1.8

973 279 65
                                    

dua hari setelah malam itu, malam yang penting untuk hubungan gue dan michael —well, at least bagi gue it is— masih kami jalani seperti biasanya. dengan umpatan dan emosi gue yang berbalas dengan candaan michael.

somehow, we're making this work. whatever this is.

tapi di hari ketiga sampai seminggu ini entah kenapa gue merasa michael jauh. apa gue nakutin dia ya? apa gue terlalu kasar? masa iya semuanya karena gue?

one thing i learnt from this so called love life of mine; gue harus lebih sayang sama diri gue sendiri sebelum dia.

terkesan egois tapi percaya sama gue its not. selama lo bisa menyeimbangkan, gue rasa egois perlu sebagai bentuk self-love. opini gue aja, sih.

luke: gue di depan kostan lo
luke: keluar dong

lah, dia kira dia dosen gue bisa nyuruh seenak tansu?

flora: nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi silahkan coba beberapa saat lagi
flora: atau tekan aPUS NOMOR GUE

luke: har har
luke: dikira gue masi tertarik sm lo

flora: lah
flora: jih
flora: dih

luke: hhh lupakan tapi pls keluar dulu

flora: x

luke: keluar atau michael mati

flora: HEH ASAL LO

luke: becanda lah lolot
luke: tp serius ini tntng michael
luke: dia butuh lo



"KENAPA LO GA BILANG LANGSUNG AJA?!"

luke menghela napas sambil terus memperhatikan jalan di depannya. "gue pengen bilang ftf tapi otak lo kek tulang," katanya "keras."

gue hanya bisa menatap jalanan lewat jendela di samping kiri gue dengan perasaan yang nggak karuan.

luke bilang ini tentang michael. tapi dia nggak jelasin tentang apa. dan me being me, gue langsung mikir michael sakit atau apa gitu? yang jelas gue mikir dia di rumah sakit.

salahin drama yang gue beli kemarin di  pinggir jalan. biasanya, orang yang tiba-tiba nggak ada kabar dan sekalinya ada kabar malah kabar buruk, apalagi selain sakit?

duh, iya gue sadar gue lebay dan nggak seharusnya mikir gini. tapi, gue nggak tahan.

"kok ke mall?" tanya gue saat kami mulai masuk ke basement.

nggak ada jawaban dari luke.

masa michael jatuh dari eskalator? aduh michael mulai sekarang kayanya gue harus selalu ikut sama lo.

"mau kemana sih, anjir?" gue terus nanya sama luke sampai akhirnya kita ada di depan cinema.

"luke?" gue memberhentikan dia dan membuat dia menghadap gue. "lo ngerjain gue, ya?"

luke memutar bola matanya. "enggalah. kurang kerjaan banget idup gue."

"sekarang aja lu bisa ngomong. kemaren-kemaren lo ngejar gue ulet banget kek monyet nyari kutu."

"bisa lo bercanda sekarang hah, liat nanti mulut lo mingkem." balasnya.

DUH? gue makin panik.

di dalam cinema, luke malah pesan tiket dengan gue protes di sampingnya. ini gue jadi mulai curiga.

"—kita nonton rogue one aja yuk?"

suara itu.

suara michael.

gue menoleh ke belakang. dan gue liat rambut hitam michael —iya, dia mengecat rambutnya lagi. tapi di sampingnya ada seorang cewek. dari jauh mukanya nggak begitu asing.

tunggu,

vivian?



BA DUM TSS har har

jadi genks ive came up with an ending!!! yeAaaay hehe semoga pada ga kecewa ya nanti *wink wink*

masih ada sekitar 1-2 chapter lagee

p.s; sebentar ye diholdnya WHEHEH

date; m.c [c]Where stories live. Discover now