1.7

1.8K 346 152
                                    

"udahan sih keselnya?"

tanya gue pada michael yang masih kesal karena luke tadi. gue nggak ngerti kenapa dia begini banget sama luke.

iya, oke dia ngeselin. tapi yaudah, kaya yang dia bilang, dia masa lalu.

michael menghela napas sembari terus fokus ke jalanan yang mulai ramai berhubung ini malam minggu. "aku nggak kesel sama kamunya."

"najis lo sok aku aku."

sebuah toyoran mendarat di pelipis gue. "serius, jir," ia menoleh ke arah gue sebentar. "kesel aja gitu sama dia ngerasa bisa dengan gampangnya dapetin kamu lagi,"

ia memasang wajah cemberut yang dibuat-buat. "aku sekali aja belum pernah."

gue menampar pipinya pelan. "geli, bego. mungkin emang gue yang nggak mau kali sama lo."

"belum, kan, kata aku. berarti akan."



"makan dulu yuk?"

"males."

sumpah ini michael kenapa sih. gue jadi kesel sendiri ngeliat dia kesel nggak jelas cuma gara-gara luke tadi.

"lo apaan sih kok jadi kesel gajelas." kata gue melirik michael yang lagi check hp-nya karena kebetulan sekarang lagi macet.

dia nggak langsung jawab pertanyaan gue. dan mungkin merasa kalo gue mulai kesel karena gue nggak mengulang pertanyaan gue.

"kok kamu ikut kesel?"

gue memutar bola mata gue yang lagi menatap keluar jendela. "ngomong sama bapak-bapak di samping lo aja." bales gue.

ia melihat ke kanannya dan menemukan seorang bapak-bapak yang lagi ngaca di jendela mobil dia. lalu michael menghela napas panjang. "salah ya, gue bete karna luke?"

lah, balik ke lo-gue lagi.

"hak lo sih, tapi alesan lo nggak jelas."

"gue bete karena dugaan gue bener," kata michael membuat gue balik menatapnya. "dugaan gue kalo he's still after you."

gue bungkam. nggak tau harus lanjut kesel sama dia atau memilih untuk membiarkan diri luluh dihadapannya. "terus kenapa?"

"gue nggak tau sama lo. tapi kalo gue sendiri sadar dan berani mengakui kok, i've started falling for you the moment your palm touched my cheek. sentuhannya sampe ke hati."

gue menggrenyit dan menoyor dahinya. "geli."

dusta.

lo semua pasti tau apa yang gue rasain sekarang. ketika doi dengan gampang mengungkapkan perasaan dia langsung ke depan muka kita. bener-bener merasa dihargai sebagai cewek yang kodratnya hanya bisa nunggu.

gue tersenyum lebar saat ujung bibirnya mulai bergerak kebawah. "tapi, makasih."

ia memberi tautan alis dan wajah kebingungan sebagai jawabannya.

"makasih udah buat gue nggak nunggu lama. gue kira malah lo udah tau gue itu sama lo trus malah ilfeel."

michael tertawa kecil. "itu apa lagi, ambigu."

"geli ngomongnya, anjir."

ia menatap gue dengan tatapan serius namun dengan senyuman kecil yang hampir tak terlihat di wajahnya.

"ngapain geli," ia melajukan mobilnya yang sudah tak terhalang macet. "tinggal bilang, aku sayang kamu, susah ya?"

gue cuma senyam senyum kaya orang gila deket rumah gue sembari menatap wajahnya dari samping.

"susah, sih, pertahaninnya," ia memulai sembari terus menatap lurus ke gelapnya malam di depan. "tapi kalo sama aku mau berjuang,"

ia melirik gue yang masih terus menatapnya dan memberi satu senyuman andalannya.

"bantuin ya."



hidup tuh kadang bener-bener di luar dugaan ya.

dulu, mungkin gue lagi berkhayal gue lagi makan berdua sama ashton di tempat favorit kita sekarang.

nyatanya, gue lagi di warung kopi sama michael.

dulu, mungkin gue lagi membayangkan diri gue sama ashton lagi telepon-an sekarang.

nyatanya, sekarang pukul 11:56 dan gue masih bersama michael.

"4 menit lagi."

gue terbangun dari lamunan gue dan menautkan satu alis sembari menyeruput kopi. "apaan? 4 menit lagi lo ulang tahun?"

ia tersenyum lebar. "engga."

"terus apaan?"

michael melirik jam tangannya. 11:57.

11:58.

belum ada jawaban dari michael tapi entah kenapa gue tau dia akan menjawabnya.

11:59.

sekarang ia terus menatap gue dengan senyum lebar masih terpampang jelas di wajahnya.

gue juga jadi ikutan menatapnya. bedanya, gue dengan tautan alis yang menunjukan rasa bingung yang menyelimuti gue.

apaan sih, michael ini?

12:00.

ia menghela napas panjang. "akhirnya."

gue makin mengerutkan dari. "apaan sih? akhirnya lo bisa kentut?"

yang gue dapat malah toyoran dari dia. "diem dulu, mau ngomong nih."

duh.

apa dia mau nembak gue? cepet banget.

"pada 12 september 2016, saya, michael clifford, adalah orang pertama yang dilihat flora."

lah.

kobam kopi ini anak kayanya.

"hah?"

"biar lo terbiasa. karena nantinya, gue akan selalu jadi yang pertama lo liat. dan gue harap you wouldn't mind. because i wont."

lah.

lah.

gue tersenyum geli melihat tingkah michael yang menurut gue bukan michael banget. tapi jelas gue meleleh.

"tapi, flor,"

ia menggaruk tengkuk lehernya dan tersenyum kecil.

"tadi gue sekalian kentut sih."

saat itu, wangi kopi yang menghangat diganti oleh semerbak gas alam dari michael.

sama michael itu beda. itu yang gue suka. gue tau kok dia juga sebenernya kurang suka sama hal romantis kaya tadi. setidaknya dia usaha. dan gue hargai itu.

gue harap, kalaian nemuin michael clifford kalian masing-masing dikemudian hari ya.

because i have found mine.

ga ngerti lagi berapa banyak maaf yang harus gue sampaikan ke kalian yang nungguin update ff ini dari 1 agustus lalu (terakhir gue updet ini)

sumpah.

MAAF BANGET GUE KEABISAN IDE DAN SEMENJAK SEKOLAH JARANG BANGET YANG NAMANYA BUKA WP:'----)

gue selalu kepikiran karna gue belum update2 juga:'-)

maaf

maaf untuk yang kesekian kalinya:'-)

MAU NANYA PENDAPAT KALIAN PLIS

flora michael mending ngomong aku-kamu atau gue-lo? butuh bantuan kalian:'-)

date; m.c [c]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang