PART 8

275 17 0
                                    

Milly memejamkan matanya rapat-rapat. Sedetik kemudian...

"Milly! Darla!" Milly membuka matanya, Clara yang tiba-tiba saja datang dan langsung berhambur memeluk Milly, membuat Dio menghentikan langkahnya dan berbalik lagi.

Syukurlah, batin Milly.

"Eh ada Dio," Clara melepas pelukannya dengan Milly. Dio menyalimi punggung lengan Clara. "Apa kabar tante?" Ujarnya. "Baik, kamu sehat? Mama kamu sehat?" Tanya Clara. Dio hanya mengangguk sembari tersenyum. "Loh ada Dio?" Ujar Rakha, Papi Milly yang datang dengan satu koper besar dan satu sopir yang turut membawa satu koper besar juga. "Om," Sapa Dio menyalimi lengan Rakha. "Kalau gitu Dio mau pamit pulang ya Om, Tante." Pamitnya, Clara dan Rakha mengangguk. "Gue balik dulu ya Mil." Milly ikut mengangguk.

"Millo.. darlo!" Seru Clara yang memasuki rumah.

"Papi bukannya seminggu disana?" Tanya Milly membantu Papinya. "Kamu itu gimana sih? Papi emang udah seminggu disana." Ujar Rakha yang terkekeh dengan ucapan Milly.

"Mami?" Ucap Millo bangkit dari duduknya. "Oh my darlo..." Clara memeluk Millo. Arga yang ikut bangkit hanya diam menatap Clara dan Millo yang sedang berpelukan.

Arga. Ia juga ingin merasakan hangatnya pelukan dari sang Ibu.

"Eh ada tamu ya?" Ujar Clara yang baru menyadari Arga dari tadi menatap mereka. "Nama saya Arga tante," Arga menyalimi Clara. "Clara." Ujar Clara lembut. "Papi sini ada tamu!" serunya kemudian.

Rakha dan Milly pun datang ke ruang tv.

Tuhkan itu anak belum balik juga. Milly mendecak.

"Arga Om," Arga menyalimi lengan Rakha. "Ganteng ya Pi." Ujar Clara, Rakha mengangguk sembari tersenyum.

Ganteng? diliat pake sedotan dari puncak eiffel tower kali, Cibir Milly kesal. Pasalnya, Arga belum pulang juga.

"Saya Rakha. Nak Arga teman satu sekolahnya Millo?" Arga menggeleng. "Saya teman satu sekolahnya Milly Om, Tante." Ujarnya. Clara dan Rakha serempak menengok ke arah Milly. "Eh? Apa?" Ujar Milly.

"Tapi saya juga temannya Millo Om Tante." Lanjut Arga.

"Mi, Pi itu si Milly ada temennya main ditinggal aja. Jadi Millo deh yang main sama Arga." Ujar Millo pada kedua orang tuanya. "Milly, lain kali kalau ada tamu jangan ditinggal." Nasihat Rakha. "Kan Mil-" "Udah gitu si Arga diusir-usir mulu sama si Milly." Tambah Millo.

"Milly, nggak baik ngusir-ngusir tamu. Emang kamu mau diusir-usir kalau kamu ke rumah orang?" Kini Clara yang menasihati Milly.

"Tapi kan Mi, Pi.. Milly-" "Mami cape, mau istirahat dulu. Have fun ya semua. Arga anggap aja rumah sendiri." Ujarnya sambil tersenyum pada Arga kemudian berjalan menuju kamarnya. "Papi juga. Dan Milly ingat, jangan ngusir-ngusir orang." Ujar Rakha yang kemudian juga berjalan menuju kamar, sama dengan Clara.

Milly mendengus sebal, Arga dan Millo menahan tawa yang siap meledak. "Apa lo berdua? Udah ah gue mau mandi." Milly pun ikut meninggalkan ruang tv.

- - -

"Milly makan malam udah siap!" Ujar Clara dari lantai bawah. Gadis itupun keluar dari kamarnya menuju meja makan.

"Makan yang banyak supaya kuat." Clara mengambilkan nasi serta lauk pauk pada Arga, layaknya pada anaknya sendiri. Arga tersenyum canggung, sungguh ia ingin memiliki keluarga seperti keluarga Milly dan Millo.

"Lo belum pulang?" Ujar Milly kaget karena melihat Arga yang sedang makan bersama di meja makan dengan kedua orang tua serta adiknya. "Mami yang nyuruh dia makan dulu, tadinya dia mau pulang." Ujar Clara membela.

"Milly lo aneh. Harusnya seneng cogan kayak Arga ikut makan barengan sama kita. Cewek lain pada ngantre kali pengen makan bareng dia." Ujar Millo yang mengesalkan karena sedari tadi membela cowok itu lalu memojoki Milly. Rakha tertawa mendengarnya.

"Maho lo ya! ngatain si Arga cogan?!" Ujar Milly kesal. "Heh gue nggak maho ya! Lo aja yang buta." "Hey sudah, Milly ayo makan." Ujar Rakha melerai.

"Makasih buat tumpangan dan makan malem nya Milly, makin betah gue kesini." Ujar Arga ketika mereka sudah didepan rumah Milly. Ya Milly mengantar Arga ke depan rumahnya, tentu saja atas perintah orang tua nya.

"Enak aja lo. Cepet balik sana!" Usir Milly.

"Oke. Jangan kangen ya Mil, senin gue udah masuk kok," Arga mengacak rambut Milly.

"Ish Arga!" Ujar Milly yang kesal rambutnya menjadi berantakan. Arga pun menaiki motornya dan keluar dari rumah Milly.

- - -

Senin pagi, upacara dilaksanakan. Arga telah datang, namun kali ini ia tak membuat keributan. Sehingga senin pagi ini upacara berjalan dengan damai.

Ketika pembina upacara sedang memberi amanat, mata Milly menangkap Arga yang berdiri di serong depannya.

"Tumben si Arga ikut upacara, nggak buat keributan pula." Ujarnya.

Setelah pembina selesai memberi amanat, tiba-tiba saja Arga terjatuh, ia pingsan. Dan itu membuat sorak keramaian para siswa.

"Arga! Bangun Ga!" Ujar Mario yang memang berada di sebelahnya. Milly berjinjit ingin melihat cowok itu, namun banyaknya para siswa-siswi yang mengerubungi Arga membuat gadis itu tak bisa melihatnya.

Lalu Pak Toni, Mario dan beberapa siswa membantu menggotong Arga ke UKS.

"Duh si Arga kenapa ya? Kok gue kepo ya?" Ujar Mira yang tak dihiraukan oleh Milly. Gadis itu menatap Arga yang digotong-gotong, entah rasa apa yang menyelubunginya, tapi ia merasa khawatir dengan Arga.

Mario menatap sepupu sekaligus sahabatnya yang sedang terbaring dikasur UKS. Ia sendiri saja bingung, mengapa cowok kuat seperti Arga bisa pingsan seperti ini.

Milly sedari tadi tidak fokus dengan apa yang dijelaskan oleh Bu Dewi ia hanya menatap kosong jendela yang berada disebelahnya.

"Mil," Mira menyenggol sikunya. Milly masih diam tak menoleh.

Sedetik kemudian ia bangkit dari duduknya. "Bu, saya izin ke toilet." Ujarnya kemudian meninggalkan kelas.

"Milly?" Ujar Mario yang bingung akan kehadiran Milly.

"Arga belum sadar juga?" Mario menggeleng. "Mama.." Milly dan Mario pun beralih menatap Arga. Milly menghampiri cowok itu dan dipegangnya kening cowok itu.

"Panas," Gumamnya.

Arga membuka matanya, melihat tangan seseorang diatas dahinya, kemudian ia melihat orang itu.

"Milly?" Ujarnya. Milly langsung mengangkat lengannya dari dahi Arga.

Arga mengerutkan keningnya, mengapa cewek itu bisa berada disini? Dan mengapa ia juga bisa terbaring di UKS?

- - -

TBC

AMWhere stories live. Discover now