?

AMजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें